Hindari Kebohongan Sekecil Apapun
Hidup penuh dengan pilihan pilihan dan kita harus memilih,dengan segala konsekuensi dari pilihan yang kita tentukan. Inilah yang namanya hidup.Sejak dari terbangun ,kita sudah dihadapkan pada pilihan:” mau bangun atau terus berbaring malas malasan?”
Secara tanpa sadar, begitu kita membuka mata, maka pelajaran hidup sudah dimulai. Bisa saja, karena kemalasan, orang berpura pura sakit dan terus menikmati tidur panjang seharian.Namun satu kali orang membohongi diri,maka selanjutkan akan diikuti oleh pembohongan lainnya. Mengapa demikian?
Karena alasan sakit,maka istri akan menanyakan:”Sakit apa mas?” .Maka kebohongan kedua sudah harus disebutkan. Apapun jawabannya, yang pasti adalah kebohongan untuk menutupi kebohongan yang pertama. Hal ini akan berlanjut terus sepanjang hari. Bayangkan ,kemana perginya nilai luhur kita sebagai seorang kepala keluarga?
Kebohongan Besar Selalu Diawali dengan Kebohongan Kecil
Tidak ada orang yang tiba tiba berbohong sekaligus dalam hal yang besar .Pasti diawali dengan kebohongan kecil .Dan kemudian keterusan ,sehingga tidak lagi dapat membedakan ,mana yang benar dan mana yang bohong.
Lama kelamaan ,orang akan terjebak kedalam lubang yang digalinya sendiri,yakni mempercayai kebohongan yang diciptakannya sendiri, karena begitu seringnya berbohong.Orang lupa ,bahwa sesuatu yang busuk itu, betapapun pandainya membungkus,suatu waktu akan ketahuan juga.
Kebohongan Adalah Racun Dalam Kehidupan Berumah Tangga
Hancurnya keharmonisan rumah tangga, sebagian besar adalah karena adanya kebohongan antara suami dan istri. Dan suatu waktu ,betapapun rapinya membungkus sebuah kebohongan ,pasti akan terbuka juga.Maka sejak saat itu, hubungan antara suami dan istri sudah terbentuk jurang yang dalam. Sudah tidak ada lagi saling mempercayai.
Walaupun mungkin saja karena berbagai pertimbangan,baik pertimbangan ajaran agama ataupun karena malu dengan orang luar ,maupun alasan demi anak anak, suami istri masih tetap tinggal satu atap. Akan tetapi sesungguhnya, tak ubah bagaikan orang yang tinggal dirumah kost. Karena antara dua hati ,sudah terbentang tembok penghalang.
Lalu, adakah serpihan kebahagiaan yang masih dapat diperoleh dari kondisi ini? Tentu kita semua sudah cukup dewasa untuk memaknainya.
Cegahlah Sedini Mungkin
Cegahlah sedini mungkin,agar jangan terjebak oleh kebohongan, Kalau memang ada alasan, alangkah baiknya berterus terang, Misalnya :”Hari ini saya tidak kekantor,perasasan saya lagi tidak enak,Mau menenangkan diri dirumah” .Nah,bila sudah mengungkapkan alasan yang sesungguhnya,maka dalam hati akan ada kelegaan.Masalah omelan suami atau istri,itu adalah masalah kecil ,yang dapat diselesaikan
Tapi berbohong, bukanlah masalah kecil. Karena siapapun didunia ini,tidak suka dibohongi.Apalagi bila yang membohongi dirinya, adalah orang yang sangat dicintainya.
Suami Istri Harus Berbicara Terbuka
Suami istri harus berbicara secara terbuka. Mengenai selisih paham atau terjadi pertengkaran kecil ,tidak mengapa, selama alasan pertengkaran bukan Karena salah satunya berbohong.
Sudah teramat banyak contoh contoh hidup yang kita dengar dan dapat dibaca lewat berbagai media,bagaimana rumah tangga yang tadinya akur dan harmonis, tiba tiba pecah berantakan. Istilah :”tiba tiba “ini, hanyalah karena baru ketahuan ,bahwa salah satu dari pasangan ini berbohong .Yang mungkin saja sudah berbulan bulan atau bahkan bertahun tahun.
Hidup Cuma Satu Kali Saja
Hidup Cuma satu kali saja. Alangkah baiknya ,hal ini menjadi prioritas dalam hidup kita,yakni :” jangan pernah membohongi pasangan hidup kita.”
Resep inilah yang selalu melandasi hari hari kami,sejak menempuh hidup pernikahan , 2 Januari tahun 1965 .Dan dengan mengaplikasikan langkah sederhana ini ,kami sudah melewati 51 tahun hidup pernikahan. Jangan ada rahasia antara suami dan istri,maka setiap detik adalah saat saat yang membahagiakan.
Selama 51 tahun, istri saya tidak pernah sekali juga memeriksa dompet saja ataupun membaca sms di Hp ,kecuali saya yang minta .Begitu juga sebaliknya, sejak dari pertama menikah ,saya belum pernah membuka tas istri ,kecuali diminta. Saling menghormati dan saling mempercayai,maka kita dapat menciptakan sepotong surga di dunia ini.
Tjiptadinata Effendi/ 27 Juni, 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H