Tugu Pahlawan Tak Dikenal di Padang, yang Hampir Terlupakan
Mencoba menelusuri tentang asal muasal dari Tugu Pahlawan Tak Dikenal yang berlokasi di laman Museum Adityawarman ini,tidak banyak membawa hasil. Karena tidak ada catatan tertulis,misalnya, sebelum disana berdiri Museum , lokasi itu bernama Lapangan Tugu ,yang juga dikenal dengan nama Lapangan Dipo. Walaupun sesungguhnya Lapangan Dipo yang sebenarnya digunakan untuk kegiatan sepak bola berada di samping Tenunan Padang atau berseberangan dengan Fakultas Hukum Universita Andala. Tempat yang dimanfaatkan oleh anak anak sekolah untuk berolah raga. Baik sepak bola ,loncat tinggi dan juga lempar lembing,
Dipisahkan oleh jalan raya, berdiri sebuah perumahan megah dan kokoh,sejak jaman Belanda yang bernama :”Frater Huis” atau Rumah Frater. Dan sesuai namanya, rumah besar ini dihuni oleh para Frater,yang umumnya dari negeri Belanda. Yang bertugas sebagai tenaga Pengajar.
Bila menghadap ke Rumah Frater ini,maka disamping kirinya ada Sekolah Dasar RK `1,yang dulunya bernama Sekolah Rakyat Roma Katolik 1. Sedangkan disamping kanan Rumah Frater,adalah Sekolah Rakyat RK 2 .
Dibelakang SD RK 2 ini adalah SMP FRATER, yang pada waktu itu disore harinya dimanfaatkan sebagai SMP PIUS. Sedangkan berdampingan dengan SD RK 2 ini ,belakangan didirikan SMA Don Bosco.
Berbatasan dengan Museum Adityawarman ini terdapat Pengadilan Negeri Padang. Sementara itu ,disamping kanan Lapangan Dipo, dipisahkan oleh jalan raya ,terdapat Tenunan Padang,yang kemudian dijadikan kantor dari perusahaan Swast
Berhadapan dengan Tugu Pahlawan Tak Dikenal yang juga dipisahkan oleh jalan ,terdapatlah Taman Melati.
Walaupun hal ini,tampak sepele ,namun karena tidak ada catatan tertulis yang dapat dibaca dan ditemukan,maka pada masa ini,rata rata generasi muda,sudah tidak lagi mengetahui tentang latar belakang,nama lokasi yang digunakan untuk membangun Tugu Pahlawan Tak Dikenal dan Museum Adityawarman.
Mengapa Saya Peduli
Karena saya dulu masuk sekolah di SR RK 1 pada taun 1950 ,yang pada waktu itu gurunya masih Belanda tulen. Baru kemudian di kelas 4 ,sudah mulai digantikan oleh guru dari Padang. Namun Kepala Sekolah masih tetap Frater Avitus dari Belanda.
Kemudian di SMP dan SMA saya juga bersekolah disana , Dan kemudian melanjutkan studi di IKIP air tawar,untuk kemudian menjadi guru disana selama beberapa tahun. Oleh karena itu, lokasi itu masih tertinggal dengan baik dalam memori .
Pada waktu itu, secara berkala masih ada kegiatan Pramuka dan acara lainnya,yang diselenggarakan di laman Tugu Pahlawan Tak Dikenal ini, dengan tujuan untuk mengingatkan generasi muda, bahwa ada begitu banyak anak bangsa yang gugur dalam perang kemerdekaan,namun namanya tidak tercatat didalam sejarah.
Namun seiring dengan perjalanan waktu, Tugu Pahlawan Tak Dikenal,benar benar hampir tidak lagi dikenal generasi muda. Apalagi ditambah dengan tiadanya catatan mengenai sejarah berdirinya dan penjelasan tentang tempat dan lokasinya.
Tetapi mengingat bahwa saya bukan dalam kapasitas menjelaskan. Hanya sekedar bercerita, tentang gambaran masa lalu,sebelum Tugu Pahlawan Tak Dikenal ini di dirikan disana.
Setidaknya menjadi masukan untuk pemerintah kota Padang.bahwa generasi muda Sumatera Barat ,khususnya di Kota Padang, perlu tahu,tentang riwayat berdirinya tugu tersebut,sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah kota Padang tercinta.
Dari seorang warga Padang, yang kini berada di Benua Kanguru, 29 /07/16
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H