Tulisan ini ,memang tidak mirip dengan reportase seorang Jurnalis, seperti pesan pendiri Kompasiana:"Jangan Paksa Warga Jadi Jurnalis" Makanya,dengan penuh rasa percaya diri, saya upload tulisan ini,apa adanya
Refleksi
Setiap kejadian,sesungguhnya dapat dipetik hikmahnya, agar tidak berlalu begitu saja,tanpa ada yang dapat dijadikan pelajaran hidup.
Moral tulisan ini,sesungguhnya adalah  ingin menyampaikan,kalau masih ada barangnya yang mau dibeli,disyukuri. Kalau harganya murah,tapi barang tidak ada,ya sama saja dengan bohong. Kalau tidak cukup uang untuk beli cabai,yaa hitung hitung solidaritas sesama orang Indonesia, dengan  yang tinggal di Australia dan harus menahan selera,tidak makan cabai,entah dalam waktu berapa lama.Bagi yang harga cabai dirasa murah,silakan menikmati cabai sepuas puasnya
Kedua, nggak makan cabai juga ,kita tetap bisa hidup,walaupun masakan kurang enak,tapi masih ada yang bisa dimakan,seharusnya disyukuri. Jangan lupa,ada jutaan orang,yang mau makan ,tapi tidak tahu ,harus cari uang dimana.? Nah,kita yang sudah cukup makan,jangan pula masalah cabai ,jadi kepikiran. Ada banyak masalah hidup yang lebih penting dipikirkan,ketimbang mikirin harga cabai turun naik.
Tjiptadinata Effendi