Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Antarkan Anak di Hari Pertama Sekolah Begitu Penting?

11 Juli 2016   17:47 Diperbarui: 11 Juli 2016   18:21 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*untuk mencapai hasil yang maksimal bagi pendidikan anak anak kita,perlu kerja sama yang baik antara orang tua dan guru di sekolah*

Banyak orang tua yang berpikir, bahwa mengantarkan anak kesekolah adalah semata mata untuk memastikan bahwa anak selamat  tiba di sekolah dan tidak keluyuran kemana mana. Atau kuatir ,anaknya akan menangis sepanjang hari.

Yang menganut cara berpikir seperti ini bukan hanya para orang tua dari kalangan awam,tetapi termasuk orang tua yang dari kalangan inteletual.Karena terpaku pada pola pikir demikian, maka terjadilah seperti yang kebanyakan kita saksikan pada setiap tahun tahun ajaran baru.

Bagi orang tua yang mengantarkan anak anak mereka yang baru masuk kelas 1 Sekolah Dasar, kebanyakan mengantarkan anaknya kedepan pintu kelas. Sambil menengok dari kejauhan, begitu lonceng berbunyi dan menyaksikan anak nya sudah berada dalam barisan murid murid lainnya, terus melangkahkan kaki dan meninggalkan pekarangan sekolah.

Sedangkan bagi anak anak yang memasukki tahun ajaran baru,karena kenaikan kelas,maka sebagian besar diantarkan oleh :

  1. sopir
  2. Pembantu
  3. Nitip tetangga

Hal ini berlangsung sejak dulu dan terus berlangsung dari tahun ketahun. Padahal sesungguhnya mengantarkan anak di hari pertama sekolah, bukanlah semata mata hanya demi untuk keselamatan anak saja.Tak kurang pentingnya, adalah menjalin komunikasi dengan guru kelas ,kepala sekolah dan para guru ,serta sesama orang tua murid..

Professor  Antarkan Putranya di Hari Pertama Sekolah

Salah satu hal yang paling berkesan bagi saya,adalah ketika  Salah Satu Petinggi  IKIP pada waktu itu Prof,DR,Isryn Nurdin, mengantarkan putranya sendiri kesekolah, di SD RK II . ,yang berlokasi di Jalan Chairil Anwar – Kota Padang, ibu kota Propinsi Sumatera Barat.

Mengapa saya tahu? Karena pada waktu itu, saya mengajar disana.

Padahal sebagai seorang Petinggi di IKIP  ,yang juga aktif mengajar dan tinggal cukup jauh,yakni dikomplek dosen IKIP Air Tawar, beliau dalam segala kesibukannya, menyempatkan diri,untuk mengantarkan sendiri, putranya  dan berbicara langsung bukan hanya dengan guru kelas anaknya, tapi juga pada guru yang bertugas di kantor.

Kejadian ini semakin  memberikan pemahaman kepada diri saya, bahwa ,betapa pentingnya orang tua mengantarkan sendiri anaknya di hari pertama sekolah .Serta menjalin komunikasi tidak hanya dengan guru kelas anak ,tetapi juga pada kepala sekolah dan guru lainnya, Dan masih menyempatkan diri ,untuk berinteraksi dengan para orang tua murid lainnya. Padahal beliau adalah seorang Professor dan sekaligus orang penting  dari Institut Keguruan ilmu Pendidikan di Sumatara Barat.

Ketika Tiba Giliran Anak Anak Kami

Ketika tiba giliran anak anak kami masuk sekolah,maka saya dan istri, karena sudah memahami ,betapa pentingnya komunikasi dua arah antara guru dan orang tua murid.,maka kami berdua ,saling bergantian ketika tiba saatnya mengantarkan anak di hari petama sekolah..

Apalagi dalam hal ini, dapat dikatakan  saya berperan ganda,baik sebagai guru disekolah.,,maupun sebagai orang tua murid..Karena sudah merasakan dan menyadari sepenuhnya, bahwa adalah sebuah kemustahilan bila pendidikan anak diserahkan sepenuhnya kepada sekolah.maka sebagai orang tua, saya tentu berusaha untuk melakukan hubungan baik secara maksimal ,bukan hanya dengan guru kelas,tapi juga dengan kepala sekolah ,serta guru piket disana. Setiap kali kenaikan kelas, bahkan hingga masuk ke SMP, saya dan istri ,selalu menyempatkan diri untuk datang sendiri, mengantarkan anak anak kami, ketika hari pertama masuk kelas baru, 

  • Dengan menjalin hubungan baik antar orang tua dan guru,maka ada banyak hal yang dapat dihindari ,antara lain:
    guru tidak mungkin menghukum anak kita secara phisik,karena ada hubungan baik
  • anak anak kita,tidak akan berani mengadukan atau menceritakan hal hal negatif tentang guru mereka
  • begitu ada sesuatu yang tidak berjalan baik,maka guru akan segera memberitahukan kepada kami
  • begitu juga bila diantara anak anak kami ada kesekolah ,walaupun kurang sehat,maka  kami dapat menelpon langusung kesekolah
  • ketika ada wabah demam melanda anak anak, kami segera diberitahu dan bisa menjemput anak anak kami
  • sesekali entah karena apa,terlambat menjemput anak, pasti ada guru piket atau salah satu orang tua murid yang menemani,karena hubungan baik

Hubungan Baik Menciptakan Rasa Kekeluargaan

Hubungan baik dengan guru disekolah,menciptakan rasa kekeluargaan yang tinggi. Begitu juga dengan hubungan baik antar sesama orang tua murid.bukan hanya sekedar basa basi saling sapa ketika ketemu di sekolah,tapi berlanjut dengan sesekali saling kunjung antar orang tua murid.

Sebagai seorang guru, siapapun adanya dan dari latar belakang manapun,tentu akan merasa sangat dihargai,ketika sebagai orang tua, kita datang dan memperkenalkan diri. Menjalin komunikasi yang aktif, dalam setiap kesempatan yang ada. Tanpa harus memberikan hadiah ini dan itu kepada guru, mereka secara alami akan memberikan perhatian yang sangat besar kepada anak anak kita.

Hingga kini,walaupun setengah abad sudah berlalu,namun hubungan kami dengan mantan guru guru sekolah anak anak kami, tetap tidak terputus. Bahkan putra putri kami,kendati sudah memiliki keluarga sendiri, masih tetap menjalin hubungan baik dengan mantan guru guru mereka.

Semakin banyak para orang tua murid yang menyadari bahwa kerja sama yang baik,sangat dibutuhkan demi untuk kepentingan anak anak kita juga, makan pasti akan memberikan hasil yang jauh lebih maksimal,,daripada apa yang sudah dicapai selama ini.Tanpa adanya kesadaran dari pihak orang tua, maka bagaimanapun usaha dari dinas pendidikan untuk merevisi tata cara belajar dan mengajar,tetap saja tidak akan memberikan hasil seperti yang diharapkan. Karena  peran serta orang tua secara proakif dan bekerja sama dengan guru sekolah,merupakan dwitunggal yang tidak dapat dipisahkan.

Iluka, 11 Juli,2016

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun