Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kebebasan Berlebihan, Berpotensi Menjerumuskan

10 Maret 2017   18:37 Diperbarui: 10 Maret 2017   18:45 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kebebasan yang kebablasan /dok,pirbadi

Saking akrabnya persahabatan,maka kita jadi lengah,sehingga menceritakan semua hal,termasuk rahasia dapur dari usaha kita. Akibatnya, sosok yang tadinya adalah sahabat baik kita,tergoda untuk melakukan tindak kejahatan,karena semua data dan rahasia dapur perusahaan kita ada ditangannya.

Dan yang telah memberikan adalah justru kita sendiri,karena terbuai oleh manisnya persahabatan dan rasa kekeluargaan,Maka terjadilah tindak kejahatan ,yang seharusnya tidak akan terjadi ,bila kita tidak gegabah dalam mengumbar semua hal,termasuk rahasia perusahaan kita.

Yang dapat terjerat oleh kepercayaan yang over dosis ,bukan hanya orang lain, tapi bisa jadi kerabat sendiri. Meminjamkan sertikfikat tanah atau menggadaikan slip gaji, dengan maksud untuk membantu kerabat kita yang lagi kesusahan, Tidak ada surat menyurat,karena sangat yakin ,bahwa ia tidak mungkin akan menghianati kepercayaan yang diberikan,

Tapi ternyata, hal yang kita anggap :” tidak mungkin “ itupun terjadilah. Akibatnya kita kehilangan dua kali,yakni kehilangan materi dan sekaligus kehilangan sahabat atau kerabat.Apapun yang namanya kebablasan,selalu berakhir tidak baik,bahkan tidak jarang menghadirkan petaka dalam hidup kita.

Oleh karena itu alangkah lebih baik,mencegah dari pada menyesali. Memberikan kepercayaan, harus ada batasan pertanggungan jawab.Ada takaran melakukan kontrol berkala ,untuk menutup sekecil apapun celah,yang dapat menyebabkan orang lain tergoda.

Hal Ini Juga Terjadi Dalam Kehidupan Berumah Tangga

Masih syukur,bagi kami berdua,bahwa yang hilang dicuri ,ditipu ,walaupun jumlahnya cukup besar,tapi dapat dicari gantinya, Yang tidak dapat dicari gantinya adalah ,akibat kepercayaan yang berlebihan kepada sahabat sendiri,akhirnya suami sendiri digaet sahabat baik. Kisah ini,sudah puluhan kali atau  mungkin ratusan kali kita dengar dan kita baca di Surat Kabar,tapi tetap saja banyak orang yang tidak mau belajar dari petaka yang menimpa orang lain.

Semoga tulisan ini ada manfaatnya bagi orang banyak, agar jangan sampai kelalaian kita, membuka peluang dan kesempatan, sehingga menjadi godaan bagi orang lain, yang mungkin saja semula tidak ada niat jahat terhadap kita

Introspeksi diri adalah jalan untuk mencegah terjadinya petaka dalam hidup kita dan hidup orang lain.

Tjiptadinata Effendi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun