Kualitas Tidur Berpotensi Menentukan Kualitas Hidup Kita
Banyak orang yang tidak menyadari,bahwa  yang paling dominan menentukan  kualitas hidup ,bukanlah hal hal yang spektakuler,tapi justru hal yang dianggap sepele selama ini,yakni masalah tidur.
Untuk memahami hal ini,tidak harus kita searching di google, juga tidak harus membuka buka kamus kesehatan, tapi cukup memberikan waktu bagi diri sendiri untuk melakukan evaluasi diri.
Sebuah contoh
Sudah pernah bergadang? Nonton pertandingan sepak bola, tinju  atau bagi kaum wanita ,mungkin nonton sinetron Korea hingga melewai tengah malam?  Bagaimana rasanya ketika bangun pagi?
- Ada rasa malas
- Sakit kepala
- Agak sempoyongan
- Uring uringan sepanjang hari
- Tidak bisa berpikiran jernih
Bayangkan bila hal ini dibiarkan tetap berlanjut,apa yang akan terjadi pada diri kita?
Atau mungkin juga bulan lantaran masalah nonton pertandingan,tapi karena :
- Banyak masalah di kantor
- Masalah keluarga
- Masalah bisnis
- Kemarahan
- Rasa sakit hati
- Gelisah tanpa sebab
Sehingga bolak balik,hingga larut malam,belum juga dapat tertidur. Bahkan setiap bunyi detik dari jam dinding, dapat terdengar dengan jelas. Ketika bangun pagi, begitu mau berdiri,serasa mau tumbang. Suasana hati sangat tidak nyaman, serasa mau marah saja.
Pagi itu akan menjadi pagi yang menegangkan dalam rumah tangga.karena masalah kecil saja,semisal  istri terlambat menyediakan kopi sudah dapat membuat kita marah besar.Atau anak anak bernyanyi nyanyi dengan suara keras, mendapatkan bentakan dari kita ,karena merasa terganggu dengan suara berisik.
Kalau biasanya..menengok mentari terbit dipagi hari,menghadirkan rasa syukur dalam diri,kini sudah tidak pernah lagi,Seakan semuanya itu tidak lagi berarti buat diri kita,karena seliuruh pikiran dan suasana hati sudah menumpuk  perasaan tidak nyaman. Yang bagaikan bom waktu, setiap saat,hal hal kecil dan sepele,dapat menjadi penyulut ,meledaknya .
Bila Dibiarkan Berlarut
Bila hal ini dibiarkan berlarut dan tetap tidak menyadari bahwa diri kita dalam bahaya,maka secara perlahan tapi pasti,kondisi hidup kita akan semakin menurun.
- Menjadi pemurung
- Sakit kepala yang tak kunjung sembuh
- Mulai mengalami aritmea (irama jantung tak beraturan)
- Bisa tiba tiba pusing
- Tanpa sadar berubah jadi pemberang
- Menjadi orang yang emosional
- Pikiran sering kalut
- Gelisah ,tanpa tahu apa sebabnya
- Jatuh,terpeleset atau tabrakan ,karena hilang fokus diri
- Mulai dijauhi oleh sahabat dan kerabat
- Tensi darah tidak stabil
- Menurunnya daya daya hidup
Pengalaman Pribadi
Saya bukan paramedic dan sama sekali tidak berlatar belakang ilmu kesehatan dibidang kedokteran,tapi merupakan pengalaman pribadi yang teramat pahit.
Karena masalah bisinis yang teramat rumit,menjadikan saya terjerumus kedalam :
- insomnia,tidak bisa tidur.
- Mulai mengenal obat obat penenang,seperti valium, mogadon dan sebagainya.
- Tensi saya terkadang drop ,sehingga tidak mampu bangunÂ
- Terkadang naik ke angka hampir mencapai 200,
- Mengalami vertigo.migren, mata seperti ditusuk ,
- mulai menjadi langganan dokter specialis jantungÂ
- dan dokter syaraf.
- Makan tidak kenal waktu,hingga bobot tubuh 85 kg
- mulai mengenal minuman alkohol
Baru sadar diri ,setelah diambang maut.
Akibat tidur yang tidak karuan ,mengalami insomnia,yang berlanjut dengan menurunnya seluruh daya daya hidup,akhirnya saya tumbang, Komplikasi berbagai gangguan kesehatan,ditambah dengan  infeksi pada saluran nafas ,akhirnya saya tumbang dan masuk kerumah sakit Mount Elisabeth. Dalam kondisi kritis inilah ,berkat kesabaran istri saya yang selalu setia mendampingi dan berkat Tuhan.saya sadar diri.Bahwa karena memikirkan kehilangan sejumlah uang karena urusan bisnis,saya hampir kehilangan yang paling berharga,yakni  kehidupan saya sendiri.
Sejak  saat itulah saya bertobat dan melupakan semua masalah dagang dan kembali meniti hidup sehat.
Mungkin artikel yang dituliskan berdasarkan pengalaman hidup ini, ada manfaatnya bagi orang banyak,agar jangan menganggap masalah tidur ,masalah sepele,karena sangat berpontensial menjerumuskan hidup kita,menjadi terpuruk. Dan bila hidup kita terpuruk,bukan hanya diri sendiri yang akan menderita,tapi seluruh anggota keluarga akan ikut menderita,karena ulah kita.
Belajar dari pengalaman sendiri adalah sangat baik,tapi belajar juga dari pengalaman orang lain,akan semakin melengkapi pemahaman kita tentang hidup.Untuk dapat diaplikasikan ,demi meraih kehidupan yang lebih baik
Tjiptadinata Effendi/10-08-16
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H