Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hindari Menjadi Orang yang Miskin Budi

3 Agustus 2016   07:08 Diperbarui: 6 Agustus 2016   00:18 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelak ketika sudah dewasa dan menikah,walaupun kehidupan kami morat marit selama tujuh tahun,tidak pernah sekali juga saya mengambil sesuatu yang bukan milik saya. Kata kata dari ayah saya almarhum, seakan selalu terngiang dihari :" Kita memang miskin, tapi bukan keluarga maling"  Hingga kini, 64 tahun sudah berlalu,nasihata keras ini tak pernah pupus dari jiwa saya. Hal ini jualah yang selalu saya ajarkan kepada anak anak cucu kami, Jangan pernah ambil sesuatu yang bukan milik kita. Jangan Jadi orang yang miskin budi.

Disisi lain, kebaikan si Encim tetangga saya,yang telah menanamkan pelajaran moral tak ternilai. Yakni :' memaafkan saya yang sudah mencuri bambu dan malahan membantu membalut tangan saya." hingga kini selalu menjadi pedoman hidup saya. Pelajaran moral yang melekat pekat dan terpateri dalam jiwa dan tidak pernah pupus dimakan usia.Betapapun sangat membutuhkan uang, tak pernah sekali juga saya mengambil sesuatu yang bukan hak saya. 

Ternyata apa yang ditanamkan kedalam jiwa seorang anak, akan tumbuh dan berakar dalam dirinya ,seperti yang saya alami. Sebaliknya ,bila pengalaman buruk yang saya teirma pada waktu kecil,mungkin akan berpengaruh buruk juga dalam menjalani kehidupan saya. Jadi ingat sebuah pesan moral:"Salah membajak  sawah,rusak padi semusim.Salah mendidik anak, rusak seumur hidupnya". 

Dengan jalan:

  • jangan pernah mengambil atau menahan hak orang lain,dengan cara  dan dalam bentuk apapun
  • jangan pernah melupakan budi kebaikan orang, sekecil apapun
  • memaafkan orang yang bersalah kepada kita 
  • membantu meringankan beban hidup orang ,sesuai kemampuan diri

Bukan kisah spektakuler. Hanya secuil kisah hidup yang biasa biasa saja dari seorang anak,yang kini sudah menjadi kakek dari 10 orang cucu. Mungkin ada manfaatnya yang dapat dipetik. Sebagai manusia, kita tidak mungkin menjadi seperti malaikat.tapi setidaknya kita bisa menjadi manusia, yang tidak miskin budi

Tjiptadinata Effendi,03.08.16

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun