Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kiat Bangkit dari Keterpurukan Hidup

4 Juli 2016   10:47 Diperbarui: 4 Juli 2016   10:54 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maunya kita: sekali berhasil mengubah hidup, maka janganlah pernah jatuh lagi. Tapi hidup tidak dapat dipatok berdasarkan maunya kita. Karena hidup penuh dengan misteri yang seringkali tidak terjangkau oleh nalar dan kemampuan berpikir kita. Ada begitu banyak hal yang sebelumnya sama sekali tidak termasuk dalam prediksi kita,tiba tiba saja bisa terjadi.

Bisa dalam bentuk :

  1. Musibah atau bencana alam
  2. Ditipu oleh sahabat baik
  3. Kesalahan prosedur

Apapun penyebabnya, hasilnya adalah ambruknya, usaha yang sudah kita bangun bertahun tahun. Seakan terimbas tsunami, seluruh harta kekayaan yang berhasil dikumpulkan dengan kerja keras siang malam ,dalam waktu sekejab terlibas habis. Bagaikan jatuh kedalam jurang yang amat dalam,hidup yang tadinya sudah mapan, tiba tiba mengalami keterpurukan.

Reaksi Diri Menghadapi Keterpurukan

Ada beragam reaksi yang dilakukan orang, bila terkena dampak dari sebuah kegagalan di bidang usaha.Bagi yang mentalnya tidak kuat ,menjadi :

  • Gila
  • Stroke
  • Meninggal
  • Melarikan diri

Kita tidak mau jadi gila, kena stroke ,melarikan diri, apalagi sampai mati,karena kehilangan harta benda. Kehidupan yang dimiliki, jauh lebih bernilai dari harta yang hilang. Dan yakinlah, selama masih ada nyawa dibadan, selalu ada jalan keluar,untuk bangkit lagi dari keterpurukan hidup. Yang paling penting adalah semangat untuk tetap hidup dan niat untuk bangkit dari keterpurukan.

Meratapi kegagalan,tidak akan mengubah apapun ,malahan akan memperburuk kondisi . Maka satu satunya jalan terbaik adalah mulai membangun kembali dari puing puing keruntuhan ini. Tidak mudah memang,tetapi inilah jalan agar bisa bangkit lagi .

Langkah yang dilakukan:
 Pertama : mendata ulang seluruh utang piutang
 Kedua : mendata seluruh inventaris yang bisa dijual.

Harus Berani Melangkah

Juallah semua inventaris,baik berupa benda tidak bergerak,seperti tanah, perkebunan dan rumah,maupun harta benda bergerak seperti kendaraan.

Hentikan secara total seluruh rencana berlibur keluar negeri.

 Jual mobil dan ganti dengan kendaraan yang lebih murah,

 Perkecil usaha bisnis,sesuai dengan keuangan yang tersisa.

 Bila ada utang yang belum mampu kita lunasi,datangi sumber yang meminjamkan uang dan jelaskan ,bahwa semua utang ,akan dibayar, tapi mohon diberikan waktu untuk berusaha.

Walaupun ada  niat dan keinginan untuk bangkit dari keterpurukan ini ,ternyata tidak mudah. Disamping perasaan galau dan sedih,yang jelas masih menjadi mendung yang senantiasa menutupi hati, masih harus menahan hati,karena pola hidup ,total berbed Kita harus tegar. Kalau selama ini ,istri  kepasar untuk berbelanja,selalu diantar dan ditemani oleh sopir,kini harus rela tengok istri ke pasar naik bemo atau angkot.

Menjalani hidup ,yang berubah total dari hidup berkelimpahan ,pesiar tiap tahun keluar negeri i ,mengundang teman teman setiap week end dan tiba tiba berubah ,tentunya tidak mudah dijalani. Belum lagi beban psikologis,karena pandangan sinis dari teman teman,namun inilah namanya hidup.Penuh suka dan duka,bisa berubah dari waktu ke waktu.

Jalani perubahan hidup dengan tegar dan tentu jangan lupa berdoa menurut iman kita masing masing .

Butuh Kesabaran

Menata kembali hidup dari puing reruntuhan.sungguh tidaklah mudah.Dibutuhkan tekad dan kesabaran.dan menyadsri.bahwa tidak seorangpun mampu memulihkan hidup kita.kecuali diri sendiri

Dirulis di kereta api menuju ke Perth.4 juli 2016

Tjiptadinata effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun