Bila kita mau merawat kesehatan sedini mungkin,maka walaupun usia sudah berkepala 7 tidak menjadi masalah untuk bermain di Padang Pasir yang terik,maupun di Padang Salju yang dingin membeku, foto: dokumentasi pribadi
Jaga Kesehatan, Agar Dapat Menikmati Hidup Hingga di Usia Tua
Merawat kesehatan diri,dapat diibaratkan merawat sebatang pohon. Bila pohon dibiarkan tumbuh liar ,tanpa dirawat dan dipupuk, maka mungkin di usia usia produktif,masih dapat dinikmati hasilnya.
Namun,begitu pohon mulai menua, maka akibat tidak dirawat dan di pupuk,daun daunya mulai menguning. Ranting dan cabang mengering dan berpatahan ditiup angin. Akarnya mulai rapuh dan rusak disana sini. Walaupun pohonnya masih ada  dan berdiri disana,namun sudah tidak lagi dapat diharapkan hasilnya. Keberadaan pohon tua yang sekarat, hanya akan menyerap makanan dari tanah dan menyisakan sampah daunan dan ranting patah yang berserakan.
Kesehatan itu tidak dapat dibeli. Karena kalaulah kesehatan bisa dibeli,maka orang kaya di dunia,semuanya tidak ada yang sakit,karena mereka mampu membayar berapa saja. Dengan uang,kita dapat memilih dokter mana atau rumah sakit mana,yang akan dikunjungi dan merawat diri kita.Tapi dokter dan rumah sakit,tidak mungkin menjanjikan kesehatan bagi siapapun.Â
Bayangkan bila kita tidak sehat,jangankan mau berjalan berjam jam mengitari padang pasir ,yang panasnya mencapai 47 -48 derajat Celcius terkena sinar matahari saja,agak setengah jam, sudah langsung terkapar. Apalagi mau main main ke Padang Salju,mana mungkin orang sakit bisa tahan?
Nah,tentang padang pasir sudah pernah saya tuliskan. Misalnya ,mengapa kalau ke Padang Pasir harus mengenakan :
- sepatu olah raga
- celana panjang
- cream bagi yang kulitnya sensitif
Yakni, agar telapak kaki jangan sampai terkelupas ,karena menginjak batu batuan yang tersembunyi dibawah lapisan pasir. Sedangkan celana panjang,agar paha kita jangan sampai terkelupas,terbakar sinar matahari,sehingga menyebabkan selama beberapa hari tidak bisa tidur.
Dua tahun lalu, sewaktu kami di rumah puteri kami di Wollongong,dengan berkendara selama lebih kurang 9 jam, kami tiba di Snowy Mountain. Diusia sudah melewati angka 70 ,saya lebih suka mengendarai mobil sendiri, ketimbang menjadi penumpang.
Karena dengan mengendarai sendiri,maka saya dan istri dapat menikmati perjalanan ,sambil bersantai ria . Menikmati makanan kecil dan ngopi sambil jalan,adalah sebuah kegembiraan tersendiri,bagi saya dan istri.
Mengapa harus jauh jauh,hanya untuk main di Padang salju? Karena,walaupun Benua Australia,mengenal 4 musim juga,seperti halnya di Amerika dan Eropa.tapi karena sebagian besar benua  ini terdiri dari padang pasir dan padang rumput yang sangat luas,maka walaupun musim dingin,tidak semua daerah turun salju.
Jadi,musim boleh sama,tapi reaksi alamnya berbeda beda.Di Australia, dibulan Juni dan July, merupakan saat saat ,dimana salju turun dengan tebal ,hanya dibeberapa tempat saja. Dan salah satunya adalah di Snowy Mountain. Walaupun dulu ,diwaktu kami menghadiri wisuda putra pertama ,sekaligus kami jalan jalan ke Lake Tahu, di Amerika Serikat.Kalau di Lake Tahu ini,kabarnya merupakan tempat yang bersalju abadi. Jadi setiap waktu,tanpa harus menunggu musim dingin,orang bisa berkunjung kesana,untuk menikmati suasana ,gimana rasanya berada di padang salju.
Beda Padang,Beda Pakaian
Tentu saja, berada di padang gurun dan berada di padang salju,kita mengenakan pakaian yang total berbeda Sebelum memasukki daerah Snowy Mountain, kami singgah di kota Jindabyne , untuk  menyewa berbagai kelengkapan : pakaian dingin yakni baju dan celana waterproof, khusus untuk di Padang Salju dan sepatu,senilai 40 dolar atau 400 ribu rupiah, hanya untuk membayar sewa pakaian dan sepatu .Sedangkan kaca mata dan sarung tangan,harus dibeli,,tidak bisa disewa.
Begitu juga dengan mobil kami harus dipasang rantai pada roda depan ,supaya tidak meluncur turun sewaktu mendaki bukit.Rantai ini disewa $ 25 untuk kedua roda mobil
Setiba dilokasi, kami masih harus  menyewa alat seluncuran yang digunakan dari atas bukit meluncur dikebekuan salju. Menikmati keceriaan,meluncur dari perbukitan salju ini,sungguh merupakan suatu kegembiraan yang amat jarang kami temui. Sehingga rasa dingin yang mengerogoti tubuh,walaupun sudah mengenakan jaket,tidak lagi kami rasakan.Entah berapa kali kami naik turun ,sambil berselancar diatas salju,hingga terasa letih.Untuk kemudian kami istirahat dan santap siang.
Tidak Ada Kisah Spektakuler
Tidak ada kisah spektaler ,yang dapat menyebabkan orang berdecak kagum,membaca tulisan ini. Pesan yang ingin disampaikan melalui tulisan ini,adalah bahwa agar kita dapat menikmati hidup hingga dihari tua,maka perlu sedini mungkin merawat kesehatan kita. Menjaga kesehatan,bukan hanya ketika kita jatuh sakit,melainkan sejak sedini mungkin,kita menjaga dan merawatnya. Dengan jalan menerapkan pola hidup yang sehat dan tak kalah pentingnya adalah menjaga ,agar hati dan pikiran kita tetap  aman dan tenteram.
Bertambahnya usia tidak dapat ditunda,tapi kesehatan dapat dipertahankan ,hingga akhir tur  kita di dunia ini,asal kita mau menjaga dan merawatnya dan tentunya ,bila Tuhan merestuinya.Kesehatan tidak jatuh dari langit,tapi perlu dijaga dan dirawat.Rencananya bulan Juni yang akan datang,kami akan berkunjung kesana lagi,
catatan: semua foto adalah dokumentasi pribadi
Salam sehat!
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H