Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Antara Gengsi dan Berhemat, Pilih Mana?

22 Januari 2017   06:18 Diperbarui: 22 Januari 2017   07:21 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau kita belum termasuk dalam kategori orang yang kaya raya,tentu saja adalah wajar dan wajib,bagi kita untuk selalu berhemat,dalam segala hal. Tapi ketika niat untuk berhemat ini, berhadapan dengan :"gengsi",maka biasanya,gengsi lah yang keluar sebagai Pemenang. Salah satuujian nya adalah  untuk berbelanja di  Second Hand Shop. Bagi sebagian orang ,berbelanja di Second Hand Shop ,merupakan sesuatu yang sangat memalukan. Serasa menjadi gembel.bila ketika sedang berbelanja, ada teman atau kerabat yang menengok kita lagi berbelanja di toko Second Hand

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Apa Sih Sesungguhnya Penyebab Rasa Malu?

Berbelanja di  Second Hand, bagi sebagian orang ,sama sekali tidak ada ada masalahsama sekali.Tapi bagi yang lain, sungguh membuat harus celigak-celiguk kiri kanan. Menengok, ada nggak ya orang yang dikenalnya disana? Kalau ada teman atau kenalan,yaa pura pura sambil lewat saja.Hal ini saya temui ketika berada di Second Hand Shop di Good Sammy,yang berlokasi tidak jauh dari kota Satelit Joondalup. Terus saya bilang:” Pak,saya juga berbelanja disini,nggak apa apa koq” 

Nah, jelek jelek ginian,saya pernah jadi pengusaha nasional. Untuk beli baru,sesungguhnya no problem at all,karena tiap bulan dapat tunjangan sukarela dari putra putra dan putri kami. Tapi kalau bisa berhemat,mengapa tidak?

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Hemat 90 Persen

Tas Laptop ,karena saking saya bawa hilir mudik,hampir setiap hari,jadi lecet dan rusak.Ketoko computer,tengok harganya ,ya nggak mahal ,cuma 20 dolar= 200ribu rupiah. Terus mau beli sepatu untuk berkebun,karena masa kekebun pakai sepatu olah raga 55 dolar,yang dibelikan putra kami?Ketoko, sepatu “murahan” harganya 22 dolar,rasanya nggak ikhlas deh buang uang sebanyak itu,walaupun untuk dipakai sendiri.  

Nah,kebetulan kami juga mau mengantarkan pakaian bekas kami,yang sudah agak sempit, tapi masih layak pakai,maka sekalian berbelanja.

Nah,disini ,dapat tas lapotop,masih 90 persen baru ,hanya dengan harga 2 (two) dolar dan sepatu berkebun juga 2 dolar. Terus ada pot bunga ,juga 2 dolar.Kenapa harus malu? Kita nggak minta,kalau minta minta,yaa namanya apa tuh? 

Dikasih Gratis?No way! Beli Murah? Yes!

Mungkin sudah agak terkontaminasi dengan budaya disini,maka secara entah sadar ataupun tidak,saya ikutan malu ,ambil sesuatu yang gratis. Karena falsafah orang disini adalah if we have enough money to buy,why do we take a free one? Nah,kalau ada uang untuk beli,mengapa harus ambil yang gratis? Karena yang gratis itu adalah untuk homeless, jobless, refugee.

Kalau kita tidak termasuk dalam salah satu kategori yang disebutkan diatas,yakni :gelandangan,pengangguran atau pengungsi,yaa janganlah ikutan ambil yang gratis.Itu falsafah orang disini lho. Jangan lupa,kata pribahasa:” Lain sungai,lain buayanya,lain negeri,lain pula budayanya” Tapi kalau budaya itu bagus ,mengapa tidak di copy? 

Kembali ke topik

Nah, seperti yangsudah pernah saya tuliskan,pernah ada Komunitas relawan,yang menyediakan makanan gratis di Wariila Ops Shop. Mereka bertiga,masakdan menulis dengan huruf besar :”Kami menyediakan anda makanangratis!!”..Eee,,sampai sore menunggu,cuma dua orang yang datang makan.Sehingga akhirnya mereka terpaksa makan sendiri,kelebihannya.Nah,seminggu mencoba menerapkan hidup berbagi,nggak ada respons memadai,akhirnya mereka tidak lagi melanjutkan.

Begitu juga,ketikaada pakaian bekas gratis, ee nggak ada yang mau datang,kecuali satudua orang, Nah ketika dipasang tarif,walaupun asal asalan,misalnya gelas ,cangkir, sendok garpu,cuma 10 cent atau 1000 rupiah dan begitujuga dengan buku buku bekas ,semua 10 cent,maka ramai yang datang,Aneh ,tapi nyata. Gratis? No.way! Harga Murah? Yes!!

Nah,bagi teman-teman yang sudah berada di Australia,atau akan tinggal disini,baik untuk lanjutkan study ataupun alasan lainnya,tulisan ini hanya sebagaiinformasi. Silakan memilih,mau hemat atau mau jaga gengsi? Berbelanjadi Second Hands Shop,bukan karena tidak mampu beli,tapi demi efisiensi dan membatasi pengeluaran yang tidak perlu. Kalau ada yang murah,mengapa harus beli yang mahal? 

Tapi uang milik kita masing masing,yaa suka suka kitalah yaa. Mana pula boleh ada orang lain,yang berhak melarang kita ,jangan gini jangan gitu. Makanya tulisan ini,bukan mau recoki siapapun,tapi hanya sekedar informasi. 

Mau Jaga Gengsi di Negeri Orang?

  • Kalau mau jaga gengsi di negeri orang,maka hindarkanlah hal hal ,seperti ini:
  • jangan pernah ambil apapun,yang bukan milik kita
  • jangan buang sampah sembarangan
  • jangan meludah disembarangan tempat
  • ikut antri dan jangan main serobot
  • jangan bunyikan klakson,bila tidak penting
  • berikan tempat duduk pada wanita hamil atau orang sakit
  • jangan naik kereta api atau bis ,tanpa tiket

Karena pada kening setiap orang Indonesia,sudah ditandai meterai :" Indonesia".Apapun yang kita lakukan,selalu membawa bawa nama bangsa dan negara kita, Orang di luar negeri,tidak nanya,anda suku apa? Turunan apa? Tapi yang mereka tahu orang indonesia, Jadi kalau mau jaga gengsi,maka hal itu adalah menjadi prilaku dan sikap kita,dimanapun berada,Tentang mau berbelanja di Second Hand Shops,tidak masuk dalam hitungan gengsi gensian disini.

Belanja Disini Berarti Anda ikut Menyumbang

Nah, toko seperti ini dikelolah oleh para relawan, Sumbangan diperoleh dari masyarakat. Bagi yang pakaiannya sudah sempit, kedodoran atau ketinggalan mode,tinggal masukkan dalam box sumbangan yang ada diberbagai lokasi. Oleh pengelolah,akan dicuci dan dibersihkan,untuk kemudian dijual dengan harga murah, Seluruh uang ,akan diserahkan untuk membantu orang orang yang homeless,jobless dan para pengungsi. Jadi dengan ikut berbelanja disini, maka setiap orang sudah ikut menyumbang, Berhemat dan sekaligus menyumbang, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun