Mengenai jalannya lokakarya, sudah ditulis oleh rekan kita Dewi Puspasari sehingga tidak perlu saya ulangi lagi disini. Sebuah momentum yang sungguh tak ternilai. Dari hanya berkenalan di dunia maya ketemu dan dalam sehari, kami sudah menjalin hubungan persahabatan. Serasa bagaikan sudah lama sekali, kami sudah saling kenal.
Saya jadi ingat, salah satu artikel dari Pak Pepih Nugraha yang berjudul: Penulis Warga Pun Paham soal "Noise" versus "Voice" di Media Sosial.
Kegaduhan di media sosial sering dianggap "noise" atau kegaduhan yang tidak berguna, "ecek-ecek" dan nggak penting sama sekali. Sementara yang termuat di media arus utama, yakni konten yang dibuat oleh wartawan profesional, sering dianggap sebagai "Voice" yang bermanfaat bagi pembacanya. Karenanya "Noise" dipertentangkan dengan "Voice". Sayangnya "Noise" selalu berkonotasi negatif, sedangkan "Voice" terdengar positif. "
Sementara itu di alinea lain, yang saya kutip sebagian adalah Boleh saja mengatakan media sosial sebagai "Noise" dan media arus utama adalah "Voice", namanya juga pendapat. Persoalannya, bagaimana mungkin lebih dari separuh warga dunia sekarang sudah berada di Internet, tempat di mana kegaduhan alias "Voice" bermuasal?
Bagaimana Anda bisa menawarkan media lama dengan tawaran slogan kejayaan masa lalunya jika 50 juta dari 70 juta pengguna Internet Indonesia sudah berada di benua besar bernama Facebook? Dan jangan abaikan juga, 300.000 lebih warga sudah tercatat sebagai users member Kompasiana dan 300.000 hingga 500.000 orang membaca Kompasiana setiap hari! Apa yang harus Anda lakukan, wahai para petinggi media massa arus utama yang mengatakan media sosial adalah "Noise"
Pada hari ini, tanggal 30 Agustus 2016 dalam ruangan pertemuan di Gedung Kompas Gramedia, sungguh-sungguh saya merasakan dan mengalami bahwa Kompasiana itu bukan noise, tapi “voice”.
Terima kasih kepada Kompasiana, terima kasih kepada teman-teman semuanya yang telah bersama sama sudah membuktikan bahwa tidak sia sia kita bergabung di sini. Karena bukan hanya saling berbagi tulisan, melainkan dapat saling berbagi ilmu. Dan tidak kurang pentingnya adalah menjalin hubungan persahabatan.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H