Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Berkunjung ke Taman Firdaus Angsa Hitam

4 Juli 2016   20:09 Diperbarui: 4 Juli 2016   22:38 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
^keterangan foto: hewan liar yang hidup bebas di habitatnya, ternyata mampu menampilkan rasa persahabatan dengan manusia, Mereka menyambut kami dengan senang hati, tanpa curiga ,apalagi takut* mungkin karena mereka tidak pernah disakiti oleh manusia disini,* foto: tjiptadinata effendi

Berkunjung ke  Taman Firdaus Angsa Hitam

Swan River ,merupakan sebuah sungai yang terkenal di Australia Barat, karena merupakan “Taman Firdaus“ dari angsa angsa yang berkembang biak disini sejak dulu. 

Namun belakangan, sejak dermaga baru dibangun dan diberikan nama: ”Elisabeth Quay”, tempat yang dulu sangat tenang dan asri,kini sudah berubah ujud menjadi objek wisata. Apalagi dengan dibangunnya jembatan fly over yang melintasi Swan River,bukan hanya pada hari hari libur, tapi setiap hari lokasi ini selalu dikunjungi oleh wisatawan. Baik warga setempat, maupun turis dari mancanegara.

Merasa terusik ketenangan hidupnya, maka secara alami, ribuan angsa angsa ini, pindah ke hulu sungai, di mana belum ada bangunan apapun. Bahkan restoran maupun café, agak jauh letaknya dari lokasi ini, Untuk mengunjungi lokasi ini, sangat mudah Bisa dengan mengunakan angkutan umum, bis dan kereta api, atau menggunakan kendaraan pribadi. Lokasi ini ,kalau dari kediaman putra kami di Iluka,butuh waktu lebih dari satu jam, baru sampai kesini.

Parkir kendaraan di rerumputan dan kami berjalan kaki sejauh lebih kurang 200 meter, mendekati pinggir sungai. Air sungai ini menyambung dengan Danau Monger, yang berada disebelah selatan.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Hewan  Liar Bisa Bersahabat Dengan Manusia

Bila ketemu angsa  di Indonesia, biasanya angsanya bersifat agresif dan bersiap siap untuk menyerang, siapapun yang mendekatinya. Mungkin saja pengalaman jelek disakit oleh manusia, menyebabkan instinknya sebagai hewan bereaksi, terhadap pendekatan manusia. Namun semua angsa yang ada disini sungguh sangat berbeda. Bukannya menjauh, tapi menengok kedatangan kita, berbaris baris mereka keluar dari air dan mendatangi kami.

Terasa sangat nyaman sekali dihati,menyaksikan hewan hewan liar lepas di habitatnya ternyata menyambut kehadiran kita, tanpa rasa curiga apalagi takut,dijadikan santapan siang. Saya mencoba mengulurkan jari tangan kemulut salah satu angsa yang besar dan ternyata sama sekali tidak dipatuk.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Malahan ,mungkin kalau saja saya mau nekat menggendongnya, yakin angsa ini akan sangat senang. Namun kuatir kena jepret camera dan dianggap menganggu hewan ini dan bisa kena denda 1000 dolar, maka niat ini saya batalkan.

Tak ubahnya bagaikan anjing atau kucing kesayangan kita, kemana saja melangkah ,mereka ikut ramai ramai. Menyaksikan semuanya ini, serasa semua beban  pikiran pupuslah sudah dan berganti dengan rasa damai. Hati kita serasa bening sebeningnya air yang mengalir perlahan.

Hidup damai, tanpa rasa curiga, apalagi takut. Dan hal ini diajarkan oleh angsa angsa liar ini. Padahal jelas mereka dan kami sangat berbeda.. Mereka adalah angsa angsa yang bebas dan hidup diair, bisa terbang dan mengerami telurnya, sedangkan kami adalah manusia yang hidup didarat dan tidak bisa terbang, apalagi mengerami telur. Tapi persahabatan itu berlangsung sangat alami.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Tidak ada yang menyuruh. Tidak ada yang menyusun peraturan dan undang undang dan tidak ada keharusan bagi mereka untuk berbaik baik dengan kami. Apalagi memasukki wilayah hidup mereka, Bisa saja dengan alasan mempertahankan kedaulatan wilayahnya, maka setiap manusia yang datang kesana dipatuk dengan paruhnya yang besar. Walaupun tidak mati,tapi setidaknya pasti akan biru legam bila dipatuk dengan paruh yang sebesar itu. Namun mereka menunjukkan rasa persahabatan kepada kami, yang berbeda dengan mereka..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun