Sharing berita politik dapat mengerogoti rasa kekeluargaan dan persahabatan
Ingin menunjukkan eksistensi diri, apa saja dan semuanya di-sharing ke dalam grup WA Keluarga ataupun grup WA sesama alumni. Tanpa memikirkan bahwa tidak semua orang suka tulisan yang berbau politik. Akibatnya, di-unfriend oleh kerabat sendiri dan sejak saat itu hubungan kekeluargaan dan persahabatan terputuslah sudah.
Bagi yang memang hobi politik, tentu saja merupakan hak dan kebebasan setiap orang. Tidak ada hak orang lain yang boleh melarang orang berpolitik. Baik ikut politik praktis, maupun menulis opini tentang politik. Tetapi dalam praktiknya, politik telah menjadi penyebab tergerusnya rasa persahabatan yang sudah berlangsung belasan tahun. Bahkan tidak sedikit yang dengan berat hati, mengklik unfriend terhadap sahabat sendiri, karena sudah tidak tahan lagi setiap harinya menerima kiriman tulisan yang berhubungan dengan politik.
"Mohon maaf teman-teman dengan terpaksa saya membersihkan hubungan pertemanan di Facebook. Karena saya sungguh merasa terganggu dengan tiada hari tanpa kiriman berita politik. Hal ini  sangat mengganggu privasi saya. Tapi pertemanan kita di dunia nyata tetap dapat berlangsung seperti biasa." Â
Itu salah satu tulisan yang saya baca di laman Facebook. Namanya tentu tak elok saya cantumkan di sini.
Putus pertemanan di Facebook, bisakah tetap akrab di dunia nyata?
Walaupun ditulis dalam bahasa yang sangat santun dan hati-hati untuk tidak melukai teman-teman dan sahabat, akan tetapi mustahil bahwa pertemanan yang di-unfriend atau diputuskan di dunia maya tidak berpengaruh terhadap hubungan persahabatan di dunia nyata.Â
Untuk basa-basi boleh-boleh saja orang menulis untuk putus hubungan di dunia maya, tapi kita tetap berteman. Hal ini hanyalah sebuah basa-basi saja. Karena dalam praktiknya teramat sulit orang bisa membedakan antara hubungan pertemanan di dunia maya dengan di dunia nyata. Bagaimanapun pasti setelah terjadi pemutusan "hubungan diplomatik" di dunia maya dan hubungan persahabatan tidak lagi akan semesra sebelumnya.
Hubungan kekeluargaan juga bisa putus
Bukan hanya hubungan pertemanan, tapi hubungan kekeluargaan juga bisa terputus lantaran ingin tampil sebagai "orang politik" ternyata di tegur oleh anggota grup keluarga yang lain. Akhirnya walk out dan keluar dari grup WA keluarga. "Maaf Tong, grup Wa ini untuk menjalin agar hubungan kekeluargaan bisa berlanjut, mengingat kita sudah saling berjauhan. Jangan masukkan hal hal berbau politik di sini ya." Karena ditegur, terus walk out dan selanjutnya hubungan kekeluargaan berakhir sampai di sana.
Karena itu, alangkah bijaknya bilamana memang kita hobi menulis tentang politik, demo, makar atau apapun yang ada hubungannya dengan politik, cukuplah mengunggah di media yang disediakan. Janganlah dibagikan ke grup WA keluarga ataupun grup WA pertemanan kita. Karena tidak ada gunanya kita menunjukkkan bahwa diri kita adalah orang pintar dalam politik, tapi mengganggu kedamaian dan keakraban dalam grup WA keluarga maupun WA persahabatan. Untungnya tidak ada, tapi yang jelas akan menggerogoti hubungan persahabatan yang sudah terjalin selama bertahun-tahun.
Memahami arti dan makna kebebasan
Alangkah baiknya, bila kita memahami arti dan makna dari sebuah kebebasan. Kita bebas berbuat apa saja dan melakukan akivitas apapun, termasuk menulis tentang politik selama tidak melanggar aturan dan undang-undang yang berlaku. Tapi jangan lupa, bahwa bukan hanya diri kita yang berhak mendapatkan kebebasan, karena orang lain juga berhak mendapatkan kebebasan untuk tidak terganggu dengan artikel politik yang kita bagikan ke dalam grup WA keluarga, maupun persahabatan. Karena seyogyanya grup WA keluarga dibentuk sebagai sarana komunikasi antar keluarga dan persahabatan, baik untuk memberikan kabar gembira, misalnya tentang kelahiran anak, pernikahan, lulus sarjana, maupun berita duka.
Maka alangkah baiknya, untuk tidak mencampuradukkan antara kebebasan pribadi kita dengan hak kebebasan bersama yang patut dijaga dan tidak tercemar dengan berita berita politik yang merusakkan suasana.
Nikmatilah kebebasan pribadi kita, tapi tetaplah menghargai dan menghormati juga kebebasan orang lain yang belum tentu suka dengan berita-berita yang merusak suasana kekeluargaan dan persahabatan.
Mutual Respect and Mutual Understanding
Saling menghargai dan saling mengerti merupakan jalan terbaik bagi kita semuanya. Nikmatilah kebebasan kita tanpa menciderai kebebasan orang lain.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H