Stasiun Bus Bawah Tanah Pertama di Australia dan Layanannya Mirip di Bandara
Pagi tadi karena memang ada rencana mau ke kota, maka kami memilih menggunakan jasa angkutan umum, yakni bus dan kereta api. Alasan pertamanya adalah sebagai pemegang kartu Transperth yang bertuliskan Senior, kami dapat mengunakan seluruh angkutan umum sepanjang hari dengan gratis, selama tidak pada jam jam sibuk.
Alasan kedua, kalau menggunakan kendaraan pribadi, di samping harga BBM di sini bervariasi antara 1,35 -1,40 dollar perliter atau setara Rp.14.000 per liternya, tarif parkir di pusat kota sangat aduhai, yakni perjam 14 dolar. Maka kami memilih untuk berhemat dan kembali kepada falsafah di negeri kita "Kalau ada yang gratis, mengapa pilih yang bayar?"
Seperti kata pribahasa "sambil menyelam, memungut mutiara," maka kami manfaatkan kesempatan ini untuk menjelajahi stasiun bus bawah tanah yang pernah kami kunjungi pada waktu opening ceremony pertengahan April tahun lalu. Yang pada waktu pembukaan masih belum selesai sepenuhnya.
Walaupun sudah pernah kesini sebelumnya namun hari ini, tak urung, kami tampak pangling akan tampilannya yang semakin memukau. Merasa seakan berada di terminal keberangkatan di salah satu bandara internasional terbaik di dunia.
Ketika kami sampaikan bahwa tujuan kami mau ke Armadale, maka kami dipersilakan menunggu di stand nomor 6. Di sana sudah ada petugas lain yang menyambut kami dan mengatakan, "Silakan duduk. nanti Anda dapat menengok di layar kedatangan bus yang akan menjemput Anda. Atau kalau Anda ragu, saya akan datang kesini menjemput Anda berdua untuk diantarkan ke bus." Sebuah layanan yang mampu menciptakan suasana nyaman dalam diri setiap orang termasuk kami berdua.
Sebagai informasi, bagi yang mungkin suatu waktu akan berkunjung kesini, Stasiun Bus bawah tanah di Perth ini dapat dicapai dari berbagai arah. antara lain melalui King Street, Queen Street atau Yagan Square.
Ada lift, tangga dan eskalator di setiap pintu masuk untuk membawa kita ke tingkat ruang bawah tanah. Jadi tidak usah khawatir dan kepikiran bagaimana menuruni anak tangga, karena tinggal memilih menuruni tangga, mengunakan eskalator atau memanfaatkan lift yang ada di sana.
Tidak usah khawatir akan tersasar karena di setiap poin ada petugas yang akan membantu jika diperlukan. Kami berdua memilih menggunakan lift walaupun kata orang kalau mau sehat jauhkan diri dari eskalator dan lift dan gunakanlan anak tangga untuk berolah raga. Tapi kami memilih yang enak dan nyaman karena sejak pagi sudah jalan kaki lebih dari 10 ribu langkah.
Oya, sampai lupa. Sebelum memutuskan menuruni tangga untuk menuju ke ruang bawah tanah, ada Infomation Centre yang luas dan apik. Di sini bisa bertanya apa saja yang berhubungan dengan layanan bus yang melalui stasiun bawah tanah ini. Atau kalau lagi malas ngomong tinggal ambil brosur brosur penjelasan yang tersedia di sana. Asal jangan sampai membuangnya di sembarang tempat sesudah dibaca. Karena akan jadi masalah yakni di denda.
Perth Busport adalah stasiun bus bawah tanah yang terletak di bawah Wellington Street, Perth , Australia Barat. Secara resmi dibuka oleh Colin Barnett, Menteri Negara Bagian Australia Barat dan Dean Nalder yang merupakan Menteri Transportasi pada tanggal 13 Juli 2016 lalu.
Stasiun bus bawah tanah ini lokasinya berada sebelah barat dari stasiun kereta api Perth. Jalan kaki sekitar 5-7 menit untuk mencapainya. Ada dua jalur akses bus, dari Wellington Street dan Milligan Street atau Yagan Square, Queen Street, dan King Street .
Ada ruang tunggu bawah tanah ber-AC, berisi 160 kursi, dua kios, dan layar digital menampilkan informasi keberangkatan yang telah selesai dilengkapi dengan system full digital. D imusim panas yang cukup mengigit ini yang terkadang bisa mencapai 40-41 derajat Celcius, maka ruang tunggu dengan full air conditioner ini tentu saja sangat membantu dan memberikan kelegaan kepada seluruh calon penumpang.
”The technology we are using at Perth Busport is an Australian first, known as a Dynamic Stand Management System. Using real time tracking equipment installed on all buses. The system detects when a bus Is arriving and when it is scheduled to leave on its next trip, allowing it to allocate the best stand”
Yang kira kira terjemahan bebasnya adalah "Teknologi yang digunakan di stasiun bus bawah tanah ini adalah yang pertama di Australia, dikenal dengan Dynamic Stand Management System."
Menggunakan waktu yang sesungguhnya yang diinstal pada setiap bus. Sistem ini mendeteksi kapan sebuah bus akan tiba dan kapan rencananya untuk berangkat untuk trip berikutnya. Sehingga dapat dipersiapkan lokasi standby yang terbaik.
Kursi-kursi ini tak kalah dari kursi yang biasa terdapat di bandara internasional manapun. Kalau lagi musim dingin, maka heater dinyalakan sehingga temperatur dalam ruangan yang sangat luas tersebut terasa hangat. Karena lagi di musim panas, maka heater akan di-switch ke air condition
Perjalanan bus dapat ditelusuri lewat layar monitor, sehingga ketika bus akan tiba maka 2 menit sebelumnya sudah menyala lampu yang mengingatkan kepada seluruh calon penumpang agar tidak lagi ke toilet atau berbelanja. Karena bus tiba pada waktunya dan akan berangkat tepat waktu. Tidak akan menunggu penumpang dengan alasan apapun, kecuali yang sifatnya emergency.
Sebagai salah satu dari orang Indonesia, maka setiap kali menengok kemajuan di negeri orang maka hal pertama yang muncul otomatis adalah "Kapan ya di negeri kita akan seperti ini?"
Boleh dong bermimpi yang indah indah tentang negeri kita, Karena segala sesuatu yang besar itu berawal dari sebuah impian. "All the miracle begin in the mind"
Semoga suatu waktu Indonesia tercinta akan membangun stasiun bus yang jauh lebih indah, lebih modern dan memberikan layanan terbaik bagi seluruh calon penumpang.
Sebuah harapan dalam sebuah doa.
Stasiun Bawah Tanah -Perth, 13 Januari 2017
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H