Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tandai Tahun Baru 2017 dengan Hidup Berbagi

1 Januari 2017   10:02 Diperbarui: 1 Januari 2017   10:24 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk aplikasikan hidup berbagi ,tidak haruss tunggu jadi kaya raya, Bisa saja dengan berbagi sepotong roti - tjiptadinata effendi

Tandai Tahun Baru dengan Hidup Berbagi

Tahun baru 2017 ditandai dengan menerapkan hidup berbagi. Hal ini sesuai dengan tema perayaan tahun baru di Gereja St.Mary -Joondalup - Western Australia,yakni :" Hidup adalah untuk Berbagi "

Ada 10 pesan dari Paus Francis,yang di bacakan oleh Pastor Joe,asal dari Vietnam dalam perayaan ibadah Minggu ,pagi tadi. Yang intinya ,mengingatkan umat manusia,khususnya umat Katholik, agar jangan sampai terbelenggu oleh kesenangan pribadi ,dalam menyambut tahun baru. Kembang api,hadiah hadiah menarik  dan pesta disana sini, tentu saja tidak ada masalahnya.Namun banyak makanan yang terbuang secara sia sia,padahal diluar sana ada jutaan orang miskin,yang untuk mendapatkan sepotong roti saja ,sudah sangat sulit.

Oleh karena itu,umat diajak untuk menyisihkan sebagian dari dana yang sedianya,akan dibelanjakan di super market atau di mall mall,sebagai tanda nyata,rasa kasih terhadap sesama manusia yang menderita.

Tidak peduli mereka itu siapa atau berasal dari suku bangsa mana,maupun tentang agama mereka. Setiap orang sesungguhnya dapat ikut berperan dalam memberikan perhatian dalam bentuk nyata kepada orang orang yang menderita.Yakni dengan menyumbang sesuai dengan kemampuan masing masing,

Sediakan Roti Secara Gratis

Himbauan ini,mendapatkan sambutan hangat dari umat yang hadir.Tampak dari kotak sumbangan yang diedarkan ,penuh dengan uang lembaran ,yang bervariasi antara 5 -10-20 dolar.Walaupun banyak juga yang menyumbangkan dalam bentuk uang recehan..Mengingat Gereja St.Mary ini, paling banyak dikunjungi oleh warga asal dari berbagai negara di dunia,yang tidak semuanya kehidupan mereka mapan.

Di pintu masuk gereja ,diatas meja tampak dua kantung plastik besar,roti aneka ragam  yang tampak masih sangat baru ,walaupun saya tidak berani mengatakan fresh from the oven. Ada catatan di kertas kecil:"Free"

Tidak Ada Yang Mengambil Roti Gratis

Anehnya,hingga ibadah Minggu selesai dan umat mulai meninggalkan gereja, saya melirik kebungkusan roti yang dipajang diatas meja,ternyata masih tampak utuh dan belum ada yang mengambilnya. Aneh,tapi nyata. Padahal bukan roti murahan.Minimal harganya kalau dibeli di toko roti ,adalah 1,5 dolar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun