Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Unta Jadi Primadona Atribut Natal

27 Desember 2016   18:25 Diperbarui: 27 Desember 2016   18:45 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa Unta menempati tempat utama di pentas acara Natal ini.saya tidak sempat menanyakan,karena ada ribuan orang ,yang ingin bersalaman dengan Pastor Joe dan Pastor Reno.

Mendengar kata :"Unta" biasanya orang lantas berpikir tentang Arab. Tidak banyak orang yang mengetahui,bahwa di Australia, populasi Unta sudah mendekati angka 1,3 juta. Bahkan saking banyaknya,dianggap sebagai hamma yang membahayakan hewan hewan lainnya. Karena dikuatirkan sebagian besar cadangan air di Australia,diserap oleh Unta Unta ini,yang mampu sekali minum,menyimpan persediaan air untuk dua minggu,pada punuknya.

Karena itu sejak beberapa tahun lalu, telah dilakukan perburuan Unta ,untuk mengurangi populasinya.Unta ini berkeliaran bebas di padang pasir yang total luasnya mencapai hampir 3,5 juta kilometer persegi. Menemukan tempat yang serasi dengan sifat sifat alaminya,maka tidak mengherankan,bila kini Unta sudah menjadi binatang yang diburu pemerintah Australia.

Bahkan ketika,3 tahun lalu,kami berkunjung ke Darwin dan Alice spring, disalah satu kota ,daging unta dijual secara bebas,dengan harga berkisar antara 13 hingga  15 dolar atau 150 ribu rupiah perkilogramnya, Tapi umumnya yang membeli dan mengonsumsi adalah warga Australia ,asal imigran dari Afrika. Bahkan daging Kanguru,yang sudah legal untuk dijual belikan dan dikonsumsi,hanya sebagian warga saja yang baru mencoba mencicipinya.

Kembali ketopik

Sesungguhnya atribut Natal ini,hanyalah merupakan asesoris belaka.Karena tanpa pohon Natal.tanpa Kandang Natal ,maupun tanpa topi Sinterklas,bahkan tanpa Unta, setiap orang dapat merayakan Natal dengan sepenuh hati,. Ketiadaan artribut Natal.sama sekali tidak menyebabkan berkurangnya hikmah Natal yang sesungguhnya, .Kalau dikatakan kurang semarak ,dalam keartian pesta Natal atau Shopping di mall,tentu tidak dapat dipungkiri,bahwa atribut Natal,memainkan perannya ,untuk menyemarakaan suasana Natal. Tapi bukan sebuah keharusan. yang penting adalah rayakan Natal dengan hati yang damai dan jauh dari rasa curiga dan permusuhan.

sam-2065-jpg-58624dc9bc22bd1007e3e12e.jpg
sam-2065-jpg-58624dc9bc22bd1007e3e12e.jpg
Rayakan Natal Secara Pribadi

Usai rayakan Natal dalam keberagaman dengan ribuan warga yang terdiri dari berbagai suku bangsa di laman Gereja St,Mary,kami melanjutkan merayakan Natal secara pribadi dirumah putra kami di Iluka. Karena putra kami dan anak istri,semua sedang berlibur di Bali dan hanya Giovano yang tinggal di rumah,bersama kami,maka hanya kami bertiga yang merayakan Natal dirumah.

Setelah berdoa sejenak dan menyanyikan lagi :"Silent Night." masing masing membuka kado ,yang sudah dipersiapkan dari Putra kami ,mantu dan cucu cucu,serta mantu cucu kami. Saya dan istri ,serta Giovano, yang kini sedang menyelesaikan skripsinya.,mendapat kado,sebagai hadiah Natal . Yang dengan penuh suka cita dan rasa syukur,kami bukan perlahan lahan.

sam-2068-jpg-58624e3aa4afbd9a07ecd608.jpg
sam-2068-jpg-58624e3aa4afbd9a07ecd608.jpg
Sebuah kebahagiaan tersendiri,walaupun hanya kami bertiga dirumah,namun ternyata anak mantu dan cucu cucu,serta mantu cucu kami,sejak sebelum berangkat ke Bali untuk berlibur,sudah mempersiapkan kado untuk kami.Bukan mengenai isinya apa,tapi terlebih rasa kasih mereka terhadap kami. Malam itu kami duduk bertiga,hingga larut malandalam suasana hening dan damai.Sungguh, rayakan Natal terindah adalah bersama keluarga Kendati saat itu, kami hanya bertiga dirumah,namun kado Natal yang disiapkan untuk kami sudah merupakan bukti kasih sayang anak mantu cucu kepada kami.

Natal adalah untuk berbagi dan mereka sudah membagikan kasih,kepada kami berdua dan juga untuk Giovano

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun