Sumbar Terus Membangun Shelter untuk  Antisipasi Tsunami
Belajar dari pengalaman pahit yang dialami oleh warga Sumbar dan belajar juga dari pengalaman yang tidak kurang mengerikan dari peristiwa Tsunami di Aceh, telah  menjadikan Pemda di Sumatera Barat waspada  Mengingat bahwa bila terjadi  tsunami, maka beberapa daerah yang akan berhadapan langsung dengan Tsunami. Seperti Padang yang terletak dipinggir Samudra Hindia, Pariaman,yang lokasinya sekitar 57 km dari kota Padang,Pulau Mentawai, Pesisir Selatan dan Kabupaten Agam dan Pasaman.
Diperkirakan akan ada ratusan ribu orang yang akan mengungsi,maka Pemerintah daerah sudah mulai membangun Shelter. Yang merupakan gedung, yang dapat menampung para pengungsi ,bila kelak terjadi tsunami. Bahkan ada landasan heikopter yang dipersiapkan. Untuk  membangun Shelter di SMA Negeri !, dibutuhkan biaya sebesar 39 Miliar rupiah.Yang berasal dari sumbangan masyarakat dan yayasan sosial.Masih ada di sekolah  Theresia,yang juga dibangun Shelter untuk menampung in case of emergency.
Sebagian warga yang dulu sempat hijrah ke Pekanbaru, hanya sebagian yang kembali lagi kekampung halaman di Sumatera BArat. Maka untuk memberikan rasa aman bagi warga ,direncanakan akan membangun lebih dari seratus unit Shelter diseluruh daerah Sumatera BArat.Namun, kesiapan warga akan bahaya bencana dinilai tak kalah penting dibanding peringatan dini yang berbasis teknologi. Berbagai perhitungan yang dilakukan menunjukkan bahwa  ketinggian aman dari sapuan tsunami berkisar antara 15 meter hingga 25 meter.
Pasca gempa 7,9 SR yang mengguncang 30 September 2009, sejumlah bangunan yang direncanakan sebagai lokasi evakuasi mulai dibangun. Salah satunya gedung SMA Negeri 1 Padang di kawasan Belanti, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang.
Lokasi shelter yang berada di lantai tiga gedung tersebut berada pada ketinggian 16 meter dari permukaan laut. Di lantai atas yang berfungsi sebagai selter ini ditaksir mampu menampung sekitar 2.000 warga setempat. Gedung ini juga dilengkapi sejumlah gudang dan penampung air yang dalam keadaan darurat akan berfungsi sebagai tempat penyimpangan logistik.
Bangunan yang didesain dengan kekuatan hingga 9 SR ini juga dengan landasan helikopter untuk mempermudah akses bantuan. Yayasan Budha Tsu Chi yang menggelontorkan dana untuk pembangunan selter tersebut juga menyiapkan protap yang harus dijalankan penjaga sekolah saat gempa besar mengguncang.
Padang, (Antara) - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Irwan Paryitno, menyebutkan Kota Padang telah memiliki total 70 buah shelter yang tersebar di daerah pantai atau zona merah untuk mitigasi bencana, terutama tsunami.
 "Keberadaan shelter ini penting karena 60 persen dari sekitar satu juta penduduk Padang atau sekitar 600 ribu orang, tinggal dan beraktifitas di pinggir pantai atau zona merah. Mereka harus memiliki tempat perlindungan yang dekat jika terjadi gempa yang menyebabkan tsunami," katanya. (sumber: salah satu pengurus Yayasan Budha Tsu Chi/ antara dan sumber lainnya)
Hidup  dalam bayang bayang bencana tsunami , pasti bukan sebuah hal yang menyenangkan,  Namun tidak semua orang siap untuk hijrah dari Sumatra Barat,baik dari sisi ekonomi ,maupun kesiapan mental. Maka satu satunya jalan ,adalah tetap menjalani hidup di sini,dengan kewaspadaan penuh.SEhingga seandainya sewaktu waktu petaka tsunami muncul,maka warga sudah harus siap memanfaatkan Shelter yang telah dipersiapkan dan terus dibangun.