Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Seperti Apa Sih "Casino" Itu?

16 Juli 2016   07:38 Diperbarui: 16 Juli 2016   11:14 1933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Menengok dari Dekat Casino Satu-satunya di Western Australia

*Berkunjung ke Las Vegas, ke Macau atau ke Genting Highland adalah ibarat orang berkunjung ke tepi pantai, bisa duduk menikmati pemandangan dan tidak harus ikut menceburkan diri di kedalaman laut*

Mendengar kata casino, mungkin banyak orang yang jadi keder. Terbayang seperti di film-film western di mana koboi ramai-ramai masuk casino. Ruangan penuh asap rokok dan meja roulette dikelilingi para penjudi. Rata-rata penjudi ditemani wanita-wanita bar yang berpakaian seronok bila meminjam istilah dari tetangga kita Malaysia.

Pemandangan dari kejauhan :
Pemandangan dari kejauhan :
Musik yang hinggar-bingar dan asap rokok yang memenuhi seluruh ruangan yang tentu saja menyesakkan dada setiap orang yang ada di sana. Dan bila salah satu dari penjudi kalah taruhan, serta-merta mengeluarkan pistol dan dor dor dor… Main baku tembak tidak bisa dihindarkan lagi. Pemilik casino, yang merangkap bar tewas dan seluruh uang taruhan dirampok. Perampoknya berjalan keluar sambil melepaskan tembakan secara sporadis.

(Dokumentasi pribadi)
(Dokumentasi pribadi)
Apakah Benar Gambaran Casino seperti Itu?

Apakah benar gambaran sesungguhnya memang begitu ataukah hanya pintar-pintarnya penulis skenario film tersebut? Tentu hanya mereka dan penduduk Amerika yang tahu. Kita hanya dapat menebak-nebak antara ya dan tidak karena toh kita tidak punya kepentingan apa pun di sana. Nah, apa saja yang ada di dalam casino terbesar dan satu satunya di western Australia ini? Kalau pingin tahu hal yang sesungguhnya, tentu tidak cukup mengutip berita dari sana-sini karena belum tentu menceritakan keadaan sesungguhnya.

(Dokumentasi pribadi)
(Dokumentasi pribadi)
Dijaga Ketat oleh Bodyguard

Di depan pintu masuk ada empat orang petugas yang berbadan besar. Ada yang kepalanya botak plontos dan ada yang rambutnya dikucir, mengenakan setelan jas hitam-hitam, persis seperti dalam film mafia. Setiap orang yang masuk diperiksa dan diminta kartu identitasnya. Yang bawa tas disuruh titipkan di tempat penitipan. Yang pakai sandal atau kaus oblong tidak diizinkan masuk. Walau yang ingin masuk tubuhnya cukup besar, tetap diperiksa apakah dalam Id card menunjukkan bahwa usianya sudah dewasa atau belum. Tak ada senyum di wajah penjaganya karena memang tugas mereka bukan penerima tamu, tapi pengawal dan petugas pemeriksa.

Lewat dari pemeriksaan, baru berhadapan dengan wanita penerima tamu, yang menyapa kita dengan sopan santun. Tidak ada yang berpakaian norak. Semua persis kayak orang kerja kantoran. Tulisan dilarang merokok ada di mana-mana. Kami memperlihatkan identitas, baik berupa SIM bagi penduduk Australia atau paspor bagi turis atau pendatang. Dicatat datanya dan di-file-kan dalam komputer. Sekiranya terjadi keributan, sangat gampang untuk menangkap pelakunya,karena foto kita sudah ada di sana.

(Dokumentasi pribadi)
(Dokumentasi pribadi)
Pengujung Umumnya Orang Tua

Pengunjung umumnya orang tua, kecuali turis, yang kebanyakan datang dari Cina. Ada beberapa restoran di dalamnya, tinggal memilih yang sesuai selera. Sedangkan untuk minum, semuanya free, tinggal gesek kartu yang diberikan kepada kita sewaktu mendaftar. Tidak ada kewajiban untuk ikut main. Sebagian tamu datang hanya untuk makan karena makanan di sini relatif lebih murah dibandingkan dengan restoran.

Nonton Bareng

Bagi penggemar sepak bola, bisa duduk sepanjang hari di sana sambil menonton di layar raksasa berukuran 8 x 5 meter sambil menikmati secangkir kopi gratis. Bisa pula menikmati makan siang sambil mendengarkan musik dan menonton berbagai acara. Bagi yang kuat makan, bisa makan di buffet atau restoran makan sepuasnya dengan tariff 22.00 dolar per orang sambil menikmati pemandangan lewat kaca yang bening di sekeliling restoran.

(Dokumentasi pribadi)
(Dokumentasi pribadi)
Tidak Ada Tarian Erotis

Jangankan tarian erotis, wanita yang bekerja di sana semua berpakaian rapi seperti orang kantoran. Jadi, image bahwa dalam casino akan dilayani wanita seksi dan berpakaian seronok tidak benar. Tidak ada asap rokok, tidak ada hiruk-pikuk. Yang senang makan menikmati santapannya tanpa peduli yang lain, Yang asyik nonton sepak bola ya bisa duduk berjam-jam di sana tanpa ada yang berani mengusik. Dan yang uang pensiunnya banyak bisa mengadu keberuntungan di meja roulette. 

Orang-orang yang hidupnya pas-pasan tidak mungkin ke sini. Karena lokasinya jauh di luar kota dan butuh biaya untuk ke sini dan berpakaian necis untuk bisa masuk, di samping memiliki Id card yang valid. Dalam kalimat singkat, sebagian besar yang berkunjung ke sini adalah orang-orang yang sudah pensiun dan memiliki waktu dan keuangan yang cukup untuk dihamburkan. Itu pun tergantung kalau memang memilih ikut berjudi. Pilihan lain adalah menikmati makanan dan pemandangan indah di sana.

Catatan penulis:

Tulisan ini tentu bukan bagian dari promosi casino, bukan juga mengajak orang main judi, semata untuk memdapatkan informasi bagaimana sih sesungguhnya casino, apakah benar seperti yang sering ditampilkan dalam film mafia di mana orang bisa tembak-menembak di dalam casino atau berantem? Ternyata yang ada di sini beda total dengan yang ditampilkan di film-film mafia.

Foto dokumentasi pribadi

Tjiptadinata Effendi / 16 juli, 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun