Ketika Lagu Indonesia Raya Berkumandang di Kompasianival 2016
Setelah belasan tahun tidak pernah lagi menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama sama di negeri sendiri. Pada tanggal 8 Oktober, 2016 bertepatan dengan pertemuan akbar Kompasianers ,yang dikemas dengan thema: ”Kompasianival Hidup Berbagi”, saya mendapatkan kesempatan tersebut, Disaat saat mendengarkan lagu Indonesia Raya berkumandang di ruang Gedung Smesco, sungguh membuat saya merinding.
Karena selama ini ,kami hanya dapat menyanyikannnya bersama dengan orang Indonesia yang berdomisili di kota Wollongong pada saat ikut merayakan Hari Kemerdekaan RI ,setiap tanggal 17 Agustus.
Disana semua suara terpadu menjadi satu . Suara Kompasianers yang berasal dari berbagai daerah dan berdatangan dari seluruh Nusantara. Tidak ada beda suara antara orang Padang, orang Batak.Lampung ,Palembang , Riau.Jawa ,Sunda, Bali, Lombok, NTT. Ambon,Dayak , Papua,Manado, Toraja, pribumi atau nonpribumi.Semuanya bersama sama menyanyikan :”
Indonesia Tanah Airku
Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan tanah airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu…….
Hiduplah tanahku
Hiduplah negriku ….
Saya bukan termasuk tipe manusia cengeng,Karena hidup kami sendiri sudah bagaikan batu karang ,menghadapi berbagai penderitaan hidup. Namun ketika mendengarkan kata demi kata yang merasukki jauh kedalam lubuk hati terdalam, maka tak kuasa saya menahan jatuhnya butir butiran air dari mata ..
Kompasianival Sungguh Meninggalkan Kenangan Manis
Walaupun ada yang berpendapat bahwa Kompasianval kali ini kurang bergairah atau kurang meriah,tentu merupakan hal yang sangat wajar dalam suatu perhelatan. Betapapun kerja keras dan persiapan yang memakan waktu berbulan bulan dilakukan oleh Panitia, tetap saja tidak mungkin dapat menyenangkan hati semua orang.
Saya bukan panitia dan tidak termasuk sebagai salah seorang yang bekerja keras untuk ikut menyukseskan pertemuan akbar atau Zero Beat terbesar di lingkungan Kompasiana ini. Tugas saya hanyalah datang melenggang, duduk diruang VIP dan dapat makanan enak, untuk kemudian dapat kehormatan untuk berbicara beberapa menit. Bukan sebagai Pembicara ahli, melainkan hanya sebatas berbagi kisah hidup. Yang bagi saya ,sungguh merupakan sebuah kehormatan besar, yang tidak dapat dinilai dengan materi.
Tapi diam diam saya memperhatikan betapa seluruh Panitia bekerja keras dan pontang panting kesana kemari,menjalankan tugas masing masing. Bahkan saya sempat memegang pundak COO Kompasiana yang duduk dilantai ,mendampingi mbak Sekar ,yang sedang merekam jalannya acara. Tak ada wajah kusut dan kening berkerut yang saya jumpai.
Semuanya tersenyum ceria dan saling menyapa. Bagi saya pribadi ,dapat berada ditengah tengah para sahabat dan panitia ini, sungguh sebuah kebahagiaan tersendiri yang tidak saya dapatkan dalam lain. Yakni persahabatan tanpa sekat.
Kalau Tuhan mengijinkan,maka tahun depan kami akan datang lagi, untuk bisa bertemu dengan teman teman semuanya. Bagi kami berdua, berjumpa dengan para sahabat, sudah merupakan sebuah kebahagiaan yang tidak ternilai. Kami bersyukur kepada Tuhan, yang telah memberikan kesempatan bagi kami berdua untuk hadir di Kompasinival ini dan berterima kasih tak terhingga kepada teman teman semuanya, yang telah menyambut kami dengan hati yang terbuka. Sampai ketemu lagi ditahun depan!
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H