Habib-Halal Butcher
Saya dan istri sudah bertahun-tahun kenal dengan Habib asal Pakistan. Bahkan hubungan kami tidak hanya sebatas antara Pembeli dan Penjual karena sudah terjalin hubungan persahabatan sejak beberapa tahun lalu. Kalau tempat parkir penuh, maka saya terpaksa menunggu agak jauh dari toko Habib karena ada larangan parkir. Kalau sudah selesai berbelanja, Habib membantu istri saya mengangkatkan barang hingga ke mobil.
Kalau kami berbelanja pagi hari dan tidak ada kembaliannya, terus Habib bilang "Kita sudah seperti saudara, bawa saja dulu, ntar kapan-kapan datang berbelanja lagi, baru dibayar". Bayangkan, mana ada orang yang mau begitu kalau tidak terjalin hubungan baik?
Siang tadi kami jalan-jalan, sekedar refreshing di Waneroo. Sesungguhnya tidak ada kepentingan khusus selain dari tengok-tengok atau window shopping saja. Ternyata disini ada Butcher Halal yang menjual kebutuhan dapur dan segala macam daging. Bahkan ada Kafe Halal yang bernama "Sultan".
Langsung saya kirim pesan WhatsApp ke mbak Leila: "Mbak, ternyata bukan Habib teman kita saja yang buka toko Halal, disini juga cukup, malahan ada kafenya lagi. Kapan-kapan ajak suaminya, kita minum kopi bareng di Kafe Sultan yaa".
Tulisan ini sekaligus memberikan gambaran betapa kami orang Indonesia di negeri orang tidak terkontaminasi dengan urusan politik yang terjadi di tanah air. Kami berbeda suku, beda agama dan beda latar belakang, tapi kami berteman baik.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H