Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hindarilah Pembicaraan yang Menyudutkan Orang

16 Februari 2017   09:08 Diperbarui: 16 Februari 2017   09:48 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembicaraan Seharusnya Menyejukkan Hati

Kalau tidak bisa menjadi pembicara yang baik, maka jadilah pendengar yang baik, yakni diam dan tersenyum serta ikut tertawa. Ada orang yang entah kejangkitan penyakit apa, setiap kalimat yang keluar dari mulutnya akan terasa sangat melukai orang yang mendengarnya. Walaupun diucapkan sambil ketawa-ketawa, tapi kata demi kata dapat merupakan sembilu yang mengiris-iris hati orang yang berada dalam percakapan tersebut.

Disamping itu, tersenyum dan ketawa seharusnya menunjukkan keikhlasan dan ketulusan hati. Tapi tidak jarang senyum dan ketawa yang tidak keluar dari hati yang tulus dapat berubah menjadi teramat menyakitkan bagi orang lain. Misalnya, ketika salah seorang dari anggota keluarga atau sahabat kita sedang membicarakan masalah pribadinya dengan maksud akan mendapatkan solusi atau saran yang baik, malah ditertawakan dengan ucapan "Kok itu saja repot. Kalau tidak cocok, ya tinggalkan saja, cari yang lain, hahahaha".

Bayangkan, curhat yang disampaikan dengan hati terluka bukannya diterima dengan hati, malahan dijadikan bahan olok-olokan. Ketawa disaat orang terluka adalah sebuah kenistaan mendalam yang menunjukkan bahwa orang yang ketawa sudah kehilangan tenggang rasa dalam dirinya.

Pelajaran Hidup yang Mutlak Perlu Dipahami

  • Kalau tidak bisa meringankan derita orang lain, jangan menambah bebannya
  • Kalau tidak mampu menghibur, jangan menambah luka dihati orang,
  • Kalau tidak dapat menjadi pembawa solusi, jangan menjadi trouble maker.
  • Kalau tidak bisa menjadi pembicara yang baik, maka lebih baik diam .
  • Kalau terlalu sulit  memberikan pujian, jangan melecehkan atau menghina orang lain.

Tulisan ini tentu saja bukan untuk menggurui siapapun melainkan hanya sekedar berbagi pengalaman hidup. "Belajar di universitas akan mendapatkan ilmu pengetahuan. Belajar dari universitas kehidupan akan mendapatkan ilmu kehidupan".

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun