Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

50 Tahun Berpisah dan Baru Hari ini Bertemu

3 April 2017   17:50 Diperbarui: 4 April 2017   18:16 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

50 tahun lalu,mereka adalah murid murid saya di kelas VI SD Fransiskus RK II,Kini semuanya sudah jadi Opa/foto tjiptadinata effendi

Setelah 50 Tahun Berpisah,Hari Ini Kami Bertemu

Setelah 50 tahun berpisah,akhirnya Tuhan mengizinkan kami bisa bertemu  pada siang ini di Jakarta.Berawal dari adik ipar saya ,Margaretha yang sudah lama domisili di Italia,menanyakan pada saya ,apakah masih ingat dengan  nama Kian Liang? Tentu saja ,saya masih ingat ,karena Kian Liang pernah menjadi salah satu murid di kelas VI SD RK II St.Frransiskus di Padang,pada tahun 1967. Lalu saya dikirimkan no .WA dan langsung saya kontak. Mendapat sambutan sangat hangat ,bahwa mantan murid murid saya semasa masih mengajar di SD ,setengah abad lalu,ingin bertemu. Ada yang katanya mau datang dari Padang dan ada yang dari Surabaya. Tapi karena waktunya singkat,maka yang memungkinkan dapat bertemu hanya 8 orang saja.

Tentu saja hal ini merupakan sebuah surprise bagi kami  berdua,karena anak anak didik sejak lima puluh tahun lalu,masih ingat pada kami. Suatu hal yang merupakan apresiasi yang tidak terhingga.

Maka di sepakati ,kami bertemu hari ini di Restoran Sari Minang ,yang berlokasi di Jalan Juanda ,Jakarta Pusat.

sam-3068-jpg-58e226a69fafbdb006698ee7.jpg
sam-3068-jpg-58e226a69fafbdb006698ee7.jpg
sebuah kebahagiaan masih diingat oleh anak anak didik ,walaupun sudah 50 tahun berlalu/tjiptadinata effendi

Pertemuan Yang Sangat Mengharukan

Bayangkan selama 50 tahun tidak bertemu ,sejak mereka masih anak anak berusia 11-12 tahun  .yang lucu dan nakal dan kini ketika bertemu,dihadapan kami berdiri pria pria gagah dan berwibawa,bahkan sudah menjadi kakek.Pertemuan ini,bagaikan pertemuan antara orang tua dan anak anaknya. Tak ada kesan dan sekat ,antara murid dan guru. Kami berbicara santai ,bagaikan berada dalam satu keluarga besar.

naskah-sd-58e228669fafbdb206698ee7.jpg
naskah-sd-58e228669fafbdb206698ee7.jpg
foto 50 tahun lalu, Beberapa dari antara anak anak ini,sudah tiada lagi dan tak akan pernah ada kesempatan ketemu lagi /tjiptadinata effendi

Ada yang pensiunan Marinir, Pimpinan Bank dan Pengusaha.Pertemuan ini berlangsung secara sangat mengharukan. Kami saling berebut untuk saling bercerita.Tapi ketika saya menanyakan beberapa nama.untuk sesaaat mereka terdiam. Asrul yang  pertama membuka pembicaraan dan mengatakan bahwa sebagian dari murid murid saya,yakni teman sekelas mereka sudah meninggal dunia.

"Saya sempat makan bersama dengan Marnis.mungkin bapak masih ingat orangnya ya..Pada waktu itu,tidak tampak tanda tanda ,bahwa ia sakit.Tetapi setahun setelah itu,ketika saya datang lagi ke Padang dan ingin bertemu,ternyata menurut keluarganya ,Marnis sudah berpulang.

Saya hanya bisa terpana,serasa tidak percaya,murid murid saya ,sudah beberapa orang yang mendahului. Tiba tiba ada telpon masuk dari Surabaya :" Assalammualaikum pak. Saya Harifuddin,masih ingat ya pak?Mohon maaf sebesar besarnya,rencana saya tadinya mau datang untuk bertemu bapak,tapi ada pekerjaaan bangunan yang tidak dapat saya wakilkan kepada orang lain,sehingga saya tidak bisa hadir"

Ada rasa haru yang mendalam ,bagi kami berdua, karena anak anak didik kami 50 tahun lalu,masih ingat kami. Kami mengobrol hingga tidak terasa sudah lebih dari dua jam kami duduk makan disana ,sambil bernostaligia.Ketika selesai makan, kami tidak mendapatkan kesempatan untuk membayar,karena mereka sudah rebutan untuk membayarnya. Dalam hati mereka,masih melekat rasa dan hubungan batin,bahwa sewaktu masih menjadi murid murid,kami memperlakukan mereka,sebagai anak anak kami sendiri. Hubugan bathin inilah yang merupakan magnit yang mampu mempertautkan kami semuanya.

Bahkan ketika pulang,kami diantarkan hingga sampai di Apartement. Berbagai perasaan bercampur aduk dalam hati, gembira ,karena bertemu setelah 50 tahun berpisah,terharu karena mantan anak anak didik kami,masih seperti dulu  menghargai dan mencintai kami.Kami juga sedih,karena beberapa dari antara mereka ,kini sudah tiada dan tidak akan pernah ada kesempatan untuk bertemu lagi.

Beginilah hidup.ada suka dan duka,gembira ,terharu dan sedih.Tapi setidaknya ,sebuah kenangan indah sudah terpateri dalam hati kami,Karena setelah 50 tahun tidak bertemu,hari ini kami dipertemukan di Jakarta

Tjiptadinata Effendi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun