Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memotret Cara Australia Jadikan Bangunan Kuno Menarik Wisatawan

12 Februari 2017   22:02 Diperbarui: 12 Februari 2017   22:39 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para pedagang yang berbisnis disini,terdiri dari orang asal Jepang,India, Pakistan ,sementara yang di cafe ,kebanyakan orang asal Italia, yang khusus menawarkan ekspresso dan ice cream gelato.

Foto/tjiptadinata effendi
Foto/tjiptadinata effendi
Untuk Menemukan Gedung ini. Untuk menemukan bangunan khas Inggris ini tidak sulit. Begitu turun dari kereta api di Perth Central Train, kita tinggal melangkah ke arah kanan. Menyeberangi jalan di depan dan menelusuri gang pertokoan yang berjejer. Untuk mudahnya, kita bisa mengambil jalan by pass dengan melintas di tengah tengah  pertokoan elit.

Rumah rumah yang berada dalam komplek bangunan kuno ini, masih tampak kokoh dan utuh. Anak tangga, pintu besi ,bahkan lampu dinding,tampak dibiarkan sebagaimana aslinya,untuk melestarikan bangunan kuno ini. Yang tampak direnovasi hanyalah beberapa bagian bangunan yang terbuat dari kayu dan sudah rapuh dimakan zaman. Selainnya dijaga dan dilestarikan.

Foto/tjiptadinata effendi
Foto/tjiptadinata effendi
Sebagian dari bangunan yang direnovasi,untuk menggantikan  beberapa kayu penyanggah bangunan yang sudah dimakan zaman,demi untuk menjaga keselamatan para pengunjung dan  pengusaha barang souvenir disini

Selalu Ramai Dikunjungi  Wisatawan

Kami sudah beberapa kali berkunjung kesini,namun rasanya tidak mengalami kejenuhan.Karena di lokasi ini,kita bisa berjalan jalan dengan santai dan bebas polusi. Bersih,apik dan aman.

Setiap pagi,sekitar jam 10.00 hampir selalu kami temui rombongan turis ,baik dari Jepang,maupun dari China dan Singapore.  Kalau sudah masuk rombongan turis,maka kita harus sabar,untuk mendapatkan tempat di cafe untuk menikmati secangkir kopi.Karena semua kursi sudah terisi. Maklum,mungkin mereka sudah berjalan kaki sejak dari stasiun kereta api dan merasa letih,sehingga memanfaatkan cafe sebagai tempat melepaskan lelah dan sekaligus melepaskan dahaga.

Menyaksikan begitu banyaknya wisatawan berkunjung, ada rasa "iri" dalam hati.Betapa tidak,dinegeri kita begitu banyak bangunan kuno,tapi hampir hampir tidak tersentuh oleh perhatian dari dinas pariwisata . Malahan tidak jarang, bangunan kuno dibongkar ,untuk dijadikan  supermarket atau terminal. Heran,mengapa kita mengorbankan bangunan bersejarah,yang tidak ternilai harganya,hanya untuk membangun supermarket atau terminal bus?

Tentu pertanyaan ini,hanya akan bergaung sedetik,untuk kemudian lenyap ditelan gemuruhnya kesibukan para pejabat yang berkompeten dalam hal ini. Kalaulah tidak ada yang peduli,maka lambat laun, kunjungan wisatawan mancanegara ke negeri kita,akan semakin menyurut . Kalau sudah begini, yang rugi adalah negeri kita sendiri

catatan: semua foto dokumentasi pribadi.

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun