Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hindari Hidup dalam Kepura-puraan

15 Januari 2017   10:30 Diperbarui: 16 Januari 2017   09:12 2905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehingga dengan demikian,siapapun orang yang pernah menjadi sahabat kita,tidak akan kecewa,karena sebelum memutuskan untuk menjalin pertemanan ,maupun persahabatan ataupun hubungan kekeluargaan dengan diri kita,sudah mengetahui,diri kita yang sesungguhnya. Sehingga tidak ada orang yang merasa tertipu dan menyesal, bahwa ia pernah bersahabat dengan diri kita.

Memiliki Idola dalam hidup kita,adalah sesuatu yang sangat wajar. Idola itu bisa siapa saja.tidak harus sebangsa dan sesuku atau seiman dengan diri kita. Kita mengidolakan sesosok manusia, karena berbagai faktor ,antara lain karena kagum atas:

  • prestasinya
  • kebaikannya
  • kejujuran
  • sikapnya yang bersahabat
  • kesholehannya
  • kepiawaiannya dalam berbagai hal

Namun,ada hal yang patut menjadi falsafah hidup kita adalah: "jadilah diri kita sendiri".Karena hidup dalam bayang bayang orang lain,bukanlah sesuatu yang menyenangkan hati. Hidup dalam bayangan orang lain,sesungguhnya adalah penistaaan atas diri kita sendiri. Mengingkari eksistensi diri kita ,karena terlalu mengagungkan orang lain.

Biarkanlah orang lain, teman, sahabat dan keluarga kita menengok kita apa adanya. Dengan segala kelebihan yang mungkin kita miliki dan sekaligus kekurangan yang pasti ada dalam diri setiap orang.

Dan bilamana,setelah mengetahui siapa diri kita,bahwa kita bukan orang kaya dan juga bukan dari keluarga pejabat dan orang mundur dan tidak jadi berteman dengan kita,juga tidak menjadi masalah.Hal ini jauh lebih baik,ketimbang orang bersahabat dengan kita,lantaran berpikir kita orang berada atau memiliki power untuk dapat membantunya,makia ia mau menjadi sahabat kita,Tapi setelah tahul,bahwa diri kita ,bukan seperti yang diharapkannya,maka orang akan kecewa dan meninggalkan kita . 

Tampil apa Adanya ,Mengurangi Beban Hidup

Tampil apa adanya,akan mengurangi beban hidup, Bila tiba tiba ada teman atau sahabat datang berkunjung,maka kita tidak harus pontang panting,membenahi diri,agar sesuai dengan gambaran yang diharapkan orang. Contoh aktual adalah ketika,sahabat Kompasianer Pak Rudy Geron, berkunjung ke wollongong,maka kami jemput dengan mobil bekas yang sudah penyok sana sini. Kami tampil apa adanya,namun ternyata hal ini ,klop dengan sikap pak Rudy dan istri,sehingga setelah kunjungan tersebut,kami malah diundang ke Lombok dan di berikan penginapan di Hotel berbintang, Lombok Raya.

Dibawa pesiar sana sini,yang menghabiskan dana lebih dari 10 juta rupiah dan semuanya ditanggung pak Rudy dan istri, Bagi kami hal ini,adalah sebuah penghargaan yang tak ternilai,bukan karena dibayarkan,tapi karena kami diterima sebagai bagian dari keluarga pak Rudy,Karena itu hidup apa adanya,adalah jalan terbaik,untuk meraih ketenangan diri.

Hidup tanpa kepalsuan,akan menghadirkan kedamaian ,sepanjang hayat kita.Tidak hanya bagi diri sendiri,tapi bagi semua orang yang dekat dengan diri kita.So,always be your self

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun