Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Satu Lagi Sang Motivator yang Tumbang

2 Oktober 2016   15:59 Diperbarui: 3 Oktober 2016   00:10 4310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keterangan foto : Menjadi Motivator itu tidak mudah./tjiptadinata effendi

Satu Lagi Sang Motivator yang Tumbang

Tahun 2013, tepatnya pada tanggal 1 Juli, 2013 saya menulis sebuah artikel yang berjudul ”Tumbangnya Seorang Motivator". Ternyata tulisan ini mendapatkan sambutan dari ribuan orang. Bahkan tulisan ini dikutip dan ditayangkan di blog lainnya. Saya kutip dua blog di sini, sekadar contoh.

Tumbangnya Seorang Motivator - KOMPASIANA.com

1 Jul 2013 - Belajar dari: Tumbangnya Sang Motivator. Pada waktu itu hidup kami masih terbenam dalam lumpur kehidupan, yang serasa setiap saat...

Tumbangnya Seorang Motivator | KASKUS

3 Jul 2013 - Nama Sang Motivator saja sudah membuat saya terkagum-kagum.... menulis, Anda boleh memberi judul ”Tumbangnya Sang Motivator”.

Tumbangnya Motivator | alumnimaterdei.com

11 Apr 2014 - Nama Sang Motivator saja membuat saya kagum. Karena di depan dan di belakang namanya, tertulis beberapa titel. Saya tidak tahu persis.

Keterangan foto : Menjadi Motivator itu tidak mudah./tjiptadinata effendi
Keterangan foto : Menjadi Motivator itu tidak mudah./tjiptadinata effendi
Satu Lagi Motivator yang Tumbang

Siang ini saya ketemu dengan sosok motivator lainnya, di mana saya pernah tiga kali mengikuti seminar ”Jalan Pintas Meraih Sukses”. Sungguh saya hampir tidak lagi mengenal wajahnya karena tampak begitu tua dan tanpa semangat. Padahal, usianya terpaut hampir 10 tahun dari usia saya. Penampilannya yang dulu anggun dan tegap, kini tampak kedua bahunya agak membungkuk. Tak ada lagi sinar mata yang berapi-api dan tidak ada suara yang menggelegar, seperti ketika Pak James menjadi motivator semasa jayanya.

Walaupun saya mencoba menggunakan segala kemampuan diri untuk mengingat, sungguh wajah orang yang kini ada di hadapan saya tidak mampu memancing kembali ingatan saya ke masa lalu. Padahal, saya tidak ingin mengecewakan orang yang bertanya, ”Masih ingat pada saya, Pak Effendi?” 

Tapi daripada saya berpura pura ingat dan kelak ketahuan saya sesungguhnya hanya pura pura, pasti akan semakin melukai dirinya. Karena itu setelah memeras otak dan mencoba mengingat, akhirnya saya menyerah. “Maaf, Pak, mungkin saking lamanya kita tidak ketemu sehingga saya lupa. Di mana kita pernah bertemu sebelumnnya?”

“Tidak apa-apa, pak Effendi, memang hampir semua kenalan dan sahabat saya tidak mengenal lagi wajah saya. Nama saya James. Pak Effendi pernah ikut dalam seminar ”Jalan Pintas Menuju Sukses“. Mungkin masih ingat?”

Diberi petunjuk lengkap, baru saya ingat bahwa pria yang berdiri di depan saya adalah seorang motivator ulung 40 tahun lalu. Saya langsung memeluknya dan sekali lagi mohon maaf karena baru ingat.

Maka kami pun larut dalam berkisah masalah hidup masing masing. “Saya dulu berkali-kali mengingatkan peserta seminar untuk tidak meletakkan semua telur pada satu keranjang. Tapi saya sendiri melakukan kesalahan tersebut. Seluruh hasil kerja keras saya amblas karena kalah main valas,“ kata Pak James. Kemudian terdiam dan matanya menerawang jauh. Mungkin membayangkan masa-masa keemasan di mana pada waktu itu peserta yang mengikuti seminarnya selalu membeludak.

Jika menengok kondisi fisik dan penampilannya, saya memperkirakan Pak James sudah cukup lama hidup dengan kondisi yang sangat bertolak belakang bila dibandingkan dengan kondisinya sewaktu masih jaya.

"Hmmm kalau Pak Effendi ada usaha, ajak-ajaklah saya ya Pak. Saya sudah lama tidak bekerja, Hanya menggandalkan anak-anak saja," kata Pak James dengan suara yang hampir tidak kedengaran. Mendengar kalmat ini, yang diucapkan dengan nada sungguh-sungguh, saya tidak kuasa menahan rasa haru dan sedih, Ingin saya memeluknya erat-erat. Tapi mengingat ada begitu banyak orang di sekitar kami, saya menahan diri untuk tidak melakukan tindakan yang dapat memancing perhatian orang banyak.

Karena Pak James sudah dijemput anaknya, kami berpisah dan berjanji untuk ketemu lagi.

Pelajaran Berharga bagi Diri Saya

Walaupun saya bukan seorang motivator, apa yang terjadi pada Pak James sangat merasuk ke dalam hati dan akan saya jadikan pelajaran amat berharga agar dalam memberikan inspirasi dan motivasi kepada orang lain, untuk selalu ingat, menerapkan dalam kehidupan pribadi. Bahwa seorang motivator seharusnya mampu menyamakan kata dengan perbuatan agar tidak menjadi penyesalan di belakang hari. 

Menertawakan kejatuhan orang lain, siapa pun adanya, adalah sebuah kenistaan. Tapi kita perlu belajar, bukan hanya dari pengalaman hidup pribadi, melainkan juga dari pengalaman hidup orang lain. Kita tidak hanya perlu belajar dari kesuksesan orang lain, tetapi juga penting belajar dari kegagalan orang lain agar jangan sampai kita mengulangi kesalahan yang pernah dilakukan orang lain. 

Belajar dari pengalaman hidup sendiri dan belajar dari pengalaman hidup orang lain akan menghadirkan butir-butir pencerahan dalam hidup kita dan menjadikan kita manusia yang semakin arif memaknai dan menekuni jalan untuk menuju ke aktualisasi diri.

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun