Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kritikan itu Terkadang Terasa Menyakitkan, tapi Sesungguhnya untuk Kebaikan Kita Sendiri

5 April 2017   16:07 Diperbarui: 10 Mei 2017   18:48 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kritik itu Terkadang Terasa Menyakitkan,Tapi Sesungguhnya Untuk Kebaikan Kita

Kalau kita mau jujur pada diri sendiri dan kita harus jujur, terkadang kritikan itu terasa menyakitkan bagi diri kita. Mengapa? Karena kita sudah lama terlena, merasa diri kita sudah baik dan sempurna. Ditambah dengan pujian dan sanjungan dari kiri kanan, menyebabkan tanpa sadar kita lupa diri. Merasa diri orang paling baik, paling pintar dan paling benar. Karena itu,ketika ada orang yang berani menyampaikan kritik terhadap diri kita,baik secara verbal, maupun secara tertulis atau colekan, secara serta merta "harga diri" kita mendadak sontak tersinggung, Untuk sesaat kita mungkin marah dan terbersit rasa sakit hati, karena merasa diri yang sudah hebat, masih dikritik juga.

Kalau mengikuti kata hati dan emosional,mungkin saja kita langsung melakukan tindakan balasan dengan  mengeluarkan kata kata umpat caci dan sumpah serapah. Akan tetapi kita semua dikaruniai Tuhan, akal budi, agar dapat berpikiran secara jernih.

Menenangkan hati dan cobalah melakukan introspeksi diri, bahwa sesungguhnya, siapapun diri kita, sehebat atau setinggi apapun sanjungan orang banyak terhadap diri,tetap saja kita masih teramat jauh dari dapat disebut sempurna. Karena kesempurnaan hanya milik Tuhan.

Kritikan itu Ibarat Sebuah Suntikan

Kritikan itu sesungguhnya adalah ibarat sebuah suntikan. Ketika kita sakit, maka dokter menusukkan jarum kebagian tubuh kita. Untuk sesaat terasa sakit.Tapi sesungguhnya, merupakan obat, agar tubuh kita kembali sehat.

Dalam hidup ini,bukan hanya phisik yang perlu dirawat, agar tetap sehat, tapi juga mentalitas kita. Karena itu ,bukan hanya tubuh phisik, yang membutuhkan suntikan, tapi juga telinga dan hati kita, agar kita sadar diri, bahwa ada sesuatu yang salah dalam diri kita. Sebuah kritikan, kalau diterima dengan berlapang dada, menyebabkan kita sadar diri, bahwa memang ternyata masih banyak hal yang perlu dibenahi dalam hidup kita

Introspeksi Diri:

  • Mungkin ada pekerjaaan yang seharusnya, wajib dilakukan,tapi tidak dilakukan
  • mungkin ada hal yang patut didahulukan,tapi kita kesampingkan
  • mungkin ada tata cara yang kita langgar
  • mungkin juga kita sudah terlalu jauh mencampuri sesuatu yang bukan urusan kita
  • bisa jadi kita secara tanpa sadar, selama ini tindakan kita melukai orang lain
  • atau ada hak orang lain,yang masih tertahan pada kita
  • bisa jadi secara tanpa sadar, kita sudah terlalu jauh masuk kedalam kehidupan orang lain
  • daftar ini dapat diperpanjang lagi, untuk membuktikan,kita jauh dari sempurna

Jadikan Kritikan, Motivasi untuk Introspeksi Diri

Karena itu,setiap kali menerima teguran, kritikan ,jangan cepat cepat tersinggung, apalagi sampai berlarut menjadi sakit hati.Jadikanlah setiap kritikan untuk memotivasi diri melakukan introspeksi diri. Bahwa sadar ataupun tidak,selama ini dan hingga saat ini ada begitu banyak hal yang perlu diperbaiki dan dibenahi dalam hidup kita. Baik dalam cara berpikir, sikap mental dan dalam berinteraksi didalam kehidupan  bermasyarakat.

Menerima kritikan, teguran dengan ikhlas,tidak akan mengurangi harkat diri kita, melainkan semakin menunjukkan betapa inginnya kita memperbaiki diri. Karena hidup itu adalah sebuah proses pembelajaran diri tanpa akhir. Belajar sejak dari buaian, hingga keliang lahat.

Semoga artikel ini ada manfaatnya. Bukan lantaran hidup pribadi saya sudah sempurna,melainkan justru merasakan bahwa kendati sudah berusaha untuk belajar ilmu kehidupan selama kurun waktu 74 tahun, memahami ,masih teramat banyak hal yang perlu dibenahi dalam hidup ini.

Try to learn something about everything and everything about something.” — Thomas Henry Huxley

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun