Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tidak Ada Jalan Buntu

9 Juli 2016   17:32 Diperbarui: 9 Juli 2016   17:39 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*Segala usaha sudah saya lakukan,namun hasilnya sia sia.Apapun yang saya lakukan,selalu menghadapi jalan buntu* Inilah keluhan klise yang selalu diucapkan sejak setengah abad lalu dan ternyata dijaman modern ini, masih banyak orang yang terpaku oleh alsan ini,yakni :" semua jalan buntu*

Yang Buntu Itu Sesungguhnya adalah Pikiran Kita

Kalaupun ada rambu rambu lalu lintas yang terpampang di sudut jalan masuk:” Wrong Way. Go back.No Through way” . Salah jalan,Kembalilah.Tidak ada jalan tembus” . Maksudnya adalah kendaraan tidak dapat melewati daerah itu, karena memang disana tidak ada sarana yang dapat dilalui oleh kendaraan. Tapi ,karena memang tidak ada keperluan penting,maka kita lalu memutar balik kendaraan dan meninggalkan lokasi tersebut.

Seandainya, di balik jalan buntu itu, ada anak dan istri kita disana, maka sudah dapat dipastikan kita tidak mungkin berbalik arah.Yang kita lakukan adalah  memarkir kendaraan.Turun berjalan kaki dan ternyata disana ada jalan setapak,untuk menjemput anak dan istri kita.Atau memutar balik kendaraan,bukan untuk pulang,melainkan mencari jalan memutar. Karena sesungguhnya, tidak ada jalan yang buntu.

Analogi ini hanyalah sekedar menampilkan  hal hal yang sangat biasa biasa saja,bahwa karena tidak merasa ada kepentingan  mendesak atau tidak akan mendapatkan keuntungan apa apa,maka dengan mudah,kita menyerah pada keadaan. Begitu turun hujan,maka niat untuk keluar rumah dibatalkan. Bahkan baru ada mendung saja, sudah cukup alasan untuk tidak jadi meneruskan rencana kita untuk kesuatu tempat.

Tetapi bila ada hal hal yang menantang,misalnya ada undangan dari sahabat baik kita atau orang yang kita sayangi,maka hujan lebat, apalagi sekedar mendung, sama sekali tidak akan menyurutkan langkah kita. Dan bila ditengah perjalanan, jalan ditutup karena ada kerusakan atau accident,maka kita akan mencari jalan lain untuk memutar.Yang ada dalam pikiran kita adalah :” apapun halangannya,pokoknya saya harus hadir dalam undangan tersebut”

Satu lagi Contoh Aktual

Kaki kita terkilir. Jalan rasanya susah sekali. Apalagi mau pergi berkerja, Maka pada saat kita berpikir demikian, maka dalam hati kecil kita sudah ada keputusan bahwa hari itu kita tidak ingin masuk kerja. Karena kaki terkilir dan susah untuk dibawa berjalan. Namun, karena bosan duduk dirumah sepanjang hari,maka kita mulai jalan jalan perlahan keluar dari pekarangan rumah. Tiba tiba ada anjing tetangga yang galak telepas ,karena rantainya putus,maka tiba tiba saja kita bisa berlari kencang,Lupa bahwa tadi tidak kekantor, karena kaki sakit. Nah,hal ini menunjukkan kepada kita, bahwa yang mengatakan :"tidak bisa " adalah buah pikiran kita sendiri, KItalah yang membatasi diri dan mengatakan :" semua jalan sudah saya coba, tapi semuanya buntu"

Orang Dapat Menembus Segala Ketidak Mungkinan,Bila Sudah Lulus PHD

PHD disini tentu bukan maksudnya gelar akademis,melainkan singkatan dari :

P - poor 

H - hungry

D -desperate 

Bila orang sudah mampu melalui PHD ini, maka ia akan mampu menembus segala ketidak mungkinan. Baginya tidak ada jalan buntu.

Kiat Kiat:

  1. jagalah agar pikiran kita selalu berpikir positif
  2. baik terhadap diri sendiri,keluarga ,maupun orang lain
  3. hapuskan kata :'tidak mungkin" dari kamus kita
  4. karena bila kita berpikir :"tidak mungkin",maka semua hal menjadi tidak mungkin bagi kira
  5. jangan pernah berhenti beusaha
  6. yakinlah tidak satu jalan menuju kesuksesan

Catatan:

Tulisan ini,sama sekali tidak bermaksud meniadakan peran Tuhan. Tapi karena saya bukan dalam kapasitas berbicara tentang doa dan iman ,maka tulisan ini dibatasi sebatas untuk menginspirasi dan memotivasi orang banyak.Bukan dalam konteks mengajarkan orang untuk berdoa.

Tjiptadinata Effendi, 9 Juli, 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun