Nah, ronde kedua adalah mendapatkan CVO atau Certificate of Origin. Artinya,bahwa barang yang akan diekpor adalah benar produk dari Indonesia, bukan didatangkan dari negara lain. Maka lagu yang sama juga didendangkan, dengan lirik berbeda, tapi nadanya sama, yakni :"Tolong diatur bagaimana baiknya"
Keesokan Harinya
Barang sudah siap digonikan dan sudah dimerk sesuai permintaan pembeli. Tiba di pelabuhan Teluk Bayur, ada telpon masuk. :"Selamat siang Boss. Maaf gudang penuh Bosss, jadi tidak bisa dimuat hari ini, Gimana Boss?" suara telpon dari Teluk Bayur,
Nah, kalau orang yang saraf tidak kuat dalam waktu singkat bisa sinting berhadapan dengan birokrasi kayak ginian. Tapi saya sudah ditempa hidup di pasar kumuh dan berhadapan dengan segala macam preman. Maka hal ginian, hal kecil buat saya. Maka saya hanya mengeluarkan kalimat sandi yang mujarab "Pak., barang saya perlu hari ini naik ke kapal. Tolong diatur ya, ntar siang mampir ke sini atau mau saya titip?"
"Oke Siap Boss. Nggak usah dititip boss, saya akan singgah kesana, sekalian sudah kangen nih" jawaban dari seberang sana.,
Gimana Sudah Selesai kan?
Beluuum! Sehabis makan siang, ada telpon lagi,bahwa semua barang sudah masuk gudang, Tapi tidak bisa dimuat ke kapal, karena container sudah dibooking orang lain. Jadi besok baru bisa diatur. Gimana Boss?"
"Pak, barang saya perlu hari ini naik kapal, agar letter of Creditnya bisa saya cairkan, saya butuh Bill of Lading, yang menyatakan bahwa barang saya sudah ada di kapal. Terserah caranya gimana".
Lagi lagi: "Siap Boss, akan saya atur dan Bill of lading akan saya antarkan sendiri, Boss ada di kantor kan?"
Deal lagi!
Nah, membaca tulisan ini saja sudah ada rasa mual kan? Apalagi saya yang menghadapinya sepanjang tahun. Sudah selesai? Beluuum.