Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Dulu Koleksi Para Raja, Kini Siapapun Bisa

26 Juni 2016   15:32 Diperbarui: 26 Juni 2016   15:40 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keterangan foto: tumpukan koleksi koin dari belasan negara ,yang belum dirapikan. Setumpuk coin yang tampaknya sepele ini, lebih berharga dari laptop/foto: koleksi pribadi tjiptadinata effendi

Di jaman dulu, hobbi  mengoleksi koin, disebutkan sebagai The Hobby of Kongs, tapi kini siapapun bisa.Sebenarnya apa sih ,keuntungannya mengoleksi koin?

Seorang Kolektor Koin, tentu mengumpulkan Koin Koin dari emas ataupun Koin kuno,yang harganya bisa selangit. Bila beruntung, seorang Kolektor bisa menjadi kaya mendadak, dari hasil pengumpulan koin koin kuno .

Seperti salah satu contoh,yang sempat menghebohkan kalangan kolektor koin di dunia ,adalah sebuah koin :”Double Eagle “ yang nilai riilnya ,hanya 20 dollar Amerika, terjual dengan harga yang sangat fantastis,yakni senilai 7,59  Juta US.Dollar,pada tahun 2002. Koin tersebut adalah hasil dari produksi tahun 1933

Tapi karena saya sendiri mengoleks koin hanya sebatas hobbi, mata  tulisan inipun saya tuliskan sebatas apa manfaatnya mendidik anak anak kita untuk mulai mengoleksi koin. Pasti bukan untuk berharap apalagi bermimpi,suatu hari koin yang dikoleksi akan terjual jutaaan rupiah. Walaupun sesungguhnya, kemungkinan tersebut,bukanlah sesuatu yang mustahil.

Karena bagi seorang Kolektor yang sungguh sungguh menekuni hobbinya, bila ada koleksi yang kurang,maka ia tidak akan keberatan membeli dengan harga berapapun, asal saja dapat melengkapi koleksinya.

Kembali ke Topik

Kalau tempo doeloe,hanya raja raja dan kaum bangsawan yang dapat menjadi Kolector Koin,kini siapapun bisa melakukannya. Walaupun jelas mutu atau nilai koin yang dikoleksinya sangat berbeda dalam nilai nominalnya.

Setiap koin merupakan kepingan mata uang yang sangat menarik. Namun kebanyakan orang,hanya  memandangnya sebatas nilai yang terkandung dalam koin tersebut.Dan sama sekali tidak memperhatikan ,apa yang ada pada koin tersebut. Coba saja tanya pada diri kita sendiri, jangan jangan kita tidak tahu,gambar apa yang ada pada koin 100 -500 atau 1000 rupiah  yang dicetak oleh Bank Indonesia.Walaupun sudah bertahun tahun kita tengok dan dimanfaatkan ,tapi hampir tidak pernah terpikirkan untuk  memperhatikan gambar yang terdapat pada kedua sisi mata uang tersebut.

Mendidik Anak Memanfaatkan Waktu Dengan  Hal Bermanfaat

Daripada anak seharian bermain game atau ribut bertengkar,alangkah baiknya anak anak kita ,sejak dini diperkenalkan untuk mengoleksi koin. Bisa diawali dengan koin rupiah, yang nilainya tidak seberapa. Kemudian secara bertahap,melengkapi koleksi dengan koin dari negara tetangga, seperti Malaysia,Singapore, Thailand dan seterusnya.

Sebagai orang tua, cukup membelikan anak sebuah album coin dan  coin coin dari Indonesia. Cukup memberikan tuntunan sederhana, Karena kalau begitu mulai ,sudah dijejali dengan segala aturan yang rumit rumit, akan menyebabkan antusiasnya mengoleksi koin,menjadi menurun dan buyar. Tidak masalah pada awalnya  disusun secara acak,karena tidak akan mengurangi nilai dari koin tersebut, Secara alami,anak akan belajar menata hobbinya sendiri,tanpa dipaksa harus begini dan begitu,

Semakin anak tertarik,maka dengan sendirinya akan menata koleksinya semakin hari semakin rapi. Hal ini sekaligus menuntun anak anak untuk memanfaatkan waktu luangnya dengan melakukan hal hal yang bernilai tambah dan salah satunya adalah menyusun kolekso koinnya,Daripada anak sepanjang hari ,sepulang dari sekolah duduk bermain game atau duduk didepan laptop, yang riskan dengan hal hal negatif,bila tidak diawasi.

Cara Mengoleksi

Bagi yang sering berpergian, tentu sangat mudah mendapatkan koin ini,karena setiap kali berkunjung kesebuah negeri, pasti kita akan mendapatkan uang recehan sebagai kembalian uang belanja.

Namun bagi yang orang tuanya belum sempat keluar negeri,anak anaknya tetap dapat mengoleksi dengan jalan barteran koin. Jadi uang koin Indonesia, ditukar dengan koin dari negara lain. Dan hal ini cukup menarik bagi anak anak kita. Karena melalui koleksi  koin, anak anak belajar: tentang berbagai negara di dunia.Antara lain:

  • Tentang mata uang yang digunakan
  • Gambar apa saja yang tertera pada koin
  • Menjalin hubungan korespondesi
  • Fasilitas dapat menggunakan facebook
  • Mendidik anak menata miliknya sendiri

Dapat Menjadi Investasi Bagi Anak

Walaupun tidak memotivasi anak secara salah,dengan mengatakan bahwa suatu waktu hasil koleksinya bisa menjadikan dirinya kaya, tetapi satu hal yang pasti,koleksi mata uang,hampir mirip dengan koleksi perangko bekas, Yakni seluruh koleski ,suatu waktu akan memiliki nilai jual tersendiri atau bisa juga diwariskan kepada anak anak cucu.

Disamping mengoleksi pisau antic sejak 50 tahun lalu, saya juga mengoleksi koin, yang saya serahkan kepada cucu yang mau melanjutkan mengoleksinya. Dulu pernah mengoleksi uang kertas,namun kemudian karena banjir,semuanya rusak,Sejak saat itu ,saya tidak lagi mengoleksi uang kertas. Mengasyikan ,bila ada waktu senggang membolak balik ,hasil koleksi yang sudah terkumpul selama belasan tahun.

Nah, kalau dulu hanya para raja yang mengoleksi koin,kini anak anak kita juga dapat melakukannya, Mengapa kita tidak mau memperkenalkan mereka dengan hobbi mengoleksi koin? Biaya yang dikeluarkan untuk mengawali hobbi ini,tidak lebih dari 25 ribu rupiah.untuk membelikan anak sebuah album khusus untuk koleksi koin,

Iluka, 26 Juni,2016

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun