Membiasakan Anak Sedini Mungkin Menghargai Orang Lain
Cara paling efektif untuk mengajarkan sesuatu hal bagi anak anak adalah dengan memberikan contoh. Semisalnya ,bila kita ingin mengajarkan anak anak untuk bisa membuat layangan sendiri ,sehingga tidak perlu harus membelinya.
Kalau kita suruh anak mencatat seperti didalam kelas,sebagai berikut:
- siapkan bambu
- Belah menjadi dua bilah kecil
- Diraut dengan hati hati
- Ditimbang dengan benang
- Kemudian diikat dipertigaan
- Hubungkan keempat sisinya dengan benang
- Oleskan bingkai yang sudah jadi dengan lem
- Tempelkan dikertas yang sudah disiapkan
- Gunting menurut alurnya
- Oleskan lem dipinggiran kertas
- Lipat keempat ujungnya
- Layangan selesai
Sesudah itu apa yang terjadi? Anak sudah selesai mencatat dengan baik,tapi bila hanya sebatas mengajarkan anak berdasarkan teori seperti ini, hingga 10 tahun kemudian,yakinlah ,anak kita tidak akan pernah dapat membuat layangan sendiri.
Cara Efektif Ajarkan Anak
- Berikan pada anak sebilah bambu
- Contohkan padanya bagaimana cara meraut bambu’.
- Cara menimbang kedua bilah bambu yang sudah diraut
- Perlihatkan bagaimana cara mengikat dengan benang
- Cara menempelkan lem di bingkai
- Tunjukan cara menempelkan dikertas
- Cara mengunting pinggiran
- Merekatnya
- Dan layangan sudah
Tidak perlu diulang dua kali,anak sudah dapat mempraktekkannya sendiri, walaupun jelas tidak mungkin langsung sempurna.
Kesimpulan adalah,kalau mau mengajarkan atau mendidik anak anak kita dengan cara efektif dan efisien, serta tidak membosankannya,adalah dengan memberikan contoh nyata.
Cara Didik Anak Hargai Orang Lain
Harus dimulai dari diri kita terlebih dulu. Sikap main perintah, karena mengganggap anak kita,justru merupakan sebuah contoh yang keliru. Hal ini akan membekas di dalam hatinya dan percayalah,kelak ia akan mempraktekkannya terhadap orang lain, yang dianggapnya lebih rendah status dari dirinya.
Padahal memberi contoh kepada anak sangat mudah dan tidak perlu baca buku yang rumit rumit,tentang bagaimana mendidik anak. Hanya dibutuhkan satu kata saja ,yakni:” praktikkan”
“Adi, tolong ambilkan kaca mata papa di meja kamar ya “
Maka Adi dengan senang hati akan menolong .Mengambilkan kaca mata dan menyerahkan kepada kita. Terus ,begitu kita terima, ucapkanlah :” Terima kasih ya Adi, anak papa memanng pintar”
Kalimat yang amat sederhana, tapi inilah kunci atau password untuk mendidik anak sedini mungkin. Percayalah sikap lembut dari kita, sama sekali tidak akan mengurangi wibawa kita sebagai orang tua,malahan anak akan menaruh rasa hormat luar dalam terhadap kita. Hal ini amat berbeda ,bila orang tua,merasakan ,bahwa sebagai orang tua, tidak perlu harus minta minta tolong dan boleh langsung main perintah. Karena merasa sudah kerja susah payah dalam membesarkan anak anak.
Contoh Negatif
“Din,ambil kaca mata bapak dimeja,bawa kesini,cepat!”
Jangan lupa seorang anak,adalah juga seorang manusia seutuhnya. Kalimat yang bernada perintah, walaupun dipatuhinya,namun dalam hati kecilnya akan memberontak.Merasa sama sekali tidak dihargai..
Apalagi ketika Udin mengambilkan kaca mata dan menyerahkan :” Ayah, ini kaca matanya”
“Ya sudah, taruh disana”. Kembali dibentak. Sang Ayah mungkin tidak sadar atau tidak peduli, hal hal kecil yang berulang kali dilakukan,akan tertanam dalam jiwa anak . Dan yakinlah,semua yang diterimanya semasa kecilnya, kelak akan di praktekkan pada orang sekitarnya.
Seumur Hidup Tidak Pernah Ada Makian Dalam Keluarga Kami
Hal ini sudah kami praktekkan sejak awal pernikahan kami. Hingga kami memiliki 10 cucu cucu,tidak pernah sekali juga ada kata makian didalam ,maupun diluar rumah,yang keluar dari mulut anak mantu dan cucu cucu kami.
Bertengkar pasti ada,tapi tidak pernah ada kamus nama nama dikebun binatang ,apalagi kata kata yang menguraikan tentang alat reproduksi manusia. Mengapa bisa demikian? Karena mereka tidak pernah mendengarnya dari mulut kami,seumur hidup mereka.
- Dalam hal apapun, dua kata ini selalu menjadi bagian dari kalimat kami dirumah,yakni:” tolong dan terima kasih.
- Terima kasih kepada istri yang sudah menyediakan secangkir capucinno di pagi hari
- Terima kasih kepada anak yang sudah memberikan sebungkus coklat
- Terima kash kepada menantu yang sudah mempersiapkan sarapan
- Terima kash kepada cucu yang sudah menawarkan kue donat
Ketika Hendak Keluar Rumah
Walaupun tidak ada aturan orang tua minta ijin untuk keluar rumah kepada anak,alangkah baiknya,tetap memberitahukan kepada anak anak. Hanya butuh satu kalimat singkat :" Adi,papa mama mau jalan ya,,Jaga rumah ya ". Sebuah kalimat singkat, tapi kita sudah menanamkan dalam hatinya,bahwa ia dihargai .Hal ini akan menjadi pelajaran hidup yang terbaik dan kelak akan dipraktekkannya selama hidupnya.
Ketika Anak Berbuat Kesalahan
Yang namanya anak anak, mana pula ada yang tidak pernah berbuat kesalahan atau kenakalan.Justru hendaknya kita harus bersyukur,kalau anak kita nakal. Coba bayangkan ,andaikata anak duduk diam, seperti boneka, tidak bereaksi dan tidak mau melakukan apapun..Bagaimana perasaan kita sebagari orang tua?
Nah, bila anak berbuat kesalahan ataupun kenakalan, jangan gunakan kata kata kasar :" bodoh amat sih kamu. otak kamu kemana haa!? apalagi sampai tega mengatakan :'otak kerbau". Nah,kalau anaknya berotak kerbau, pasti orang tuanya juga kan?
Makanya jangan umbar kemarahan pada anak anak. Urusan kantor, kegagalan dalam bisnis ataupun pertengkaran dengan siapapun,jangan dilampiaskan pada anak anak kita.Karena mereka adalah anak anak kita,bukan tong sampah,dimana kita boleh membuang semua sampah batin dan pikiran kita.Kalau mau memetik buah rambutan dipekarangan,maka tanamlah pohon rambutan. Tapi bila yang ditebarkan adalah bibit lalang, maka kelak ,dilaman kita akan dipenuhi dengan lalang.
Gampang, kan?
Apa yang kita tabur, kelak akan kita tuai. Menaburkan rasa hormat ,maka rasa hormat ini akan tumbuh dalam diri anak cucu menantu kita Dan kelak kita jualah yang beruntung,karena mereka akan menghormati kita hingga dihari tua .
Tjiptadinata Effendi / 9 Juli 2016
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI