Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Minta Maaf Gaya Diplomat

21 Juli 2016   07:18 Diperbarui: 21 Juli 2016   08:58 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jelas pada kedua kalimat permohonan maaf, terbaca,bahwa tidak ada ketulusan dalam pernyataan maaf tersebut.

Yang dapat diartikan maknanya.,sebagai berikut:” Saya sesunguhnya tidak bersalah, tapi kalau anda tetap menganggap saya yang salah ,yaa saya minta maaf”

Minta  Maaf Basa Basi

Minta Maaf Antara Suami Istri

Suami :" Sayang, aku cuma makan siang sama teman wanita di kantor, tidak melakukan apa apa, tapi kalau dianggap aku salah,yaa aku  minta maaf ya sayang"

Istri kepada suami:" Mas, aku tadi diajak semobil sama mas Jon, kami tidak melakukan apa apa yang terlarang, tapi kalau mas menilai aku salah, ya aku  minta maaf ya mas"

Jujurlah Pada Diri Sendiri

Jujurlah pada diri sendiri, Kalau merasa sudah melukai pasangan hidup kita atau siapapun, maka minta maaflah dengan tulus, Jangan mengunakan bahasa bahasa diplomasi ,yang berbelit belit,namun intinya ingin membela diri dan menyatakan diri sesungguhnya tidak bersalah Mohon maaf yang berupa basah basih cara begini,hanya menciptakan kepalsuan dalam diri . Dan semakin lama orang akan terbiasa hidup dalam kepalsuan diri,

Sebelum mengajarkan kepada anak anak kita dan orang lain, tentang kejujuran, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah jujur pada diri sendiri. Karena kalau orang tidak bisa  jujur pada dirinya sendiri,maka mustahil bisa jujur kepada suami atau istri.Apalagi terhadap orang lain.

Memang sudah jelas, tidak ada manusia yang seratus persen jujur dan tidak pernah berbohong.karena yang Mahasempurna hanya satu ,yakni Tuhan .

Tugas kita adalah berusaha untuk berpikiran jujur,berbicara jujur dan bertindak jujur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun