Begitu tingginya tingkat peminat gudeg ,yang berdatangan bukan hanya dari masyarakat di Yogya dan sekitarnya, tapi juga dari berbagai daerah membuat bisnis kulinaer gudeg sangat laris manis di pasaran. Uniknya ,walaupn bisnis gudeg banyak dibidik dan dijalankan oleh masyarakat, namun tingginya peminat binsis gudeg tak membuat peluang bisnis kuliner gudeg semakin surut. Bahkan sebaliknya menjadi semakin berkibar.
Terjun dan menekuni bisnis gudeg memang merupakan pilihan tepat, dimana bisnis gudeg bisa dijalankan dengan modal kecil. Dan hampir dipastikan tidak akan mengalami kerugian atau kehabisan pelanggan, Karena seperti dijelaskan oleh mas Agus, yang pernah menggeluti bisnis sejenis ini, setiap juru masak, akan menghadirkan citra rasa khas tersendiri. Sehingga masing masing memiliki : ”fans” secara terpisah. Pada umumnya bisinis ini dikelolah secara kekeluargaan dan menjadi bisnis keluarga.
Walaupun pada kenyataannya, ketika uang semakin banyak mengalir dari keuntungan bisnis, maka masalah mulai muncul didalam keluarga, Yang intinya tidak jauh jauh adalah pembagian keuntungan yang tidak merata.
Peluang untuk usaha gudeg terbilang sangat cerah dan menjanjikan, Walaupun sudah banyak yang menggelar bisnis dibidang ini, namun mengigat konsumennya juga terus bertambah dan berdatangan, maka dipaatikan hingga beberapa tahun kedepan, bisinis Gudeg ini, masih tetap merupakan pilihan yang masih tetap menjanjikan.
Walaupun pasti didalam dunia bisnis, persaingan tidak dapat dielakkan ,namun menengok bisinis Gudeg dari tahun ketahun, bila dikelolah dengan baik, pasti akan merupakan peluang bisnis dibidang kuliner yang menggiurkan
Pada awalnya,sungguh saya tidak percaya, bahwa bisinis Gudeg bisa menghasilkan omzet belasan juta perhari. Tapi sekitar 40 menit nongkrong menanti giliran untuk dapat membeli dua Kendil Gudeg,yang masing masing berharga Rp.150.000,-- baru saya percaya.. Karena sebelum giliran kami, ada yang menenteng 4 box Gudeg, ada yang 5 box dan borong 6 box,yang katanya untuk oleh oleh teman di Jakarta.
Kami yang hanya beli dua box saja ,sudah membayar 300 ribuan, Dalam waktu kurang dari 40 menit, saya mencoba menghitung secara kasar ,ada 18 box termasuk kami yang berbelanja disana, Berarti sudah hampir 3 juta rupiah, Jadi tidak heran bila dalam sehari omzet bisa mencapai total lebih dari 10 juta rupiah.
Keuntungan kotor, kalau diperkirakan 30 persen ,berarti sudah ada tiga juta rupiah,minimal dalam sehari, Tidak butuh sewa ruko mahal mahal, cukup rumah tinggal dijadikan dapur dan sekaligus tempat pemasaran. Karena rata rata membeli, untuk dibawa pulang sebagai oleh oleh. Sementara itu bahan baku, tersebar dimana mana.
Beda dengan kedai kopi atau restoran yang membutuhkan lokasi strategis, untuk tempat berjualan, bisnis Gudeg, dapat dilakukan dimana saja. Kalau rumahnya kecil dan agak kedalam, ya pelanggannya tentu dari kalangan middle low atau menengah kebawah. Tapi kalau rumahnya lumayan besar, walaupun tidak berada di jalan raya, maka pangsa pasar dapat merambah segala lapisan masyakarat.
Harga jual tentu dapat disesuaikan dengan pangsa pasar, sesuai dengan kondisi tempat usaha. Dimulai dari harga 10 ribu hingga 20 ribu ,sedangkan untuk yang dikemas dalam kendil, yang berisi 4 potong ayam dan 5 buah telur, bersama dengan segala perangkat Gudeg lainnya, seperti yang kami bayarkan adalah 150 ribu rupiah per satu kendil dan inipun masih harus ditambah dengan ongkos packing masing masing 10 ribu rupiah.
Untuk strategi promosi bisnis, dalam jaman serba modern ini, semua lebih muda, Nggak usah buang uang jutaan rupiah, karena cukup melalui media sosial dan menyebarkan brosur, serta spanduk didepan rumah,