Mengamen di desa pinggiran kota,dimana warganya sendiri hidup melarat, sudah dapat dibayangkan ,bahwa yang dilemparkan kedalam kaleng yang diletakkanya di depan tempatnya ngamen hanyalah recehan kecil.
Namun Ashyla tidak putus asa.Walaupun usianya belum lagi 10 tahun,tapi ia sudah menjadi dewasa ditempah penderitaan hidup.Dari hasil mengamen ,hingga jauh malam,ia bisa membelikan ayahnya semangkuk bubur hangat untuk dimakan dan obat obatan ala kadarnya.
Terserang Infeksi Paru Paru
Karena udara yang sangat dingin dan pakaian hangat yang seadanya, serta setiap malam mengamen, dengan perut keroncongan ,membuat tubuh gadis kecil bernama Ashyla ini ,tumbang, Semangat bajanya ,tidak mampu menahan tubuhnya yang kerempeng untuk tidak tergolek.
Seakan penderitaan semakin asyik memporak porandakan ketiga anak beranak yang sudah hidup dalam kesengsaraan ini. Ashyla dilarikan kerumah sakit dengan menjual semua perabot rumah tangga mereka dan semua pakaian yang masih laku dijual. Namun semuanya hanya mampu untuk membayar Ashyla menginap selama 3 malam dirumah sakit.
Biaya perawatan dan pengobatan, tidak ada lagi.Dan rumah sakit sudah memberikan ultimatum,bila tidak ada uang tunai,Ashyla harus meninggalkan rumah sakit esok harinya.
Kepanikan Membuat Kumar Bisa Bangun
Kepanikan dan entah perasaan apa lagi yang berkecamuk dalam diri anak anak manusia ini,membuat Kumar yang sudah 3 bulan terbaring, tiba tiba bisa bangkit berdiri. Dengan sempoyongan ia berdiri dan bertekad:” Dengan cara apapun,aku akan mendapatkan uang demi anakku Ashyla. Bila Dewa tidak mau menyelamatkan putriku,maka aku akan menyelamatkannya dengan tanganku sendiri’
Seperti kesetanan ia berlari ,tujuannya adalah rumah orang kaya di kota Megapur. Dengan nekat ia memaksa naik keatas bis yang lagi menuju ke kota tersebut. Dan ketika Kondektur minta uang tiket,Kumar mengeluarkan belati dari balik bajunya, “Jangan paksa aku menjadi pembunuh “ ,katanya. Dan tak seorangpun dalam bis,yang mau ditusuk belati.
Setibanya di kota Megapur, Kumar melompat dari bus yang sedang melambat.Entah kekuatan darimana diperolahnya,sehingga ia mampu melompat dan berlari. Tiba didepan rumah yang tampak mewah, ia menyelinap masuk. Kebetulan hujan lebat turun,sehingga langkah kakinya tidak kedengaran.
Berhasil melompati pagar,Kumar memanjat ke jendela.Mencongkel dan terbuka. Ia masuk melalui jendela ,Niatnya satu,:”aku harus pulang dengan uang ditanganku,apapu yang terjadi “