Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Memotret Seni Ukir Karya Tangan Alam

2 Februari 2017   20:09 Diperbarui: 2 Februari 2017   20:25 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi yang pernah menyaksikan keindahan ukiran kayu baik yang terbuat dari akar kayu Jati asal  daerah Jepara maupun ukiran kayu hasil karya seni putra Bali, pasti akan menghadirkan rasa kagum. Walaupun mungkin kita tidak mengerti seluk beluk seni ukir mengukir,tapi setidaknya memiliki naluri tentang keindahan.

Nah,hari ini, kami berdua secara khusus menuruni anak tangga yang cukup terjal untuk kemudian dengan sangat hati hati berjalan mendekati ukiran alam yang memiliki pesona tersendiri.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Kami tidak dapat mengambil jalan pintas untuk menuruni  perbukitan di perbatasan Marmion dan Ocean Reef,karena jelas ada larangan ,bahwa siapapun tidak dibenarkan untuk dengan cara apapun,melintasi  pagar pagar yang memang di atur,agar  tetumbuhan yang ada disana,jangan sampai merana terinjak injak. Dan tidak kurang pentingnya,adalah  peringatan,bahwa batu karang,bisa rubuh sewaktu waktu.Lokasi ini,masih merupakan bagian dari kota Joondalup,yang berjarak  sekitar 30 menit berkendara.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Namun,tentunya kendaraan ,tidak diizinkan memasukki daerah ,yang termasuk dilindungi ini. Jadi parkir kendaraan sekitar 500 meteran dan pengunjung berjalan kaki menuruni jalan setapak,yang sudah diberikan petunjuk.

jadi  bila kesini,jangan coba coba mengambil jalan pintas,dengan menerobos tanda tanda larangan.Untuk tidak mengambil resiko ,terkena denda 100 dolar dan sekaligus menghindari resiko cidera,karena terjatuh dari tebing yang curam,maka kami harus meniti anak tangga untuk menuruni tebing.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Ekstra Hati Hati

Menelusuri  batuan karang ,perlu ekstra hati hati,karena licin dan sangat berbahaya. Masih ditambah lagi,dimusim panas,adalah musim kawin kawanan ular. Sehingga disemak semak belukar,tiba tiba saja bisa terpergok oleh ular ,yang lagi sibuk mencari pasangan.

Kalau hanya menengok batu baru karang,tentunya tidak perlu bersusah payah,karena di Indonesia banyak terdapat batu karang.Bahkan didekat bekas rumah kami di Ulak Karang,Wisma Indah, ketika kami menggali sumur bor,ternyata batu karangnya masih hidup.Karena basah dan berlendir

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Unik dan Mengasyikkan

Menyaksikan satu persatu batu karang,karya asli dari tangan tangan alam,sungguh menghadirkan rasa syukur.Bahwa bukan hanya pemandangan saja yang tampil memukau,tapi batu batuan karang yang terukir indah dihadapan kami,merupakan  mahakarya dari Sang Mahapencipta

Mencoba memikirkan ,bagaimana caranya ,sehingga batuan cadas yang begitu keras,dapat berlubang lubang secara teratur dan menampilkan keindahan  dan keunikan sendiri,sungguh semakin menambah rasa kagum ,betapa Mahabesarnya Tuhan.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Walaupun bukan mendaki gunung yang tinggi,namun karena batu batuannya licin dan sangat tajam,maka kami berdua ,hanya berani melangkah setapak demi setapak. Dan tidak sampai memasukki gua gua yang cukup dalam.Demi untuk menghindarkan hal hal yang yang dapat membahayakan diri.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Lumayan lama kami disini dan walaupun hasil jepretan camera saku ,merk samsung yang sudah kuno,setidaknya masih dapat menampilkan salah satu sudut dari pesona alam ini,melalui ukiran pada batu karang, Yang dipahat oleh tangan alam sendiri

*) catatan : semua foto dokumentasi tjiptadinata effendi

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun