Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memperhitungkan Seorang Musuh

9 Maret 2017   19:21 Diperbarui: 9 Maret 2017   19:32 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Musuh Tidak Dicari, tapi Kalau Datang Tidak Dielakkan

Perlu kita selalu mawas diri,untuk menghindari hal hal yang dapat menciptakan permusuhan dengan siapapun.  Karena menciptakan musuh itu sangat mudah,tetapi untuk menjalin persahabatan butuh waktu yang panjang.

Seandaiknya kita sudah menjaga diri  dan selalu menjauhkan diri dari hal hal yang dapat menyebabkan terjadinya permusuhan,tapi  ,masih juga ada yang datang mengganggu dab membahayakan keselamatan diri kita dan keluarga, ,maka tentu saja perlu dihadapi. Musuh tidak dicari,tapi kalau datang,tidak dielakkan.!

Pengalaman Pribadi

Pada tahun 1965-ketika saya masih bekerja di pabrik karet di desa Petumbak,deli serdang, tiba tiba ada yang menyuruh kami berdua lari. Karena dapat kabar,bahwa orang orang yang sama etnisnya dengan kami, mau dibunuh,karena dianggap PKI . Entah siapa yang mau membunuh kami,tidak dijelaskan.,Tapi karena yang memberitahu dan menyarankan kami untuk lari,adalah Pak Hutahuruk, seorang Pendeta,yang  sangat baik pada kami,maka kami percaya apa yang dikatakannya. Kalau menurutkan emosi,saya tidak akan mau lari., Mengingat pada waktu itu saya masih muda .Tapi saya tidak ingin istri saya terluka.Maka dengan menahan perasaan ,kami lari sejauh jauhnya kedalam hutan. Saya hanya sempat membekali diri,dengan sebilah pisau .

Selama tiga hari dan tiga malam,kami tidur dalam semak semak .Dengan menahan rasa letih,kantuk dan lapar,saya selalu berjaga jaga, Kuatir musuh akan datang., Syukurlah kemudian, pabrik dikuasai oleh TNI dan kami dijemput oleh pak pendeta dan tentara. Kami selamat. Bayangkan baru tiga hari.rasanya sudah sangat tersiksa., apalagi hidup dalam permusuhan seumur hidup

Seribu teman,masih terlalu sedikit,satu orang musuh ,sudah terlalu banyak.

Tjiiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun