Tabloid ini terdiri dari 60 halaman, menurut saya ,cukup bagus isinya, tapi sudah seminggu tergeletak, hanya berkurang beberapa eksemplar. Padahal di tawarkan gratis dan boleh ambil semaunya.Â
Bisnis Tabloid dan Majalah Kesehatan,serta koran lokal, sungguh sungguh sudah memasuki masa masa kelamnya. Bahkan ada yang diantarkan dirumah, seperti Joondalup Weekender Comunitity News yang diantarkan kerumah rumah penduduk, tampak di biarkan terletak diatas atau dibawah kotak surat.
Apalagi majalah yang bermuatan politik dan kritik mengritik,sama sekali tidak disentuh warga disini. Bagi mereka semuanya adalah :"Junk Mail" .Bahkan kalau menengok di kotak kotak surat warga,ada tulisan :" No ,Junk Mail"
Tabloid atau majalah yang masih dibaca warga adalah yang memuat tentang acara  hiburan,seperti dimana dan kapan diadakan petunjukan Circus atau kapan ada Music Show, Fire Works , acara di Pantai atau pertunjukan anak anak. Pokoknya majalah atau tabloid yang ada info tentang kegiatan hiburan,masih dibaca warga
Bagi yang sudah pernah ke Australia,apalagi yang sudah pernah tinggal disini,baik untuk melanjutkan study atau kerja, pasti sudah mengetahuinya. Sebagian besar,warga tidak mau membuang waktu membaca berita berita politk,yang dianggapnya sampah. Mereka ingin menikmati hidup,tanpa harus merasa terganggu dengan segala macam berita berita yang dibuat seakan akan kejadian luar biasa,padahal sesungguhnya tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan  warga.
Menjaga privacy.bukan hanya sebatas tidak ingin ada orang lain,yang mencampuri urusan rumah tangga mereka,tapi juga tidak ingin diri mereka dan keluarga mereka terdistorsi oleh bacaan yang dianggap tidak ada manfaatnya.
Umumnya mereka tidak suka politik. Mau siapa yang jadi pejabat,bukan urusan mereka,yang penting  ,jangan sampai mengurangi hak mereka dan mengganggu keamanan dan kenyamanan hidup keluarga mereka.
Termasuk,mengantisipasi ,agar bacaan yang dianggap tidak ada manfaatnya, tidak dibawa pulang,bahkan ogah ,walaupun hanya memungut ,tanpa bayar alias gratis,
Tulisan ini,memang bukanlah hasil kajian ilmuan,tapi setidaknya merupakan gambaran,bahwa tabloid,majalah ,koran ,apalagi brosur brosur, sama sekali tidak disukai disini.Bahkan hampir pada setiap kotak surat dituliskan dengan huruf mencolok :" NO,Junk Mail"
Minat terhadap buku bacaan,baik dewasa ,maupun anak anak,masih tetap tinggi, Karena setiap kali ada penjualan buku buku murah, walaupun tempatnya jauh, selalu ramai dikunjungi. Cara penjualan buku murah disini cukup unik,yakni satu kantung plastik,boleh diisi sepenuh penuhnya, harganya cuma 5 dolar. Yang paling banyak dapat buku adalah orang orang asal Indonesia, Karena buku disusun rapi rapi,sehingga bisa muat banyak. Sedangkan yang lain, asal dirasa sudah penuh satu kantung plastik ,ya sudah ,langsung dibayar ke Kasir,
Satu kantung kresek,bisa diisi sekitar 10 buah buku,yang sedang ,kalau buku tebal ya paling cuma  5 atau 6 judul.Nah,satu lagi  bukti,bahwa beda negeri beda budaya dan beda gaya. Kalau bagi kita ada yang gratis, ambil dulu,ntar baru dipikirkan berguna atau tidak, tapi bagi warga disini,kalau dianggap tidak penting,mereka tidak akan mengambilnya. Tapi kalau mereka butuh, akan dibeli,
catatan,semua foto dokumentasi pribadi
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H