Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Minta Maaf Gaya Diplomat

21 Juli 2016   07:18 Diperbarui: 21 Juli 2016   08:58 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hal hal tertentu, terkadang,kita “terpaksa berbohong”,karean alasan tertentu.Misalnya, ketika berada dalam lift, karena begitu banyaknya orang, maka kaki kita terinjak oleh seseorang.

Ternyata yang menginjak kaki kita adalah seorang wanita yang bobot tubuhnya mungkin 80 Kg dan pakai sepatu tinggi lagi. Bisa dibayangkan rasanya,tulang jari kaki kita serasa mau patah. Tapi ketika si wanita buru buru minta maaf kepada kita, dengan mengatakan :”Aduh, sakit ya pak?!”

Maka tidak mungkin kita menjawab :”Enak saja ibu minta maaf. Nih jari kaki saya serasa mau patah tau!?”Sebagai orang yang terdidik,maka kita akan menjawab:” Oya nggak apa apa, kan ibu nggak sengaja”

Satu contoh lagi , Ada yang minjam uang pada kita dan terlambat mengembalikan ,sambil minta maaf. Apakah mungkin ,kita jawab dengan memarahinya? Paling kita menjawab””Ya nggak apa apa mas”

Hal tersebut adalah masalah etika dan tata krama saja dan sesungguhnya tidak berkaitan langsung dengan masalah kejujuran seseorang

Jujur Dalam Keartian:

  1. Tidak menahan atau mengambil hak orang lain
  2. Tidak memutar balikkan keadaan
  3. tidak menulsikan kebohongan
  4. Tidak merugikan orang lain dengan  jawaban kita

Kejujuran tidak perlu dilengkapi dengan argumentasi panjang lebar.. Biarlah kebenaran membela dirinya sendiri. Tidak perlu kita kasak-kusuk membantah dan memberikan berbagai argumentasi. Yang penting ,ada keyakinan diri bahwa prilaku kita ,memang tidak menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku  dalam masyarakat..

Berpikirlah,berkatalah atau menulislah dengan jujur dan bertanggung jawab.Jangan pernah berkata bohong atau  menulis kebohongan Karena betapapun pandainya berbohong, suatu waktu pasti akan terbongkar Bila kita jujur, maka kita bisa tidur nyenyak, walaupun diluar sana orang ribut mempermasalahkan karena kebenaran memiliki daya dan kekuataan sendiri untuk membela dirinya,

Tulisan ini hanya merupakan opini pribadi. Boleh setuju dan boleh tidak. Karena adalah hak setiap orang untuk memiliki pandangan tersendiri Esensial dari seluruh artikel ini sesungguhnya hanya satu, yakni:” Hormatilah diri sendiri dengan berpikir, bersikap, bertindak dan menulis dengan jujur!" Kita tidak mungkin menjadi manusia yang jujur secara mutlak,tapi jangan jadi pembohong.

Tjiptadinata Effendi 21/072016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun