Walaupun Waroeng Racik  yang pemiliknya adalah Kompasianer  bernama  Lucy,yang didampingi suami tercinta Kevin, belum  lama diresmikan,tapi ternyata sudah menyodok,masuk kedalam 10 top Indonesian Restaurant  yang ada di Western Australia.
Sesungguhnya,saya dan istri sudah cukup lama diundang oleh Bu Lucy ." Om.dan tante,kami undang untuk makan siang di Waroeng Racik " ,bunyi pesan  bu Lucy.Hanya saja ,karena berbagai kesibukan,rencana mau berkunjung ke restoran ini,baru dapat terlaksana pada hari ini.
Walaupun alamat lengkap sudah diberikan ,yakni : Waroeng Racik - Alamat Unit 1/75 -77 Leach Hwy- Willagee - Fremantle 6156,tetapi ternyata kami masih bisa nyasar . Sempat bolak balik tiga kali di jalan yang sama,tapi masih belum ketemu restoran yang dituju.Sempat menelpon pakKevin ,suami bu Lucy yang sedang dalam perjalanan.Dan diberitahukan sebagai pedoman adalah Super Market Woollworth.Â
Untuk memastikan,maka kendaraan saya hentikan dipinggir jalan dan parkir disana.Pas ada orang yang lewat, maka saya langsung bertanya,pada seorang pria yang sedang berjalan kaki. Yang bersangkutan menghentikan langkahnya dan bertanya :" Escuse me,where are you from?" Mungkin bingung,karena di Australia,sangat jarang adaorang yang mau nanya nanya alamat,karena bisa searching sendiri digoogle map.Apa lagi tengok saya pakai batik,yang bukan merupakan pemandangan biasa disini ,apalagi dimusim summer.
Ketika saya jawab dari Indonesia, langsung disambut :"Asalammualaikum my brother " Dan saya jawab :" Muaalaikum salam" Tanpa merasa perlu harus menjelaskan bahwa saya bukan Muslim.
Dengan sangat ramah, pria ini menjelaskan secara detail ,Ternyata kesalahan saya adalah tidak mencantumkan kode posnya ,sehingga nyasar ketempatlain. Nah, setelah mengucapkan terima kasih,kepada pria asal Srilangka yang sudah domisli disini 9 tahun lalu, kami pamitan.Sebuah kebahagiaan tersendiri bagi saya,ketemu orang yang tidak dikenal di negeri orang ,langsung memanggil :" my brother".walaupun warna kulit kami berdua, beda jauh.Â
Darilokasi kami nyasar, saya melanjutkan mengendari mobil menuju ke Waroeng Racik .Dan dalam waktu kurang lebih 18 menit,kami sudah tibadi depan Waroeng Racik. Begitu kami berdiri didepan pintu restoran,seorang gadis menyambut kedatangan kami dan mempersilakan kami masuk.Karena kami datang masih pagi.maka warung masih tampak sepi .Baru beberapa orang yang duduk menikmati makanan dan minumannya.
Selang beberapa detik kemudian .Bu Lucy dan suami nya pak Kevin ,keluar menyambut kami dengan sangat gembira. Sesungguhnya ,kami baru pertama kalinya bertemu pada hari ini,tapi serasa sepertinya kami sudah bersahabat lama.Bahkan merasa begitu dekat, bu Lucy mengatakan padakami:" Om dan Tante,panggil saja Lucy, Kami sudah anggap Om danTante sebagai orang tua sendiri."
Rasanya sangat menyejukkan hati,mendapatkan sambutan hangat dari teman sesama Kompasianer,walaupun menurut Lucy. ia baru sebatas membaca dan memberikan komentar. Belum ada artikel yang di posting.Â
Tidak pake menunggu lama, teh hangat special sudah mengepul di cangkir yang diletakkan didepan kami.Kemudian ada kue sus durian. Wah,tanpa malu malu kucing lagi,terus kue sus kami santap.Tidak cukup lima menit,kuesus berpindah tempat dari piring kedalam perut kami. Kue sus nya sangat nikmat.mengalahkan kue sus yang sering kami makan dibandara.
Menyusul gado gado satu piring besar penuh dengan sauce kacang buatan sendiri.Rasanya bagaikan pulang kampung  ke Padang .Karena nikmatnya persis sama dengan gado gado made in Padang.
Tidak pake tunggu lama, gado gado pun pelan tapi pasti masuk kedalam mulut dan terus bersemayam dalam perut kami.Ada nasi putih dan menu istimewa :"ikan terbang" Â .Menengoknya saja sudah :"wah" apalagi menikmatinya.
Biasanya kami tidak makan banyak,kali ini benar benar sekenyang kenyangnya. Gado Gado ,nasi dan ikan terbang , kedalam mulut kami .Semuanya bersih,tinggal tulang belulang ikan,untuk jatah kucing
Sudah selesai? Wah ,belum nih,masih ada juice Kedondong, Tapi karena saya sudah trauma minum yang agak asam,saya minta es campur. Nyam...nyam... enaak. dan lagi lagi kedua gelas ,kosong tanpa bekas.
Bu Lucy dan pak Kevin ,silih berganti duduk mendampingi kami berdua dan masih nanya:',Mau lagi yang lain,Om dan  tante>" Waduh,,kali ini benar benar tidak pake basa basil,karena memang sudah kenyang seratus persen.
Sementara kami makan,tamu mulai berdatangan.Kebanyakan dari Indonesia dan Malaysia ,karena restoran Waroeng Racik ini ,memang sudah dilengkapi dengan Sertifikat Halal.Kalau malam hari,kebanyakan orang "bule'. Sengaja diberikan tanda kutip pada kata :"bule" untuk menunjukan bahwa yang makan di malam hari adalah orang Australia asalEropa. Karena mereka biasanya kalau makan butuh waktu satu dua jam.,karena sesudah makan mereka manfaatkan untuk mengobrol tentang apa saja.
Sementara,orang Indonesia dan Malaysia, datang memang untuk makan dan pergi.Jarang yang duduk berleha leha.Â
Nasi  Padang komplit dengan lauk pauknya ,,seharga 10 dolar  per porsi yang cukupbesar. Jadi kalau orang mau beli satu porsi untuk di makan berdua,juga tidak ada masalah.Semua menu ada harganya,sehingga tamu dapat mengukur selera dan sekaligus isi kantongnya.Rata rata harga disini boleh dikatakan jauh lebih murah,dibandingkan makan di restoran Indonesia di pusat kota Perth.
Apalagidisini lapangan parkir luas,sedangkan di Perth, sekali parkir 17dolar .Kalau lupa beli tiket parkir,kendaraan akan diderek dan didenda 200 dolar.
Lucy yang berasal dari Pontianak ini ,sempat mengisahkan  betapa sejakusia 11 tahun,sudah memasak .Cita citanya suatu waktu dapat memiliki bisnis resstoran sendiri,baru terwujud,setelah perjalaanan dan lika liku hidup yang panjang,  Impiannya ini didukung sepenuhnya oleh suami tercinta Kevin,yang berasal dari Jakarta
Awalnya hanya kami berdua yang kerja ,kata Kevin menjelaskan,tapi kini sudah gaji 3 orang, Bahkan pada weekend ada tambahan karyawan honorer,karena tamu datang hingga malam hari sangat ramai. Gaji mereka rata rata sekitar15-20 dolar perjam., Sedangkan yang bantu masak,25 dolar perjam. Jadi kalau mereka kerja 8 jam sehari,berarti gaji mereka sekitar 200 dolar atau dua juta rupiah perhari. Kalau mereka makan dua kali sehari 2x 10 dolar, masih tersisa 180 dolar,Apalagi kalau makan dikasih gratis oleh Lucy dan Kevin,Tapi nggak nanya sampai sedetail itu,Ntar kayak wartawan benaran ,,hehehÂ
Lucy dan Kevin,usianya sama sama sudah berkepala 5 . Jadi sebaya dengan putra pertama kami. Kini disamping diundang makan gratis, kami dapat tambahan dua anggota keluarga lagi. Kevin rencananya mau aktif menulis di Kompasiana ,sementara Lucy mengatakan pada saya:"saya belum berani Om"Â
Karena menengok semua kursi sudah terisi penuh,sementara tamu berdatangan terus,maka kami pamitan,walaupun masih ditahan oleh Lucy dan Kevin
Siapabilang ,Kompasiana itu hanya noise? Buktinya, berkat menulis diKompasiana,kami berdua dapat sahabat baru ,Lucy dan Kevin,serta diundang makan gratis sekenyang kenyangnya. Kita tunggu tulisan pak Kevin dan bu Lucy.! Tapi katanya ,karena Natal dan New Year ,biasa sepi,maka pasangan  suami istri ini, juga akan holiday ke Korea dan Jepang Nah,bayangkan, kalau waroeng tidak sukses,gimana bisa jalan ke Korea dan Jepang.Â
Bagi yang kebetulan jalan jalan ke Western Australia,bisa mencoba makan enak di Waroeng Racik,Ini bukan promosi ,tapi sekedar info.
Waroeng Racik, 17 Desember, 2016
dipostingkan di IlukaÂ
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H