Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebangkitan Suku Aborigin Lewat Seni Budaya

28 Juni 2016   18:04 Diperbarui: 28 Juni 2016   18:08 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

keterangan foto: Gerai karya seni dari suku Aborigin di jantung kota Perth, yang kami kunjungi siang ini/foto tjipadinata effendi

Kebangkitan Suku Aborigin Lewat Seni Budaya

Hari ini, tanggal 28 Juni,2016 secara Khusus Tabloid The West Australian ,menempatkan ulasan tentang seni budaya dari Suku Aborigin , sebagai cover tabloid ini, satu halaman penuh. Dengan judul Storytellers Aboriginal Artworks Reveal Customs and Beliefs . Dan pada halaman dalam masih ada ulasan yang lengkap sebanyak dua halaman.

a7-57725601769373d906c744f7.jpg
a7-57725601769373d906c744f7.jpg
keterangan foto: Creative Native, salah satu upaya kebangkitan suku Aborigin,lewat karya seni/foto dokumentasi pribadi

Kebangkitan dari suku  Aborigin ini, lewat seni dan budaya,tentu tidak terlepas dari sebuah langkah besar yang telah diambil oleh pemerintah Australia. Yang melalui Perdana Menteri (pada waktu itu) Kevin Rudd, atas nama pemerintah ,telah menyampaikan permintaaan maaf secara terbuka kepada suku Aborigin.  atas kebijakan "the Stolen Generation" yang diakui sebagai sebuah kekeliruan masa lalu.

Permintaan maaf itu disampaikan Rudd dalam pidatonya selama hampir setengah jam di depan para anggota Parlemen Australia dan warga Aborigin yang memadati bangku balkon ruang parlemen di Canberra,pada tanggal 13 Pebruari, 2008

a5-5772567461afbdad05480a1a.jpg
a5-5772567461afbdad05480a1a.jpg
Foto: dokumentasi pribadi

Sepotong kutipan:

  • For the pain, suffering and hurt of these stolen generations, their descendants and for their families left behind, we say sorry.
  • To the mothers and the fathers, the brothers and the sisters, for the breaking up of families and communities, we say sorry.
  • And for the indignity and degradation thus inflicted on a proud people and a proud culture, we say sorry (smh.com.au. 13/02/2008)

"Untuk kepedihan , penderitaan dan luka para “stolen generation” , anak cucu dan keluarga yang mereka tinggalkan, kami minta maaf. Kepada para ibu dan ayah, abang dan kakak, serta keluarga dan masyarakat yang tercerai berai, kami mohon maaf. Dan terhadap penghinaan dan kemunduran yang terjadi pada orang-orang dan kebudayaan yang membanggakan, kami minta maaf,"  Hal ini diucapkan oleh Kevin Rudd pada waktu itu,sebagai permohonan maaf secara resmi dari pemerintah Australia

a2-577256cd507a611408c05437.jpg
a2-577256cd507a611408c05437.jpg
foto: dokumentasi pribadi

Kembali Ketopik

Dalam ulasan panjang lebar yang dipaparkan pada tabloid The West Australian, intinya  adalah berkisar tentang kebangkitan dari suku Aborigin . Melalui seni budaya, mereka menuangkan sejarah bangsa mereka, keperihan hidup yang mereka rasakan selama  terjadi the stolen generation, karena tidak ingin generasi muda ,sampai melupakan budaya nenek moyang mereka  Upaya ini disebutkan dengan istilah :’ dreamtimes stories” ,yang merupakan dasar tempat mereka mulai melangkah ,membenahi budaya nenek moyang mereka.

Seperti yang dituliskan di tabloid ini,”
 Dreamtimes are very important.because they contain valuable information about the lands and its creation and how to interact with plants and animals.They also teach people ,about right or wrong” 

Dreamtimes atau semacam legenda ini, dinilai sangat berarti.bagi suku aborigin. Karena berisi informasi berharga tentang tanah dan ciptaannya dan bagaimana berinteraksi dengan tumbuh tumbuhan dan hewan , Sekaligua mengajarkan masyarakat (aborigin) tentang mana yang benar dan mana yang salah”
 Suku Aborigin ,butuh waktu yang cukup panjang untuk menyesuaikan diri dan shock yang mereka alami, setelah 8 tahun Pemerintah Australia menyampaikan permohonan maaf secara resmi

Serta  mengembalikan hak hak  mereka dan melimpahkan berbagai kemudahan ,sebagai upaya :”tebus dosa” dari pemerintah,seperti pelayanan kesehatan,pendidikan secara gratis.Bukan hanya bagi mereka yang secara langsung merupakan garis keturunan dari suku Aborigin. Tapi juga yang ada hubungan pertalian darah ,karena perkawinan.

nas-577258ca0223bd100894bef2.jpg
nas-577258ca0223bd100894bef2.jpg
lukisan yang menampilkan gambaran ,betapa groginya wanita Aborigin ini ,ketika berada ditengah teman temannya yang berkulit putih (sumber : the West Australia)

Hingga saat ini, sudah ada sekitar 250 galery yang khusus menjual barang barang hasil dari karya seni suku Aborigin. Ditilik dari harganya bila dibandingkan  dengan hasil produk dari pabrik,jauh lebih mahal. Karena semua karya seni,mulai dari lukisan,boomerang,alat music tradional., dibuat dan dilukis secara manual dan hand made. Dalam mengerjakan produk ini, mereka sama sekali tidak menggunakan mesin dan untuk bahan cat, bukan cat yang banyak dijual ditoko, hasil produk dari pabrik. Karena cat dan zat perwarna yang mereka gunakan untuk melukis,terbuat dari bahan alami dan minyak hewan.

f3-577258297693739b06c744fc.jpg
f3-577258297693739b06c744fc.jpg
salah satu tokoh seni dari suku Aborigin ,yang bernama : Sandra Hill,yang merupakan salah satu saksi hidup the stolen generation/sumber: the West Australia

Salah Satu Art Galery ini Terdapat di Pusat Kota Perth

Untuk melengkapi keinginan tahu ,mengenai benda benda seni ,hasil karya suku Aborigin,seperti yang dituliskan di The West Australia ,terbitan hari ini, maka tadi siang kami kunjungi gerai Art Aboriginal di jantung kota Perth. Yang lokasinya berseberangan jalan dengan Kantor Pos Utama kota Perth.

Sempat menjepret dari berbagai sudut,gallery ini.yang menampilkan beragam benda seni.Mulai dari lukisan, hingga kebenda benda souvenir ,mainan kunci dan sebagainya,

Sepintas ada kemiripan dengan barang barang seni ,hasil karyaa dari penduduk tanah Papua.Walaupun dipisahkan oleh samudra yang luas.

Setidaknya dengan menengok dari dekat, ada gambaran yang melekat tentang sejarah dan budaya orang Aborigin, yang sedang berusaha mengejar ketinggalan sukunya. Dan salah satunya adalah dengan menampilkan karya karya seni mereka.

Western Australia, 28 Juni, 2016

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun