Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hindari Sikap Apatis

14 Juli 2016   22:25 Diperbarui: 14 Juli 2016   22:34 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya sangat sedih,mendengarkan saya dikatakan sudah mati. Tapi hanya dalam gambaran pikiran saya saja,karena tidak mampu memberikan tanda tanda,bahwa sesungguhnya saya masih hidup. Ada suara lain, yang membentak: ”Kalau mau menolong orang dengan tangan dong, Itu manusia,koq anda dorong dengan kaki! ”Dan  kemudian ,suara tersebut masih melanjutkan : ”Hayo semua minggir. Bukannya menolong, malah bagaikan menonton pertunjukkan kalian”

Aneh, saya sekarat, tapi suara itu sangat jelas dan saya memahami setiap kata yang diucapkan. Berarti saya belum mati.  Masih terdengar suara yang sama:” Angkat ke Mobil, kita kerumah sakit”

Dan ada suara menjawab :” Siap Komandan” .Tiba tiba tubuh saya merasa melayang ,semakin jauh dan saya tidak sadarkan diri lagi.

Siuman Dirumah Sakit

Ketika saya sadar,pertama sekali saya tengok wajah istri saya yang sedang menangis. Saya masih bingung  lagi berada dimana? Membuka mata dan merasakan sakit yang amat sangat pada bagian kepala.  Wajah itu makin lama makin jelas dan beberapa tetes air mata jatuh diwajah saya,semakin meyakinkan saya,bahwa saya masih hidup.

Kemudian suara orang yang menolong saya ketika jatuh, ternyata juga ada disana, “Sudah siuman ya bu .”kata suara tersebut kepada istri  saya.. Suara tersebut datang mendekat, ternyata seorang tentara. Tersenyum menengok saya. Saya berusaha untuk mengucapkan terima kasih,namun belum cukup ada kekuatan untuk bisa mengucapkannya.

Pelajaran Hidup

Hal ini sudah lama terjadi.Namun sudah saya catat dalam lembaran hidup saya,sebagai mata pelajaran pokok dari ilmu kehidupan.,yakni :” Selalu membuka mata hati,untuk menolong siapa saja, yang membutuhkan pertolongan”

Hal inilah yang membuat  dimanapun berada,bila menengok ada yang jatuh atau kecelakaan ,sepenting apapun urusan,pasti saya mendahulukan untuk menolong orang, Karena saya sudah mengalami sendiri. Andaikata tidak ada tentara yang menolong,mungkin saya sudah tidak dapat lagi bercerita.

Tentang berapa kali saya membantu orang yang kecelakaan,tentu tidak perlu diulang ulangi,karena akan terkesan pamer kebaikan diri.

Orang Akan Selalu Ingat Kita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun