Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penyebab Terbesar Orang Hidup Menderita

1 Agustus 2016   08:34 Diperbarui: 1 Agustus 2016   10:10 1962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kondisi hidup melarat, biasanya keluarga sangat akur. Merasa senasib ,maka sama sama berusaha untuk bangkit dari keterpurukan.Saling membantu antara anak,istri dan suami. Kompak menghadapi apapun dalam hidup mereka. Bagi mereka tidak ada istilah :”urusan kamu, urusan saya ,tapi semuanya adalah urusan kita bersama.”

Tapi anehnya, ketika hidup membaik,bahkan berkecukupan, orang mulai berubah.  Kata :”kita” sudah tidak ada lagi didalam rumah.Sudah berganti dengan:” ini uang saya, ini HP saya, ini urusan saya, atau bukan urusan saya” .Seakan dalam rumah tangga sudah tercipta tiga kelompok manusia,yakini suami,istri dan anak ,yang masing masing hidup dalam dunianya sendiri sendiri.

Kalau biasanya makan malam selalu bersama, kini suami makan diluar sama teman kantor  atau istri makan di tempat arisan dan anak juga tidak pulang makan malam ,karena lagi bersama teman teman. Keluarga sudah berubah fungsi menjadi tak ubahnya bagaikan tempat kost .

Kebahagiaan Hanya Dapat Tercapai Bila Pikiran dan Hati Damai

Kebahagiaan hanya dapat tercapai ketika pikiran dan hati kita damai. Harta benda hanyalah pelengkap kebahagiaan .Tapi ternyata dalam hidup ini ,justru yang seharusnya menjadi pelengkap,menjadi bom waktu yang menghancurkan kebahagiaan dalam rumah tangga. Maka ketika pikiran dan hati sudah tidak ada lagi kedamaian, segala sesuatu yang dimiliki,tidak lagi dapat dinikmati.

Bersyukur atas Setiap Pencapaian

Dulu mau makan harus ngutang.kini sudah bisa makan enak.Dulu naik sepeda reyot.kini sudah naik sepeda motor.Dulu tinggal ditempat kumuh,kini sudah di rumah sendiri.Semuanya bersama sama disyukuri dan tetap menjadi milik bersama.

Motor suami adalah juga motor istri dan begitu sebaliknya.Sama sama merasa memiliki akan hadirkan rasa sukacita mendalam di keluarga.Mari kita bangun kebahagiaan rumah tangga dengan cinta yang tulus

Iluka.

Tjiptadinata Effendi 01.08.16

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun