Mengisi Liburan Panjang Dengan Mendidik Anak Anak
Liburan panjang di Indonesia, biasanya dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan. Umpamanya:
- mengajak anak anak pulang kampung
- membawa anak anak berekreasi keluar kota
- bagi yang mampu ,ajak anak anak berlibur keluar negeri
- atau menyibukkan diri dirumah dengan berbagai kegiatan
Mungkin ada baiknya bagi yang belum pernah ke Australia mengetahui apa saja yang dilakukan anak-anak setiap kali liburan panjang. Jangan pikir semua warga Australia mampu membawa keluarganya jalan-jalan ke Bali atau ke negeri lain. Hanya sebagian kecil dari mereka yang memiliki kemampuan financial untuk membawa anak-anak dan anggota keluarga lainnya untuk menikmati masa liburan panjang dengan berpesiar keluar negeri.
Banyak diantara mereka belum pernah keliling Australia, bahkan keluar dari wilayah dimana mereka berdomisili. Istilah "nanti kalau ada rezeki " atau "hokki" hanya ada dalam masyarakat di Indonesia. Yang dimaksudkan dengan "kalau ada rejeki " adalah rejeki nomplok diluar gaji yang diterima setiap bulannya. Mungkin dari warisan orang tua atau dari hasil penjualan sawah. Kalau di Australia, mereka rata-rata hidup dari gaji yang sudah terukur. Jadi semua harus direncanakan secara matang. Mereka tidak berani minjam uang entah dari manapun untuk dihabiskan berjalan jalan.
Karena itu liburan panjang bagi anak-anak disini hanya sedikit persentasenya yang dapat menikmati dengan berpergian keluar daerah atau keluar negeri. Rata-rata orang tua disini mengisi waktu libur dengan membawa buah hatinya ke taman-taman kota. Tujuannya adalah agar anak-anak mereka dapat mengisi waktu libur dengan bermain dan mendidik mereka supaya terbiasa bermain bersama anak-anak dari berbagai latar belakang dan suku bangsa. pertemuan pertama, para anak-anak ini tidak saling kenal, tetapi setelah dua atau tiga kali bertemu mereka bisa menjalin tali persahabatan.
Sementara anak-anak mereka bermain bersama, ibu-ibu  mereka duduk  kongkow-kongkow sambil menikmati secangkir kopi atau teh hangat. Dengan jalan demikian, bukan hanya sang buah hati yang mendapatkan sahabat baru, tapi juga orangtuanya.
Berawal dari sinilah kemudian mereka akan saling berkunjung. Karena itu bagi anak-anak disini, bermain dengan suku apapun sama sekali luput dari pikiran mereka. Yang ada dibenak mereka semuanya adalah sahabat.
"Alah bisa karena biasa" begitu kata-kata bijak yang sudah ada sejak tempo doeloe namun tetap uptodate untuk dijadikan patokan. Karena anak-anak sejak masih kecil sudah dibiasakan bermain dan berteman dengan segala suku bangsa yang jumlahnya puluhan suku bangsa dunia di Australia. Karena itu, anak-anak sering bertenjgkar dan menyebutkan suku bangsa lawannya.Â
Demikian juga dengan para orangtua mereka. Putri kami sudah bersahabat dengan orang Brunai, Amerika (kulit hitam), Malaysia, Tiongkok, Jepang ,Korea dan sebagainya. Hingga kini sudah belasan tahun mereka sudah bagaikan satu keluarga besar. Camping bersama dengan anak-anak tidur dalam satu tenda, dengan berbagai latar belakang suku bangsa
Bagi keluarga yang mau berhemat, boleh membawa bekal untuk makan siang dari rumah masing-masing, Air minum ada dimana mana tinggal bawa botol kosong atau gelas plastik. Sedangkan bagi yang mau belanja, bisa memilih menu sesuai selera dan tentu nya juga sesuai budget . Misalnya makan nasi goreng seharga 6 dolar satu kotak plastik,sudah cukup untuk makan siang bersama anaknya. Bagi yang memiliki dana lebih ,tentu ada banyak pilihan.
Tampaknya tidak ada hal-hal spektakuler yang dilakukan anak-anak dan orang tuanya, namun sesungguhnya inilah salah satu contoh bagaimana mendidik anak-anak mengisi waktu libur dengan kegiatan yang membuat mereka sangat gembira, namun bermanfaat untuk membentuk kepribadian mereka. sehingga saat dewasa mereka sudah terbiasa hidup damai dalam keberagaman. Toleransi antar sesama warga sangat besar dan mengagumkan. Kalau sudah berteman, bilamana diperlukan mereka siap untuk membantu menjemput anak-anak teman mereka di sekolah untuk diantarkan pulang.
Berbeda itu bukan sesuatu yang jahat, malahan kalau kita menengok ke taman bunga, justru karena aneka ragam warna maka taman bunga semakin indah dan menarik.
Taman  Kota ,13 Desember, 2016
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H