Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mau Tengok Gaya Pasar Rakyat di Italia? Silakan Baca Artikel Ini

17 Januari 2017   20:50 Diperbarui: 22 Januari 2017   08:56 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ket.foto; Pasar Rakyat di Italia,tampak bersih dan apik,tak ada sampah terserak dan tidak ada genangan air./foto tjiptadinata effendi

Harganya rata rata jauh lebih murah ,dibandingkan berbelanja di mall atau di Supermarket. Contoh : harga buahan yang di supermarket kemarin kami beli dengan harga 3 Euro perkilogram, disini hanya 1, 20 Euro.

 Begitu juga dengan daging ,harganya bisa 40 persen lebih murah. Karena semuanya adalah hasil produksi kebun sendiri dan keju serta ham, adalah home made,Berarti mereka tidak menggunakan tenaga kerja dari luar, karena dikerjakan sendiri didalam rumah tangga.

Semua buahan dan produk makanan, masih segar dan baru, karena diproduksi dalam jumlah sangat terbatas. Buah yang penyok sedikit saja, sudah dikeluarkan dan tidak di jual Para penjual sangat ramah, Mereka melayani setiap pembeli dengan ceria dan gembira, karena menjual hasil produksi mereka sendiri.

Beda Layanan,Dibanding Berbelanja di Supermarket

 Beda dengan bila kita berbelanja di toko, yang dilayani oleh karyawan yang digaji,yang terkadang bersikap acuh tak acuh,sesuai mood mereka. Karena bagi karyawan, kita beli atau tidak,bagi mereka tidak jadi masalah.Sedangkan di sini,rata rata yang berjualan adalah pemilik sendiri,bersama keluarga mereka. Mereka sudah bersusah payah dari rumahnya,membawa buahan dan produk home industri,sehingga tentu saja mereka berharap,kalau memungkinkan jangan ada yang tidak terjual/

Sikap kekeluargaan dan tegur sapa yang ramah tamah, menyebabkan pembeli tertarik untuk berbelanja. Walaupun tidak ada acara tawar menawar,namun dipastikan harga jauh lebih murah dibandingkan berbelanja di mall atau di supermarket.Dan bila kita membeli dalam jumlah yang cukup banyak,tanpa diminta,ada bonus berupa tambahan buahan .

Bersih ,Aman dan Apik

Pasarnya bersih ,aman dan apik. Sepintas ,lebih mirip dengan bazaar,ketimbang pasar rakyat.Tidak ada sampah terserak dan tidak ada desak desakan,maupun tersenggol oleh gerobak yang membawa barang, Karena selama jual beli berlangsung,tak tampak ada yang mengangkat barang ini dan itu,serta berlalu lalang diantara pengunjung. Apalagi sarana yang tersedia sangat luas,dibandingkan dengan jumlah pengunjung,yang hanya beberapa puluh orang.

 Sekecil apapun kita berbelanja ,selalu mendapatkan sambutan hangat :” bongiorno segnor .segnora..” Dengan mengantongi perasaan : “unik,asyik dan meriah “ .tanpa terasa tas yang ada dibahu saya makin lama makin terasa berat. Karena dibebani dengan buah anggur dua kilogram.buah peach dua kg. buah apa lagi namanya dua kg… keju satu kilo,…hmm ada pakaian renang yang Cuma 5 euro 3 lembar…Eee…masih ada yang kurang lagi…tuh.. buah ,Cuma 1,3 Euro perkg,.. beli lagi dua kg, yaa ,,bisik istri saya..

Bukan Pedagang,Melainkan Warga Yang Berjualan

Rata rata mereka bukan pedagang "tulen".Maksudnya mereka berjualan,bukan untuk menyambung hidup,melainkan sebagai refreshing dan sekaligus sebuah kegembiraan,bila hasil kebun dan hasil karya mereka sendiri,dapat terjual . Merupakan sebuah kebanggaan tersendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun