Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memetik Hikmah dari Sebuah Dongeng Khusus Orang Dewasa

24 Februari 2017   18:38 Diperbarui: 25 Februari 2017   04:00 1606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dapat Ide Cemerlang

Tapi kali ini, tiba tiba,kali ini,  dibenaknya muncul keserakahannya dan sampai ke ubun ubunnya.  Sesuatu mulai menggoda hatinya dan  mulai berpikir:" Memang tiap pohon yang dipanjat, aku cuma memberikan upah 2 butir kelapa, sehingga aku tidak perlu mengeluarkan uang .Tetapi kalau dihitung hitung, untuk tiap 10 pohon ,harus mengeluarkan upah 10 X 2 butir= 20 butir kelapa. Nah,20 butir kelapa ,kalau dijual dipasar dengan harga Rp.1000,- saja perbutir, paling tidak akan dapat uang sejumlah 20 ribu rupiah. Dan aku punya ratusan pohon kelapa...Kalau dari 100 pohon kelapa saja, berarti sudah berjumlah 10 X 20 Ribu rupiah = Rp.200.000,--

Tiba tiba wajahnya berubah ceria, seperti Penulis mendapat ide cemerlang. "Kalau aku panjat sendiri,maka berarti aku bisa menghemat pengeluaranku......"

 Maka mulailah petani tersebut memanjat pohon kelapanya. Pohon pertama berlangsung dengan aman. Hal ini membuat ia tambah semangat. maka pohon kedua langsung dipanjatnya. Tetapi, karena tidak biasa,maka ketika selesai memetik buah pada pohon kedua,tiba tiba ia merasa lemas dan gemetaran. Apalagi ketika ia melihat kebawah,hatinya menjadi ciut. Ia mulai membayangkan,sekiranya ia jatuh dari ketinggian sekitar 8 meter,apa jadinya....

Dalam ketakutan ,ia ingat Tuhan. Nama yang sudah lama dilupakannya. Ajo  mulai komat kamit:" Ya Tuhan, selamatkanlah aku. Kalau aku selamat,maka separuh hartaku akan kubagikan kepada fakir  miskin".

Dan  Ajo,  merasakan seperti  mendapat suatu kekuatan dalam dirinya. Perlahan lahan ia mulai berangsur turun, hingga dipertengahan . Berhenti sesaat  dan berdoa lagi :" Terima kasih ya Tuhan. Kalau aku sampai kebawah dengan selamat,aku akan memberikan sepuluh persen dari hartaku untuk orang miskin.."

Petani tersebut mulai berangsur angsur turun dan....... selamatlah ia sampai dibawah. "Terima kasih Tuhan," Katanya gembira.: "Aku sudah selamat!.

"Tadi karena ketakutan,aku ngomong sembarangan , Mohon dilupakan saja,apa yang aku ucapkan tadi ya Tuhan. Aku berjanji ,dilain waktu tidak akan memanjat pohon lagi,biar aku upahkan saja pada orang lain..." Dan dengan rasa lega, Ajo duduk dibawah pohon kelapa melepaskan lelahnya. Tapi belum beberapa detik ia duduk, tiba tiba angin bertiup kencang. Sebutir kelapa,yang tadinya sudah putus diplintir, tapi  menyangkut di pelepah pohon kelapa,tiba tiba jatuh dan tepat diatas kepala Ajo.

Sejak saat itu, sesuai dengan apa yang disebutkannya, Ajo jadi ngawur dan lupa segala galanya.

Renungan Diri

Dongeng ini, bisa saja dianggap konyol atau dianggap kehabisan bahan untuk menulis tapi mungkin tidak ada salahnya dijadikan renungan diri. jangan sampai kita terjebak oleh cara berpikir Ajo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun