Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Berbisnis dalam Lingkaran Setan Birokrasi Pemerintah

14 Desember 2016   22:52 Diperbarui: 15 Desember 2016   10:59 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Bisnis Keuangan Kompas.com

Tapi agar tidak semakin membosankan, biarlah hingga di sini saja,saya berikan gambaran, mengapa saya katakan berbisnis yang berhubungan dengan birokrasi pemerintahan adalah ibarat masuk ke dalam lingkaran setan.

Bagaimana Kalau Tidak Dilayani?

Silakan saja, barang kita tidak akan diangkut dari gudang dengan alasan gudang pelabuhan penuh. Mau mengadu? kepada siapa? Sekali melapor atau mengadu ke atasan, maka jangan harap lagi bisa tetap berbisnis, semua kran untuk mendapatkan tanda tangan dan stempel dikunci. Mungkin dapat dipahami, mengapa saya memilih pensiun dari pada melanjutkan bisnis kami.

Bahkan ketika pindah ke Jakarta, ritual yang saya alami jauh lebih dahsyat. Barang yang masuk 10 unit, ditulis 20 unit. Begitu saya nyatakan keberatan, maka nama saya langsung diblacklist dan tidak boleh lagi masuk daftar rekanan.

"Kalau tidak mau ikut permainan, silakan jangan berbisnis dengan kami, take it or leave it," kata si pejabat. Maka saya memilih "leave it;"

Sengaja tulisan ini tidak menyebutkan instansi terkait, karena akibatnya bisa bisa saya "ditersangkakan" dengan tuduhan melakukan penistaan tehadap pejabat negara, Artikel ini dimaksudkan untuk menjadi masukan bagi yang merencanakan akan membangun usaha yang dalam operasionalnya akan melibatkan birokrasi, maka harus siap mental. Semoga pengalaman buruk yang saya alami dulu, kini sudah ditata rapi oleh aparat pemerintahan yang bersih. Sehingga setiap orang yang mau membuka usaha, tidak harus lagi terjerat oleh lingkaran setan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun