Bagi diri Agus sendiri,bekerja dengan perasaan keterpaksaan ,akan merusak dirinya,karena harus menanggung stress sepanjang hari dan sepanjang tahun.Disamping itu,hubungannya dengan Direktur Utama,sudah jelas tidak lagi mungkin seperti sediakala,sebelum tercipta rasa kekecewaannya.
Tapi Bila Masih Merasa Betah Tetap Kerja Disana
Bila masih tetap merasa  betah kerja disana,entah karena gajinya yang cukup memadai ataupun suasana yang sudah terlanjur akrab dan menyenangkan ,maka Agus seharusnya
- melakukan introspeksi diri
- mungkin selama ini sering datang terlambat
- atau mungkin juga sering hasil kerja tidak sesuai harapan perusahaan
- mungkin juga dinilai ,selama ini cara kerja tidak efisien
- Baik dari sudut penggunaan waktu,maupun efisiensi dibidang keuangan
- mungkin Agus dianggap tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya
Bila sudah memahami kelemahan dan kekeliruan yang mungkin dilakukan,maka masih ada kesempatan untuk memperbaiki diri dan berharap kesempatan yang akan datang, dirinya dapat di promosikan
Hindari Kerja dengan Hati Mendua
Apapun yang sifatnya mendua,pasti tidak baik hasilnya. Baik dalam kehidupan berumah tangga,maupun dalam bekerja. Hati yang mendua,akan mendorong terciptanya sikap kepura puraan. kepura puraan adalah kemunafikan.Maka jalan terbaik adalah,kalau memang sudah tidak lagi betah,mengundurkan diri secara terhormat. Namun,bilamana memang masih betah,maka sikap mendua ,sudah harus dihapuskan.
Sifat peragu,akan membahayakan diri sendiri dan orang lain.Misalnya,ketika di jalan raya,kita ragu ragu mengendarai kendaraan,maka kalau bukan kita yang menabrak,maka orang lain yang mungkin menabrak kita,sehingga terjadi kecelakaan ,yang sesungguhnya tidak harus terjadi
Begitu juga dalam perkerjaan ,kita harus memilih,"terus " atau "mundur'.jangan setengah setengah hati.
Bagaimana keputusan Agus,tentu bukan hak saya untuk mendiktekannya,Tugas saya hanyalah sebatas memberikan padangan secara umum,karena saya sudah mengalami terlebih dulu.
Tulisan ini dipostingkan,tentu dengan harapan,dapat menjadi sebuah pandangan,bagi orang lain,yang mungkin saja,pada saat ini,hatinya sedang galau,karena mengalami hal yang sama.
Tjiptadinata Effendi