Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Warga Diaspora Takut Merayakan Natal di Negeri Sendiri

18 Desember 2016   16:43 Diperbarui: 18 Desember 2016   17:29 1461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Banyak Orang Indonesia Takut Pulang Kampung

"Kapan balik Opa? Nggak Natalan di Kampung halaman ya? Memang sih, menyedihkan ya Opa. Situasi ditanah air kita. Kami juga batal pulang kampung" Sambil menyalami kami, Grace langsung memberikan komentarnya tanpa di mintia. Grace warga asal Bandung yang sudah menetap sejak lama di Australia, dulunya tinggal satu kota dengan kami di Wollongong dan sering ketemu di pertemuan Multicultural Service. Kemudian kami hilang kontak karena masing-masing punya kesibukan tersendiri. Belakangan, ketika saya dan isteri tinggal dirumah putra pertama kami di Iluka, Western Australia, ternyata Grace sekeluarga tinggal disini. Pertemuan antar orang Indonesia biasanya terjadi di rumh makan Indonesia dan di Joondalup, sebuah kota satelit di Australia dengan mall yang sangat luas.

"kami berdua memang sudah sejak awal mau balik kesini, Grace. Karena sudah terlalu lama di Indonesia kami jadi kangen dengan cucu-cucu disini" Jawab saya.

Dan Grace berceita banyak tentang diaspora atau orang Indonesia perantauan yang tinggal di Australia. Banyak diantara mereka yang membatalkan rencana pulang ke kampung halaman dan rela jika tiket yang sudah dipesan hangus tak terpakai. Semua ini terjadi karena mereka meihat berita di televisi serta info dari rekan lewat aplikasi Whats'App tentang situasi di Indonesia. Situasi Indonesia amat tidak aman dan cenderung tidak menentu.Mereka takut untuk kembali karena kawatir tidak dapat merayakan Natal bersama keluarga dengan perasaan aman. Mengingat situasi dan kondisi di tanah air belakangan ini.

(Diaspora adalah orang-orang yang lahir di Indonesia dan berdarah Indonesia yang menjadi warga negara tetap ataupun menetap sementara di luar negeri)

Susah untuk Menjawab

Saya hanya merespon dengan "hmm.. oya.. begitu yaa" sekedar menghargai lawan bicara. Walaupun secara pribadi, saya dan istri balik ke Australia karena sudah membeli tiket sejak awal sebelum demo itu terjadi. Tapi untuk menjawab situasi baik-baik saja dan saya tidak boleh berbohong orang lain dengan menyembunyikan sesuatu, jadi saya hanya terdiam dan mencoba mengalihkan pembicaraan pada hal lainnya.

Hanya saja, hingga malam hari pikiran saya masih terpaut dengan pembicaraan tadi siang. Terpikir oleh saya, betapa menyedihkan situasi saat ini sehingga orang Indonsia perantauan merasa perlu membatalkan dan membuang tiket yang sudah dibeli karena takut tidak dapat melakukan ibadah Natal di kampung halamannya dengan aman.

Memang itu urusan mereka mau pulang atau enggak, mau batalkan tiket juga tidak ada masalah dengan kita. Toh, kalau mereka tidak pulang selama- lamanya, masih ada 250 juta lagi orang yang memilih tinggal di Indonesia. Tapi sebagai sesama orang Indonesia, sesungguhnya dalam lubuk hati terdalam, saya dapat merasakan kesedihan yang mendalam. Betapa orang bingung dan takut untuk kembali menengok tanah tumpah darah yang sudah lama ditinggalkan....

Mengapa?

Iluka, 9 Desember, 2016

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun