Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

1,7 Juta Anak Balita Meninggal Setiap Tahun

9 Maret 2017   07:04 Diperbarui: 9 Maret 2017   16:00 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar dan sumber berita: World Health Organizatiion

WHO :"1,7 juta Anak Balita Meninggal Setiap Tahun ,Akibat Pencemaran Lingkungan"

"More than 1 in 4 deaths of children under 5 years of age are attributable to unhealthy environments. Every year, environmental risks – such as indoor and outdoor air pollution, second-hand smoke, unsafe water, lack of sanitation, and inadequate hygiene – take the lives of 1.7 million children under 5 years, say two new WHO report"

Lebih dari 1 dari 4 kematian anak di bawah usia 5 tahun  disebabkan lingkungan yang tidak sehat setiap tahun. Pencemaran  lingkungan , seperti polusi  udara, baik didalam rumah,maupun diluar, sebagai perokok pasif, air yang tak layak diminum, serta kurangnya sanitasi dan kebersihan lingkungan yang jauh dari memadai. ,telah menewaskan,1,7 juta anak anak dibawah usia 5 tahun

Jumlah yang sangat mengerikan. Salah siapa? Pemerintah ,keadaan ataukan semua kita ikut bersalah? Tentu saja ,saling melemparkan kesalahan ,tidak merupakan jalan keluar yang baik.Kematian demi kematian terhadap balita ,yang tidak bersalah apapun pada dunia,akan terus berkelanjutan,bila tidak ada kesadaran dan upaya untuk mencegah atau setidaknya meminimalkan korban yang  berjatuhan.

Seperti ada lingkaran setan,yang tak mampu dielakkan. Contoh nyata adalah asap rokok. Semua sudah tahu,bahwa akibat korban sebagai perokok pasif,banyak sudah yang tewas. Tapi untuk menutup pabrik rokok,yang sekaligus merupakan pemasok dana terbesar bagi pemerintah,adalah sesuatu yang mustahil dilakukan.

Melarang orang merokok disembarang tempat,mungkin merupakan salah satu cara terbaik.Walaupun jelas tidak akan mampu menutup pintu kematian secara serta merta,setidaknya  sudah ada usaha untuk meminimalkan angka kematian.Namun sayangnya,aturan tetap tinggal aturan ,pelanggaran terus berlangsung. Orang masih merokok dimana mana,baik terang terangan,maupun secara sembunyi sembunyi.

Tentang kebersihan lingkungan,semua orang juga sudah tahu,bahwa lingkungan yang tidak sehat,sampah yang menumpuk dan lalat yang berkembang biak dengan bebas,merupakan sumber penyakit dan kematian,namun tetap saja ,masih banyak yang membuang sampah semaunya.

Rumah Makan dan Warung

Belum lagi warung warung ,yang airnya mungkin tidak  pernah diperiksa oleh dinas kebersihan, apakah layak untuk diminum atau tidak. Upaya untuk mengenjot  perekonomian,menyebabkan pemerintah melupakan masalah yang tak kurang pentingnya adalah masalah kebersihan ruang dan sarana untuk rumah makan dan restoran. Sehingga rumah makan dan warung tumbuh bak jamur dimusim hujan,tanpa tersentuh oleh pemeriksaan dari dinas kebersihan.

Rumah Sakit

Rumah Sakit,yang seharusnya merupakan tempat dimana orang mendapatkan kesempatan untuk memulihkan kesehatannya yang terganggu,justru tidak jarang,merupakan tempat penyebaran penyakit,akibat kurang terjaga kebersihannya. Bagi yang belum pernah berkunjung kerumah sakit,silakan membuktikannya sendiri. Bekas kain kasa pembalut luka dan sisa sisa sampah pembersihan pasien,menumpuk dalam bak sampah ,hingga penuh dengan lalat. 

Peran KIta

Terus ,apa peran kita sebagai pribadi,untuk ikut serta mencegah kematian balita ini? Kalau hanya menyalahkan pemerintah atau pihak rumah sakit ,serta restoran yang tidak menjaga kebersihan,tentu saja tidak akan membawa perubahan apapun, Perlu kesadaran diri,bahwa kalau mau mengubah dunia,maka mulailah dari diri sendiri dan  keluarga.Untuk menjaga kebersihan didalam rumah dan lingkungan terdekat kita. Melarang anggota keluarga ,agar jangan membuang sampah sembarangan  ,maupun meludah disembarangan tempat.

Seandainya 250 juta orang Indonesia,sadar akan kebersihan diri dan lingkungan, bayangkan betapa besarnya  peran kita,untuk meminimalkan angka kematian balita.

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun