Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Begini Rasanya Hidup Tanpa Perbedaan

16 Desember 2016   15:14 Diperbarui: 18 Desember 2016   12:07 777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : www.deposito.photos.org

Koq aneh namanya,tapi karena perut sudah terasa keroncongan,maka saya ajak istri saya singgah direstoran tersebut,sekalian mau foto foto,agar bisa nulis di Kompasiana."Pasti akan di Headline kan" saya meyakinkan diri.Karena belum ada orang yang berkunjung ke Negeri Tanpa Perbedaan ini.,Jangan jangan ,tanpa highlight lagi,langsung di Headline kan ,pikir saya memotivasi diri sendiri.

Masuk ke restoran.....

Semua orang disana tampak sangat gembira... Mereka semuanya ketawa terbahak bahak. ?Tapi aneh,ternyata ketawanya juga sama bunyinya,yakni  ha ha ha ha ha... Hanya  kami berdua yang tidak ikut ketawa,malahan bengong menengok semua  orang ketawa dan mengeluarkan bunyi yang sama...

Mengangkat gelas mereka dan toss.... Semua gelas isinya air putih,tidak ada wine,tidak ada teh, tidak ada brandy,tidak ada vodka dan tidak ada sake.Pokoknya semua air putih....tosss..

Kami duduk dan mulai mencoba memilih menu. Tapi tidak ada daftar menu disana.Maka kami panggil pelayan berkali kali,tapi aneh tak seorangpun yang mendengarnya. Apakah mereka tuli semua?  Kemudian saya pakai bahasa isyarat. Melambai lambaikan tangan dan menunjuk nunjuk kemulut .Artinya:"Cepat kesini,saya mau makan"

Barulah datang seorang  wanita muda.cantik dan juga berpakaian putih putih. Ia menundukkan kepalanya ,memberi hormat. Dan saya mulai memesan :" Soto Padang dan es teh manis.Sedangkan istri saya pesan :"Ayam penyek  dan dendeng balado"

Tapi si pelayan wanita atau si wanita pelayan, malah tampak bengong. Saya bilang :" Mau makan." Tapi ia hanya menggelengkan kepala dengan manis. Wah,rupanya nggak ngerti bahasa indonesia,Makanya saya ganti berbahasa jawa;" Kulo mau dahar mbak. " Tapi tetap tidak paham.Saya jadi ingat sewaktu kami berada di Tibet,pegunungan Himalaya,seperti inilah kami ngomong, pelayan yang asli orang Tibet,nggak ngerti bahasa Inggeris.

Akhirnya ,saya tunjuk tamu tamu yang lagi makan dan minum .Tampaknya si nona Pelayan baru mengerti. Memberi hormat dan membalikkan tubuhnya. Kemudian beberapa saat kemudian kembali membawa napan berisi masakan yang masih mengepul hangat. Rasanya semakin menggoda rasa lapar saya

Ketika dihidangkan,ternyata hanya nasi putih semata. Yang yang namanya soto Padang juga warnanya putih. Ayam penyek yang dipesan istri saya,juga warnanya putih.Bahkan sambal ladonya juga warnanya sami mawon.

Dan pada gelas yang berisikan air putih ada tertulis ::"Air Abadi " dan kemudian ada tulisan kecil dibawahnya ::"Barang siapa yang minum air abadi ini,akan melupakan semua perbedaan .Tidak ada lagi kesedihan dan orang tidak akan merasa lapar dan haus lagi"Saya pikir tulisan ini hanya iseng saja.

Ada yang Aneh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun