Begitu juga bila dulu berbelanja di pasar,maka sapaaan yang keluar dari mulut penjual adalah :" A li ngku"( apa beli angku= mau beli apa angku?) Angku adalah panggilan kehormatan ,yang setara dengan Om. Kalimat :" A li ngku: " sudah sirna ditelan zaman. Tak akan pernah lagi telinga kita mendengarnya di pasar pasar di Sumatera Barat.
Kata :"angku" adalah setara dengan panggilan :"uncle " dalam bahasa Inggeris. Sapaan kehormatan bagi seorang pria,walaupun orang tersebut ,tidak ada hubungan keluarga,sehingga di panggil :paman" atau "uncle" .Sama dengan panggilan :"ibu" pada wanita yang sudah berumur,walaupun wanita itu bukanlah wanita yang telah melahirkan diri kita.
Tatakrama yang selama ini berlaku ,bilamana pembicaraan berlangsung antara anak muda dan orang tua,tampak sudah terabaikan. Misalnya,menyalami orang tua,asal asalan,sambil masih memainkan HP di tangan.Yang tempo doeloe ,mana ada yang berani melakukan demikian,karena akan mendapatkan stigma :'tidak beradat"
Apakah hal ini juga terjadi di daerah lainnya?Sungguh ,saya tidak dapat menjawabnya.
Lahir di Padang,Tapi Bukan Orang Minang
Karena saya lahir di Padang,maka saya cuma tahu,tentang pribahasa yang tempo doeloe dijadikan pedoman hidup bagi masyarakat Sumatera Barat. Walaupun tidak ada aturan tertulis,tapi masyarakat Sumatera Barat terdiri atas dua komunitas,yakni :
- Orang Minang Â
- Orang Padang
Orang Minang
Orang Minang,bisa saja tidak lahir dikota Padang,tapi mungkin di kota lain,seperti Padang Panjang, Bukittinggi ,Payahkumbuh ,Batu Sangkar dan sebagainya.Tapi mereka disebutkan atau menyebutkan diri :"Orang Minang"
Orang Padang
Sementara itu ,walaupun lahir di Padang,namun yang tidak beragama Islam,tidak boleh menyebut atau mengaku :"Orang Minang". Contohnya  adalah diri saya sendiri.Walaupun  kedua orang tua saya lahir di Payahkumbuh pada awal tahun 1900 dan saya sendiri lahir di Padang pada waktu jaman Dai Nipppon,tapi saya hanya boleh menyebutkan diri atau memperkenalkan diri sebagai :"orang Padang"
Nah, saya hanya berani menulis sekilas tentang perubahan jaman,yang telah membawa perubahan pada pola pikir dan cara berinteraksi dalam hidup bermasyarakat di Sumatera Barat. Saya bukan ninik mamak,sehingga tidak berhak menggali terlalu dalam.Hanya sebagai mengungkapkan rasa keprihatinan dan sekedar info,yang mungkin dapat menjadi pengingat bagi para tokoh yang berkompeten di Sumatera Barat.